Part 10

13.5K 217 20
                                    

Yuki baru saja memasuki kamarnya dan tak lupa membawa barang-barang bawaannya.

Andaikan saja ia tidak hanya bersama Al pasti akan lebih menyenangkan. Pikirya.

"Huh, akhirnya tubuhku mencium kasur juga" lega Yuki sesaat setelah menghempaskan tubuhnya ke ranjang yang hanya berkapasitas satu orang tersebut.

Yuki memejamkan matanya di saat kantuk mulai melandanya, terlihat jelas di wajahnya bahwa gadis tersebut tengah lelah

---

Al memijit pelipisnya merasakan kepalanya sedikit pusing entahlah karena apa, padahal jika di nalar ia hanya beralasan tidak enak badan kepada Yuki lantas kenapa saat ini ia merasakan tidak enak badan sungguhan.

Apa ia sedang menerima balasan dari kebohongannya?.

"Sial rasanya kepala mau pecah, kenapa dingin sekali hawanya" gumam Al yang kemudian menyelimuti tubuhnya namun tetap saja, tubuhnya merasakan dingin.

Entahlah mengapa ia merasakan dingin menjalari tubuhnya, pusing menyerangnya seakan bumi berputar-purar dikepalanya.

"Ahggg pusing sekali, rencana gue bisa gagal kalau gini caranya" Gumam Al dengan wajah menahan rasa sakit.

"Gue harus cari cara giamana caranya untuk meredakan pusing ini?"

Dengan lemas Al menyambar ponselnya dan menghubungi nomor Yuki setidaknya wanita itu mungkin bisa menolongnya. Pikirnya.

"Yu yu yuk .....

Dengan sengaja Al menutup telfonnya berharap Yuki penasaran dengan apa yang ia katakan. Tetapi ia tidak bohong bahwa saat ini kepalanya dan tubuhnya sedang tidak bail-baik saja.

Dan benar saja selang beberapa menit Yuki datang ke kamarnya dengan wajah cemasnya.

"Ada apa lo telfon gue Al?" tanya Yuki saat sudah menutup pitu kamar Al, namun pertanyaan yang ia ajukan tak mendapatkan jawaban.

"Al" panggil Yuki dengan mendekati tubuh tegap yang terbalut dengan selimut tebal itu.

"Al, lo jangan bercanda ya!" kesal Yuki nan tersirat kecemasan.

"Al,,,,

Yuki memperhatikan tubuh Al yang seperti menggigil di dalam selimut dan langsung membukanya.

Dan terlihatlah Al yang berkeringat dan menggigil, membuat Yuki syok bukan main, bukankah tadi pria itu baik-baik saja?.

"Astaga Al" panik Yuki mengecek suhu badan Al dengan memegang dahinya dan ternyata tubuh Al sangat panas dan itu artinya Al demam, dengan kilat Yuki langsung keluar kamar Al untuk meminta perlengkapan kompres, ia harus segera mengompres Al sebelum demamnya semakin tinggi.

Dengan telaten Yuki mengompres Al dan juga menungguinya di samping ranjang Al. Meskipun pria itu terkadang menyebalkan jujur saja ia tidak tega melihatnya seperti ini.

Sesekali Yuki mengecek suhu tubuh Al dan mengganti kompresannya berharap pria iu sedikit membaik, minimal demamnya reda, namun sepertinya kompresnya belum membuahkan hasil yang maksimal.

Jedarrr

Yuki terlonjak kaget ketika mendengar suara petir yang sangat keras, saat ini memanglah musim hujan dan Jogja adalah salah satu kota yang hujannya lumayan panjang.

Sesaat kemudian turunlah hujan yang deras, bukan lagi rintikan atau bahkan guyuran, Yuki merasakan langit seakan menumpahkan airnya ke bumi.

"Dingin" guman Al dengan menarik selimutnya dan mengeratkannya berharap memberi kehangatan pada tubuhnya.

"Al" panik Yuki yang panas di tubuh Al bukannya menurun justru semakin menjadi.

"Ya ampun gimana ini" gumam Yuki mondar-mandir di kamar Al dengan menggigiti kuku telunjuknya, ia memandang jendela Al dan mengintip keadaan di luar dan berharap keadaan mengerti akan kesulitannya, namun nihil nyatanya keadaan di luar tidak dapat bekerja sama dengannya.

"Keadaan nggak memungkinkan untuk keluar mencari obat penurun panas untuk Al, gimana ini, ya Tuhan!." Frustasinya.

"Ki" lirih Al yang kemudian duduk dengan merapatkan selimutnya, keadaannya sangat memprihatinkan, dengan wajah yang semakin pucat dan juga tubuh yang semakin melemah.

Yuki kembali menutup jendelanya agar angin tak masuk dan membuat Al semakin kedinginan, setelah menutupnya kemudian Yuki menghampiri Al.

"Lo tidur dulu aja Al biar gue kompres, lo bertahan ya, besok pagi kita cari puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk segera ngobatin lo" kata Yuki yang ingin membantu Al tidur kembali namun nasnya Yuki kini berada dalam pelukannya.

"Dingin Ki" lirih Al dengan memeluk Yuki erat, bibirnya menggumamkan beberapa kata yang tidak jelas.

Yuki berusaha melepas pelukannya namun sepertinya percuma, pria itu memeluknya sangat erat.

"Gue tau lo dingin Al, tapi please lepasin gue" ringis Yuki di tengah perjuangannya melepaskan diri, sungguh Al memeluknya terlalu erat.

"Ki dingin sekali" serak Al menahan dingin di tubuhnya, ia merasakan tubuhnya saat ini tak karuan.

"Al apa yang mau lo lakukan? Al, Al jangan, please gue mohon jangan Al" panik Yuki di saat pria itu mulai menarik tubuh Yuki keatas tubuhnya.

Al menghiraukan kata-kata yang keluar dari bibir manis Yuki, yang ia rasakan saat ini hanyalah dingin, dan ia sangat membutuhkan kehangatan.

Hiks

Hiks

Hiks

Yuki semakin tak karuan ketika Al lepas kendali, dan seakan ingin memangsanya, apa yang terjadi pada wanita lain akan terjadi juga padanya? Bukankah pria itu sudah berjanji padanya?, bukankah pria itu sudah berubah?.

Tidak

Tidak

Tidak

" Tuhan tolong gue, tolong lindungi gue dari pria bangsat nggak tau diri ini!.

Yuki gencar untuk melepaskan diri dari Al namun apa daya itu tak berarti untuk pria keparat itu.

Pergaulan Bebas ( Tersesdia PDF )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang