12 | Anjay Mabar

624 71 0
                                    

"Ahh, capek gue beneran",ujar Jinyoung seraya meregangkan tubuhnya.

Jisoo merotasikan bola matanya. Dia jengah dengan ucapan yang di ucapkan Jinyoung sedari tadi.

Jisoo pun lebih memilih berkeliling ke rumah besar nan mewahnya itu. Sudah hampir seminggu lebih dia dan Jinyoung tidak ada di rumah.

Dan selama itu Jisoo di hantui kekhawatiran di setiap harinya.

Jisoo pun tersenyum lega mendapati rumahnya yang aman-aman saja. Tidak ada barang yang rusak ataupun hilang.

Jisoo pun melangkahkan kakinya menuju kamar Suho. Dia harap kekhawatirannya itu tidak terjadi.

Suho hilang, dia tidak ada di kamarnya.

Jisoo nyaris pingsan jika Jinyoung tidak menahan tubuhnya. "Kenapa, te?",tanya Jinyoung heran.

Jisoo menunjuk-nunjuk kamar Suho yang sangat rapi dan tidak ada penghuninya itu. "Suho, S-suho ga ada.."

Jinyoung ikut kaget melihat kamar Suho yang kosong. Sepertinya ancamannya saat itu tidak mempan pada Suho.

"Dia pasti kabur sama Arin!",seru Jinyoung. Jisoo pun segera berlari menuju kamar Arin. Setelah mengeceknya, benar saja Arin juga tidak ada di kamarnya.

"SIAL!"

| S U R E N E , S I N G L E  M O M |

3 hari sebelumnya ..

"Ayo pa, masuk",ajak Arin sembari membukakan pintu rumahnya untuk Suho.

Saat ini Arin tidak begitu peduli dengan reaksi Irene saat melihatnya ada di rumah.

Arin yakin Irene akan luluh lalu memaafkannya setelah melihat Suho.

Saat Jinyoung mengajak Arin berkerja sama kala itu, Arin sudah bisa merasakan bahwa Jinyoung mempunyai niat jahat pada keluarganya.

Saat itu dia berpikir sangat keras. Seperti, bagaimana bisa Jinyoung mengajak Arin berbuat seperti itu? Jinyoung, omnya sendiri?

Dan bagaimana bisa papanya bisa ada di sana? Di kamar yang di sebut gudang itu?

Arin tidak bodoh, jelas-jelas yang di lihatnya saat itu adalah papanya. Dia menjadi sangat gencar saat itu juga.

Dia selalu mengawasi kamar itu, namun kamar itu benar-benar tertutup.

Arin menyimpulkan, papanya di culik. Arin pun yakin pada kesimpulannya itu.

Suho memandang luas rumahnya dengan tatapan berbinar. Benar-benar tidak ada perubahan sejak kepergiannya 15 tahun silam.

"Gak ada yang berubah kan, pa? Mama bilang gak mau ngerubah apapun, biar tetep inget sama papa",jelas Arin. Suho tersenyum hangat mendengarnya.

Dongpyo yang samar-samar mendengar suara kakak perempuannya itu, segera turun dari kamarnya.

Betapa senang dan terkejutnya dia melihat Arin kembali ke rumah.

"Teh Arin!!",seru Dongpyo. Dia berlari bak bocah lalu memeluk Arin erat.

Arin terkekeh geli. "Heh, jangan kenceng-kenceng, teteh gak bisa nafas!"

Dongpyo tertawa. Lalu melepaskan pelukannya pada Arin. Dongpyo tersenyum sangat lebar melihat Arin ada di hadapannya.

Namun pandangannya teralihkan pada lelaki yang berdiri di samping Arin, Suho.

Dongpyo seperti mengenal orang ini. Rasanya di antara mereka terdapat ikatan.

"Papa?"

Suho tersenyum lalu mengangguk. "Iya ini papa, nak",ujarnya.

Dongpyo semakin tersenyum lebar. Kini giliran Suho yang di peluk erat oleh Dongpyo. Namun bagi Suho itu tidak masalah, dia senang Dongpyo masih mengingatnya.

"Uhh, Dongpyo udah besar.. tapi kok masih kayak bocah gini?",tanya Suho. Dongpyo segera menjauhkan dirinya dari Suho seraya memberikan tatapan tajamnya.

"Jahat",ucap Dongpyo kesal. Arin dan Suho sama-sama tertawa.

"Hyunjae mana?",tanya Arin kemudian. Dia menyadari tidak ada kehadiran adik laki-lakinya itu.

"Hyunjae siapa?",tanya Suho.

Walaupun memang benar Suho tidak tahu jika dia mempunyai anak ketiga, namun terdengar aneh jika Suho tidak mengetahui anaknya sendiri.

"Hyunjae anak papa",jawab Dongpyo. Arin mengangguk-angguk membenarkan.

Mata Suho kembali berbinar. Dia sangat senang mengetahui bahwa dia mempunyai anak lagi.

"Beneran? Mana anaknya papa mau lihat!",seru Suho. Suho tampak seperti anak kecil sekarang.

"Papa sendiri yang bilang aku kayak bocah, padahal papa sendiri",ujar Dongpyo. Arin terkekeh geli mendengarnya.

"Yaudah ayo, Hyunjae ada di kamar aku tadi, dia sakit",ucap Dongpyo sambil mulai berjalan menuju tangga. Lalu menaiki anak tangga itu satu persatu.

Arin dan Suho pun mengekor di belakang Dongpyo sambil menyeret koper masing-masing.

"Hyunjae sakit apa?",tanya Suho sembari sampai di depan kamar Dongpyo.

"Panas",jawab Dongpyo.

Dongpyo pun mempersilahkan Arin dan Suho masuk ke kamarnya. Terlihat terdapat Hyunjae yang sedang tidur di atas kasur Dongpyo.

Arin, Suho, dan Dongpyo pun menghampiri Hyunjae. Suho tersenyum lebar saat melihat wajah tenang Hyunjae yang sedang tertidur pulas itu.

"Mirip Irene",gumam Suho. "Engga sih, sempurnanya mirip gue."

"Tadi pagi waktu mau sekolah dia bilang ke aku, katanya panas, yaudah minta izin",jelas Dongpyo.

"Terus ngapain kamu di sini? Kan Hyunjae yang sakit?",tanya Arin heran.

Dongpyo menampakkan wajah tanpa dosanya. "Ikutan teh, ikutan bolos."

"Terserah."

Suho hanya tertawa gemas melihat tingkah kedua anaknya itu. Dia pun duduk di pinggir kasur. Tangannya terangkat untuk mengelus kepala Hyunjae.

"Kenapa papa baru bisa pulang sekarang ya?"

|S U R E N E , S I N G L E  M O M |



𝓢𝓲𝓷𝓰𝓵𝓮 𝓜𝓸𝓶 - Surene✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang