"Kenali dulu baru rasakan. Sebab cinta memang mudah untuk dipercaya tapi hati-hati karna begitupun juga sebaliknya cinta mudah untuk membohongi."
*****
Sempat tercengang bagai orang bodoh, Alka tersadar dan buru-baru langsung menutup pintu apartnya. Itu refleks, karna menurut Alka dia butuh waktu untuk berpikir, bernapas, dan mengingat. Apakah ia perlu untuk membuka pintu ini? Atau tidak? Alka sedang tidak ingin bertemu dengannya. Tapi..
Deru napasnya kembali normal, matanya menukik tajam, rasa ingin marah tiba-tiba menyeruak tanpa batas.
Lalu ia kembali membuka pintu, menatap orang didepannya kesal.
"Ngapain lo kesini?"
Tangan Alka terkepal di sisi tubuhnya, sekuat tenaga menahan emosi agar perempuan yang berciri khas tahi lalat kecil di dagunya ini masih selamat di tangannya.
Dia kira, yang hari itu sudah cukup jelas, bahwa semuanya telah selesai, namun kenapa orang ini masih datang ke tempatnya.
"Al, gue kesini pengen--"
"Minta maaf?"
Cewek itu mengangguk kecil, sudah diduga. Seharusnya Alka tidak perlu lagi untuk bertanya.
Perempuan itu memandang Alka penuh harapan. Mata bulatnya membuat Alka terpana. Salah satu kelemahan Alka akan perempuan ini.
Tapi tidak, itu masa lalu, saat ini ia hanya perlu fokus kepada Sani saja.
Berpikir kembali sembari mengurut kening, peningnya bertambah. Oh ya tuhan, dia belum sembuh total dari demamnya tapi kenapa sang maha pencipta seakan ingin mengujinya lagi, sudah cukup kemarin. Rasanya kepala Alka sebentar lagi akan pecah.
"Selain itu, gue kangen sama Lo," dengan berani perempuan itu kembali bersuara.
"Lo sadar yang Lo bilang sekarang? Gue udah punya cewek dan gue harap Lo tau itu."
"Gue enggak peduli Al, mau Lo punya cewek atau enggak yang penting rasa gue sama Lo masih ada dan enggak akan pernah pudar. Please.. kasih gue kesempatan satu kali lagi buat memperbaiki kesalahan gue yang dulu. Gue tau kok, Lo pasti masih ada rasa Sama gue."
Pede sekali.
"Walaupun enggak ada rasa itu, gue bisa bikin Lo jatuh cinta ke gue lagi. Atau berkali-kali."
Dia tidak tau saja sebucin apa Alka terhadap Rifshania saat ini. Saking bucinnya, Alka rela memberikan apapun untuk perempuan cuek itu.
Alka hanya tersenyum, seperti terpaksa karna memang sedang tidak mood.
"Udah ya, gue lagi pusing dan kalau Lo sadar wajah gue pucet banget sekarang, mending Lo pulang, entar nyokap bokap Lo nyariin."
Raut wajah cewek manis itu menjadi sangat sedih dan seperti akan menangis, mencoba menahan lengan Alka untuk tidak pergi masuk meninggalkannya.
"Al, please... "
Alka kembali menahan. Perlahan mencoba Melepaskan pegangan cewek itu di tangannya.
"Selain itu gue pengen cerita Al. Tolong dengerin gue dulu. Jangan pergi." Setelah terlepas, dia menarik ujung baju yang Alka kenakan.
"Lepasin Rin!"
Tidak kehabisan akal, ketika Alka sebentar lagi akan memutar kenop pintu, dia lebih memilih langsung memeluk Alka dari belakang.
"Hiks.. gue diusir dari rumah sama Mama Al, gue enggak tau lagi harus kemana, hiks.. gue bingung harus tinggal dimana dan ngapain, please tolong gue. Gue tau Lo orang baik dan enggak akan tega kalau gue jadi gelandangan di luar sana." Dia sesegukan, memeluk Alka semakin erat takut jika Alka melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlkaSa
Teen Fiction[On Going] ________________ Dikejar-kejar oleh seseorang ternyata tidak semenyenangkan itu. Sani terlalu lelah untuk menolak dan berkata kalau dia itu tidak suka dengannya, percuma, Alka tidak akan dengar. Maka dia memilih jalan tengah, yaitu dengan...