Part 20

4.5K 166 1
                                    

Restoran yang pernah ia kunjungi bersama Theodore dan di tempat ini pula ia menerima Theodore sebagai kekasihnya. Semua kenangannya bersama Theodore teringat lagi oleh Kiera dan membuat hatinya terasa seperti diremas. Leono menggenggam tangan Kiera menuju meja di sisi ruangan yang bersebelah dengan jendela kaca besar. Di tempat duduk yang sama pula.

Hatinya semakin terenyuh ketika mendapati setetes air hujan mengalir di depan matanya ketika ia melihat ke luar jendela. Hujan. “Kenapa suasananya begitu sama?” ucapnya lirih ketika jemarinya menyentuh kaca jendela yang begitu dingin.

“Kenapa?” Leono memalingkan pandangannya dari buku menu.

“Nothing,”

“Tadi kamu mengucapkan sesuatu,”

“Tidak, bukan suatu hal yang penting... Kamu mau pesan apa?” tanya Kiera untuk mengalihkan pembicaraan.

Leono memperhatikan Kiera yang masih menatap buku menu, karena Leono berpikir Kiera masih memilih-milih menu, ia mengatakan pesanannya lebih dulu. “Untuk makanan pembukanya saya pesan croque monsieur, untuk makanan inti saya mau ravioli veal mushrooms, dan dessertnya mousse au chocolat,” Leono melirik ke arah Kiera setelah selesai menyebutkan pesanannya.

“Saya mau soupe a l'oignon gratinee untuk makanan pembukanya, boeuf bourguignon untuk makanan inti, dan tarte tartin untuk dessertnya,”

“Minumnya?” tanya pelayan itu.

“Caramel macchiato,” jawab Leono.

“Peppermint hot chocolate,”

“Peppermint hot chocolate? Seperti apa rasanya manis jika ditambahkan dengan rasa pedas?” tanya Leono setelah pelayan itu pergi.

“Peppermint memang identik dengan rasa pedas, tapi bukan seperti cabai, jangan kau pikir rasanya akan aneh, justru ini adalah minuman paling enak yang pernah aku minum,”

“Okay... Merci,” ucap Leono setelah pelayan itu mengantarkan minuman mereka.

Kiera tampak mengamati minuman Leono, “Apa bedanya latte macchiato dengan caramel macchiato?”

“Secara keseluruhan, komponen yang membedakannya hanya karamel yang ada di atasnya ini,” Leono menggeser gelas minumannya ke arah Kiera. “Kalau latte macchiato, atasnya hanya krim dan polos, sedangkan caramel macchiato, di atasnya ditambahkan saus karamel,” Kiera hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Leono.

“Apa kamu sering makan di restoran ini?”

Leono memejamkan matanya sejenak dan menarik napas, “Tidak, ini kedua kalinya aku makan di restoran ini,”

“Me too. Kapan kamu pertama kali makan di restoran ini?” Kiera tampak tertarik dengan jawaban Leono, mungkin karena kesamaan yang mereka miliki.

“Ketika aku melamarnya,” ucapnya lirih.

Kiera menutup mulutnya dengan sebelah tangan. “I'm sorry,” Kiera menggenggam tangan Leono. “Pertama kali aku datang ke restoran ini, bersama dengan Theodore, dan setelah itu aku menerimanya sebagai kekasihku,” Kiera menundukkan kepalanya ketika memberitahukan tentang kenangannya kepada Leono.

“Sepertinya kita memiliki kisah dan permasalahan yang sama,” ucap Leono sebagai perhiburan.

Tepat setelah itu pelayan datang untuk mengantarkan makanan pembuka mereka dan langsung kembali ke meja lain untuk dibersihkan.

“Apa itu?” Kiera tampak tertarik untuk mengetahui makanan yang dipesan oleh Leono.

“Hanya sandwich dengan keju dan daging ham, kau mau coba?” Leono memotong sandwichnya dan menusuknya dengan garpu, lalu menyodorkan garpunya pada Kiera. Tanpa mengeluarkan suara, Kiera menerima potongan sandwich itu.

I Give You My DestinyWhere stories live. Discover now