"Sembarangan ae kalo ngomong."
Suho menguping di depan ruangan kerja Jisoo tadi. Dia semakin merasa pusing dengan kedua orang itu.
Adik iparnya sendiri dan juga temannya yang mencintainya itu.
Sejak hampir lebih dari 15 tahun mereka menyekapnya disini. Dan tidak ada yang tahu tentang itu.
Ada, tapi Suho tidak tahu siapa.
Suho tadi diam-diam keluar dari kamarnya. Suho merasa ada seseorang yang dekat dengannya ada di sekitarnya.
Namun setelah di cek, tidak ada seorang pun. Malah dia mendengar rencana jahat dari ruangan Jisoo.
Suho pun kembali masuk ke kemarnya. Ke kamar yang di katakan Jisoo gudang pada Arin.
"Gue tau itu bukan gudang",gumam Arin.
Arin tadi sedang ada di dalam kamarnya. Tapi karena mendengar suara pintu kamar terbuka sangat pelan, Arin curiga.
'Jangan-jangan ada pencuri lagi!?'
Arin pun mengintip dari sela-sela pintu kamarnya. Ternyata ada laki-laki yang keluar dari kamar yang di bilang gudang itu.
Tubuh Suho pun sudah tak terlihat lagi. Dia sudah menutup rapat pintu 'gudangnya' itu.
"Gue kok gak asing ya sama dia?"
Arin pun keluar dari kamarnya. Lalu dia berjalan menuju kamar yang sudah tampak sangat suram itu.
Hampir saja dia membuka pintu kamar itu. Tapi ada tangan yang menepuk bahunya duluan.
"Ngapain lo?"
Arin tersentak kaget. Lalu membalikkan tubuhnya. "Kaget anjing! Gue liat orang tadi, cowo keluar dari kamar ini, terus masuk lagi",jelas Arin.
"Cowo?"
Arin menganggukkan kepalanya. "Tukang servis mungkin, udah biarin aja. Jangan masuk ke kamar itu",lagi- lagi Arin hanya mengangguk.
"Sini gue mau nanya",ucap Jinyoung lalu berjalan mendahului Arin. Arin pun mengekor di belakang Jinyoung.
"Nanya apa bang?"
Jinyoung memberhentikan langkahnya. Lalu menatap lurus pada manik mata indah Arin.
"Gimana ceritanya lo bisa di usir kak Irene? Lo ngelakuin kesalahan sebesar apa emangnya?"
Sebesar apa, Jinyoung berkata seperti itu karena dia pernah melakukan kesalahan besar pada kakaknya itu.
Hingga kakaknya mengirimnya ke asrama. Irene menyuruh Jinyoung kuliah dan juga tinggal di asrama.
"Gue gak ngapa-ngapain kok! Mama aja yang kelewatan alay. Gue cuman pacaran sama salah satu dosen gue, mama tahu terus gue di usir."
"Goblok banget",tangan Jinyoung terangkat lalu menjitak kepala keponakannya itu.
Arin dengan wajah kesalnya mendengus kesal.
"Dan, lo sekarang benci sama kak Irene?",tanya Jinyoung hati-hati.
Arin melirik Jinyoung sekilas lalu menghela nafasnya kasar. "Jelas, gak perlu di tanya lagi."
Jinyoung tersenyum miring. Rasa benci Arin pada mamanya itu membuat tugasnya menjadi lebih ringan.
"Hmm, gue juga benci sama kak Irene, lo pasti tahu kan?",ucap Jinyoung.
Arin melipat kedua tangannya di depan dada. "Jelas gue tahu, gue bisa ngerasain gimana kalo ada di posisi lo, bang."
Jinyoung menghembuskan nafasnya pelan. "Gitu lah."
Mereka pun sama-sama diam. Arin merasa jengah, dia pun hendak pergi ke dapur.
"Lo pengen gak gue bantuin bales dendam?",tapi ucapan Jinyoung membuat langkahnya berhenti.
Arin membalikkan tubuhnya. "Gimana?"
"Lo punya adek kan? Bilang ke adek lo, kalo mamanya itu jahat, pokoknya ngejelek-jelekkin kak Irene lah."
Arin tertawa kecil lalu menatap tajam Jinyoung. "Lo pikir gampang? Mereka itu udah terlanjur sayang banget sama mama."
Jinyoung mengerutkan keningnya. "Mereka? Maksud lo? Lo punya adek lebih dari satu?",tanya Jinyoung kebingungan.
Arin mendecih. "Keponakan sendiri kaga tau, om macam apaan lo heh?"
Jinyoung mendekat pada Arin. "Demi apa, gue udah gak pernah ketemu kak Irene lagi! Mana gue tau!"
Arin mendorong tubuh Jinyoung agar menjauh darinya. "Apasi, ga usah ngegas kali! Punya masalah idup apa sih lo!",Jinyoung hanya bisa mendengus kesal.
Entah kenapa Jisoo dan Arin mengatakan hal yang sama dan itu membuatnya kesal.
"Btw, gimana lo bisa di sini? Lo kan seharusnya di luar kota cari ilmu. Ngapain di sini hayo?"
Pertanyaan Arin itu membuat Jinyoung terdiam. Jujur saja, Jinyoung kabur dari asramanya.
Lebih tepatnya, keluar dari asrama itu. Tentu saja, di bantu oleh Jisoo. Kalau saja Irene bertanya di mana ijazah kelulusan Jinyoung, Jinyoung bisa minta Jisoo membuat surat palsu.
Jisoo bisa melakukan itu.
"Heh! Jawab! Malah diem",Arin melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajah Jinyoung.
Jinyoung pun tersadar. "Gue lagi libur, udah gak usah banyak tanya lagi",Arin hanya ber oh ria.
"Adek gue ada dua bang, lo gak tau?",Jinyoung menggeleng.
"Satu Dongpyo, satunya Hyunjae",jelas Arin. "Gue tau sih kalo Dongpyo",gumam Jinyoung.
"Pokoknya, gue usahain deh buat ngomong ke mereka. Udah ya gue laper",Arin pun melenggang pergi ke dapur.
Jinyoung mengangguk-angguk. "Hyunjae.. gue bakal cari tau tentang dia!"
| S U R E N E , S I N G L E M O M |
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓢𝓲𝓷𝓰𝓵𝓮 𝓜𝓸𝓶 - Surene✓
Fanfiction[ END / SELESAI ] Irene sendiri dengan ketiga anaknya. Suaminya yang tidak kembali selama bertahun-tahun adalah penyebabnya. Dan nyatanya ada orang ketiga dan keempat yang berusaha mencelakakannya. ®Atalina, istri NCT ot21