15 | Anjay Mabar / 2

777 68 0
                                    

Irene bergerak gelisah karena mendengar ponselnya yang terus berbunyi. Terpaksa dia bangun dari tidurnya. Namun dia seraya di halangi oleh tangan yang melingkar di perutnya.

Irene menunduk untuk melihat wajah sang pelaku. Wajah tenang Suho membuat senyuman Irene mengambang.

Irene perlahan melepaskan tangan Suho dari perutnya. Lalu turun dari kasurnya tanpa membuat suara.

"Mau kemana?"

Irene yang baru saja ingin masuk ke kamar mandi terpaksa berhenti di ambang pintu. Dia melirik ke belakang. Suho masih memejamkan matanya, apakah dia sedang mengigau?

"Kenapa bawa hp segala?"

Irene terasa di pojokkan sekarang. lrene hanya terkekeh kecil. "Mau jawab telpon, ada yang nelpon tadi",jawabnya.

Suho sedikit membuka matanya. Lalu memejamkan matanya lagi.

Irene pun segera masuk ke kamar mandi. Dia segera mengecek siapa yang menelponnya pagi-pagi begini.

Terlihat nomor itu tidak di kenal, atau bahkan tidak ada di kontak Irene.

"Siapa ini?",gumam Irene.

Irene hendak menelpon orang itu lagi, namun ternyata orang itu duluan yang menelpon lrene. lrene segera mendekatkan ponselnya ke telinganya.

"Halo?"

"Halo? Dengan Irene?"

Irene mengernyit. Dia seperti mengenal suara ini. Suara perempuan, yang tak asing seperti pernah mendengarnya.

"Ini.."

"Jennie,"

Irene menutup mulutnya tak percaya. Dia sudah lama sekali tidak melihat perempuan berambut coklat terang itu.

"Lo kemana aja?"

"Anggep aja gue hilang,"

"Lah?"

"Dan dateng buat nolongin keluarga lo,"

Irene memijat pelipisnya yang terasa sakit. Dia berusaha mencerna perkataan Jennie, teman Jisoo itu.

"Maksudnya? Keluarga gue udah baik-"

"Belum, Jisoo masih ngincer suami lo,"

"Hah? Jisoo ngincer suami gue!?",suara Irene meninggi.

"Hmm, yang bikin suami lo hilang ya itu, Jisoo sama adek lo sendiri, Jinyoung,"

Mata Irene terbelalak meskipun Jennie tidak melihatnya. Dia tidak menyangka adiknya bisa berbuat— bukannya adiknya sedang mencari ilmu?

"Adek gue kuliah, dia gak mungkin aneh-aneh gitu bareng Jisoo!"

Samar-samar terdengar Jennie mendecih di seberang sana.

"Terserah mau percaya atau nggak, Irene. Gue bakal dateng buat nyelamatin kalian nanti, kalian tenang aja. Karena gue juga punya dendam sama Jisoo,"

"Maksudnya? Jen-"

Telponnya di putus sepihak oleh Jennie. Irene mengusak rambutnya dengan kasar. Ini terjadi terlalu cepat, Irene harus mencerna segalanya dengan perlahan.

Irene pun berusaha tenang. Dia pun keluar dari kamar mandi. Namun Suho tidak ada di atas kasur lagi.

"Kemana dia?",gumam Irene.

lrene pun mengganti piyamanya dengan baju rumahan biasa dan segera turun kebawah.

"Nah.. habis itu.."

𝓢𝓲𝓷𝓰𝓵𝓮 𝓜𝓸𝓶 - Surene✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang