13 | Nostalgia / Mengenang

666 65 0
                                    

15 tahun yang lalu ..

21 April 2003,

Jinyoung mengusak rambutnya dengan kasar. Hasil nilai ujian pengayaannya mendadak sangat mengecewakan.

Padahal Irene sering menyuruhnya belajar agar mendapatkan hasil yang memuaskan, agar Jinyoung juga dapat masuk ke kampus pilihannya.

Sepertinya bukan pilihannya, namun pilihan Irene.

Namun yang di dapatinya adalah nilai jeleknya, bahkan di bawah rata-rata. Entah apa yang akan di katakan Irene saat melihat ini.

Jinyoung hendak menyembunyikan hasil ujiannya itu di laci mejanya. Namun tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan keras. Menampilkan Irene di depan kamar Jinyoung.

"Mana hasil ujianmu, Jinyoung?",tanya Irene dingin sambil berjalan menghampiri Jinyoung.

Terpaksa Jinyoung mengurungkan niatnya. Jika tidak di berikan, Irene akan mengambilnya sendiri. Itu sama saja.

Jinyoung pun memberikan kertas hasil ujiannya itu. Terlihat dari ekspresi Irene, Irene sangat kecewa dengan nilai Jinyoung.

Irene membuang kertas hasil ujian Jinyoung ke sembarang arah. Dia memberikan tatapan tajamnya pada adik laki-lakinya itu.

"Apaan itu? Hah? Kalo kamu masih bisa sempat-sempatnya puas sama nilai kamu ini, kamu udah gila!",ucap Irene sambil mendorong-dorong bahu Jinyoung.

"Jangan diem aja! Ngomong!"

Jinyoung pun berdiri dari kursi belajarnya. Tatapan matanya tak kalah tajam dari Irene.

"Kakak pikir aku puas? Nggak!",bentak Jinyoung tepat di depan wajah Irene.

"KAMU BERANI BENTAK KAKAK!?",Irene balas membentak.

"Udah ah, aku gak peduli!",Jinyoung keluar dari kamarnya. Kemudian membanting pintunya keras. Tidak memperdulikan Irene yang meneriaki namanya.

2 Mei 2003,

Keluarga Irene terkecuali Hyunjae dan Suho, sedang sarapan bersama. Karena Hyunjae masih di dalam perut lrene dan Suho masih di kantornya.

Jinyoung memang tinggal bersama dengan lrene. Dia masih terlalu malas untuk mencari kontrakan sendiri.

"Kamu kakak kuliahin di Incheon. Pulang bawa kabar baik yang memuaskan, kalo nggak, gak usah pulang, inget",ucap Irene tiba-tiba.

Jinyoung langsung tersedak mendengarnya. Dia meraih gelas yang berisi air putih di dekatnya lalu segera meminumnya.

"Hah!? Nggak mau!",seru Jinyoung penuh dengan nada penolakan. Namun itu tidak akan merubah pernyataan Irene.

"Harus mau. Kamu gak bakal nepatin janji kamu ke mama, hm?",balas Irene.

"Katanya kamu mau kuliah sampai sukses, sampai jadi kaya raya. Sampai jadi penerus perusahaannya Suho",lanjut Irene.

Irene terlihat santai, terbukti dengan senyuman di wajahnya saat menyuapi Arin yang masih menginjak kelas 6 SD itu. Namun malah terlihat seperti meremehkan Jinyoung.

Jinyoung menghela nafasnya kasar. "Nggak mau, kak!!!",Jinyoung mulai berteriak. Arin dan Dongpyo memandang Jinyoung takut. Terlebih Dongpyo yang masih kecil.

"Kamu gak malu, teriak-teriak di depan mereka?",tanya Irene. Jinyoung pun menyadari dia sedang di pandang aneh.

Jinyoung bangkit dari kursinya dan berlari menuju kamarnya.

"NGGAK ADA PENOLAKAN YA, JINYOUNG!"

10 Mei 2003,

"Hati-hati ya dek, belajar yang giat",ucap Irene sambil mengelus kepala Jinyoung.

Jinyoung hanya dapat diam saja. Dia sudah kelewat kesal.

"Dadah om!!",seru Arin. Jinyoung dengan wajah dinginnya memberikan tatapan tajamnya.

"Ayo dek. Sayang, aku berangkat dulu ya",pamit Suho seraya mengecup kening Irene.

Irene mengangguk. "Hati-hati!"

Suho dan Jinyoung sedang dalam perjalanan menuju terminal. Sepanjang perjalanan Suho sangat senang.

Akhirnya adik iparnya itu mau juga menuruti keinginan istrinya untuk kuliah seusai lulus SMA.

"Kamu udah ngelakuin hal yang bener, Jinyoung",ucap Suho.

Jinyoung mendengus kesal dan hanya bisa memandang mobil yang berlalu lalang dari jendela. Kenapa di hari ulang tahunnya ini terasa sangat buruk?

Saat ini Jinyoung sedang menunggu keretanya menuju Incheon dengan duduk di kursi tunggu. Rasanya sangat membosankan.

Dia ingin membeli minuman, tapi takut meninggalkan barang bawaannya. Terpaksa dia menahan rasa hausnya.

"Ini."

Jinyoung menoleh. Terdapat seorang wanita yang menyodorkan minuman kalengan padanya. Jinyoung mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa wanita itu.

"Siapa ya?",tanya Jinyoung. Namun dia tetap menerima minuman kalengan itu.

Wanita itu pun duduk di sebelah Jinyoung dan mengulurkan tangannya. "Saya Kim Jisoo, Jisoo",ucap wanita yang bernama Jisoo itu.

Jinyoung hanya ber oh ria. Lalu meminum minuman yang di berikan Jisoo tadi dan membalas uluran tangan Jisoo. "Makasih",ucap Jinyoung.

Jisoo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak, nggak. Harus ada imbalannya dong",ujarnya.

Jinyoung mengernyit bingung. "Cuman minuman kalengan gini doang? Berapa sih emangnya? 10 ribu?",tanya Jinyoung heran.

Jisoo kembali menggeleng. "Jadi anak buah gue, itu udah cukup",ucap Jisoo dengan senyuman miringnya.

"Karena itu juga ngasih keuntungan buat kamu."

13 September 2005,

Sejak 2 tahun terakhir, Jisoo dan Jinyoung saling bekerja sama. Dengan tujuan Jisoo ingin memiliki Suho, dan Jinyoung ingin memegang alih perusahaan Suho.

Saat ini, mereka hendak menjalankan misi mereka. Menculik Suho untuk waktu yang lama.

Langit menunjukkan bahwa saat ini sudah larut malam. Namun Suho masih ada di kantornya.

Suho terlihat sangat jengah. Mereka pun memanfaatkan hal itu dan langsung membawa Suho pergi setelah membekap Suho dengan obat bius.

Sedangkan Irene, dia sedang berada di keadaan antara mati atau hidup. Karena dia sedang berusaha melahirkan anak ketiganya tanpa Suho di sisinya.

| S U R E N E , S I N G L E  M O M |

"Pulang ah, kasihan Dongpyo sama Hyunjae di rumah sendirian",monolog lrene.

Irene sudah menginap beberapa hari di kantornya. Dia sudah mengatakan pada Dongpyo dan Hyunjae jika dia tidak akan pulang beberapa hari.

Untuk menenangkan pikirannya.

Irene bangkit dari kursinya. Lalu berjalan dengan perlahan menuju balkon ruangannya.

Suasana kota sangat indah, Irene sangat senang memandangnya. Terasa seperti segala bebannya hilang terhempas angin begitu saja.

Irene akan tambah senang setelah melihat Suho ada di kediamannya nanti. Sudah cukup Irene tersiksa selama 15 tahun terakhir.

| S U R E N E , S I N G L E  M O M |


𝓢𝓲𝓷𝓰𝓵𝓮 𝓜𝓸𝓶 - Surene✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang