20 | Saatnya Piw Piw Piw

811 67 1
                                    

Sejak makan malam tadi, Irene terlihat gelisah. Hingga Irene akan tidur, dia masih tetap gelisah. Suho sadar akan itu.

"Kamu belum tidur ya?",bisik Suho tepat di telinga Irene. Irene tidur membelakangi Suho, bagaimana Suho tahu?

Suho memeluk tubuh kecil Irene dari belakang. Berusaha menyalurkan ketenangannya pada Irene. "Ada masalah apa sih?",tanyanya lembut.

Irene masih diam. Dia sedang tak ingin bicara ataupun bercerita pada siapapun.

"Sayang?"

Irene melepaskan tangan Suho yang melingkar di pinggangnya. "Aku capek, aku tidur dulu",ucapnya.

"Oh yaudah, good night",balas Suho sambil mengecup kening Irene.

Irene dan Suho sama-sama tidur dengan posisi membelakangi satu sama lain. Jika Irene sedang kesal ataupun marah, Suho akan menjauh untuk membiarkan Irene sendiri.

Setengah jam hingga berubah menjadi 2 jam, Irene masih belum tidur. Sedangkan saat Irene menoleh ke belakang, Suho sudah tidur dengan nyenyak.

"Gue penasaran sama maksudnya Jennie",gumam Irene.

Irene pun kesal dengan rasa penasaran yang terus mengganggunya. Irene bangkit dari tidurnya dan keluar dari kamar tanpa membuat suara.

Setelah dia keluar dari kamarnya, suasana rumahnya yang gelap- karena memang sudah malam, masih terlihat tenang.

"Gada apa-apa",ucap Irene dengan pelan. Irene berjalan dengan tenang hendak pergi ke kamar Hyunjae. Irene hanya ingin tidur di kamar Hyunjae saja.

Namun terselip rasa khawatir sebenarnya.

"Hati-hati.."

Langkah Irene langsung berhenti setelah mendengar sesuatu. Tidak, dia tidak salah dengar. Dia mendengar sangat jelas ada suara tadi.

Irene mengintip ruang tamunya yang ada di lantai 1 dari atas. "Siapa itu?",gumam Irene.

Terlihat 2 orang yang sedang berbisik-bisik di ruang tamu Irene. 2 orang itu menggunakan pakaian serba hitam, bahkan-

Membawa senjata.

Irene ingin berteriak dan berlari menghampiri 2 orang mencurigakan itu. Tapi mulutnya tiba-tiba di bekap dari belakang.

"Mmpphhh..."

lrene memukul-mukul tangan seseorang yang membekapnya ini. Seseorang itu pun akhirnya melepaskan bekapannya.

Irene segera menoleh ke belakang dengan tatapan berapi-api. Namun setelah sadar siapa yang membekapnya dia langsung diam. "Ngapain disini, Jen?"

Jennie menghela nafas panjang. "Gue udah bilang kan? Gue bakal dateng tepat waktu. Dan liat mereka yang udah siap dengan segala perlengkapan mereka",jawab Jennie.

lrene tambah bingung. lrene memperhatikan Jennie dari atas hingga bawah. Penampilan Jennie tak jauh berbeda dengan 2 orang di bawah. Apa Jennie-

"Lo kerja sama ya sama mereka?",tanya lrene dengan berbisik.

Jennie menggelengkan kepalanya. Nampak Jennie mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku jaketnya. Jennie menyodorkan kartu nama itu pada lrene.

"Gue ketua agen rahasia Incheon, Jennie Kim",ucap Jennie lalu menyimpan kembali kartu namanya.

lrene menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Tak percaya dengan ucapan Jennie.

"Lo diem di kamar jangan keluar, gue bakal urus semuanya",ucap Jennie tegas.

Irene mengangguk pelan dan kembali masuk ke kamarnya. Sebelum menutup pintu kamarnya, lrene dapat melihat Jennie menelpon seseorang.

"Kim Jisoo, Bae Jinyoung, mereka sudah siap di posisi yang di rencanakan. Mereka bawa pistol jenis glock 20, kalian hati-hati. Kalau mereka memberontak tembak langsung pakai peluru baja."

Samar-samar Irene mendengar pembicaraan Jennie dengan seseorang yang mungkin bawahannya.

Irene menghela nafas pasrah lalu menutup pintunya rapat. Mungkin sebentar lagi dia akan mendengar suara-suara tembakan.

|S U R E N E , S I N G L E  M O M |

"Lo mencar ke arah sana, gue ke sana",ucap Jisoo menyuruh Jinyoung pergi ke arah kanan dan Jisoo ke arah kiri.

Jinyoung pun berpencar sesuai ucapan dengan Jisoo. Begitu juga dengan Jisoo yang sudah memasang mata elangnya.

"Eunwoo, panggil regu attacker dan langsung hadang Jinyoung dari segala arah!"

Eunwoo menganggukkan kepalanya. "Regu attacker keluar dan hadang Jinyoung!",titah Eunwoo.

Regu attacker yang terdiri dari Mijoo, Lua, Jangjoon, Joochan, Semi, dan Vernon itu segera bergegas. Regu attacker keluar dari persembunyian mereka dan menghadang Jinyoung dari segala arah. Mereka juga menodongkan pistol pada Jinyoung untuk berjaga-jaga.

Jinyoung tentu saja terkejut, lebih ke takut sebenarnya. Jinyoung langsung menodongkan pistolnya ke seluruh anggota regu attacker yang menghadangnya.

Tapi terlihat sangat jelas jika tangan Jinyoung gemetaran. Jinyoung tidak handal menggunakan pistol.

"Jenis pistol anda tidak ada gunanya jika anda sendiri tidak tahu cara menggunakannya",ucap Vernon selaku ketua regu attacker.

"Taruh senjata anda",titah Vernon. Jinyoung pun menurut begitu saja dan berjongkok untuk menaruh pistolnya di lantai.

"Ini lebih mudah dari yang gue kira",bisik Lua pada Mijoo. Mijoo yang berada di sebelah Lua tersenyum miring.

"Anda di tangkap atas tuduhan percobaan penculikan pada seorang pengusaha sukses Kim Suho, bersama dengan Kim Jisoo. Dimana Kim Jisoo sekarang?",tanya Jangjoon selaku ahli bicara.

"Di.. dia.. dia ke arah dapur, ta-tapi mungkin sekarang dia ada di lantai a-atas",jawab Jinyoung dengan terbata-bata.

"Terimakasih untuk kerjasama anda. Kalian bawa dia ke markas",titah Vernon. Vernon pun beranjak pergi ke lantai atas.

Jisoo akan tertangkap malam ini juga.

| S U R E N E , S I N G L E  M O M |


𝓢𝓲𝓷𝓰𝓵𝓮 𝓜𝓸𝓶 - Surene✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang