Chika, Rio dan Dara kini berada di mobil depan rumah Yuki ya mereka bertiga memutuskan berkumpul untuk menyambut kepulangan Yuki.
"Kak Rio apa nggak sebaiknya Yuki tinggal sama gue?"
"Lo tau sendiri Chik, Yuki itu keras kepala jadi kita biarkan aja apa yang dia lakukan yang terpenting kita selalu mengawasinya" jawab Rio yang mendapatkan anggukan dari Dara maupun Chika.
"Itu ada taxi berhenti kak, mungkin itu Yuki" antusias Chika yang kemudian mereka bertiga keluar dari mobil.
Benar saja terlihat wanita cantik keluar dari taxi tersebut, nampak ada yang berbeda dari wanita itu.
Tak ada ketulusan dalam senyum yang ia berikan, sangat kentara itu hanyalah senyum paksaan.
"Ikuy!" teriak Chika dan berlari menubruk Yuki untuk memeluknya.
"Chika" gumam Yuki nembalas pelukan sahabat karibnya itu.
"Gue merindukan lo, ahh menyebalkan kenapa lama sekali menyendirinya" rajuk Chika yang di sambut dengan kekehan Yuki.
"Hai kak Dara, Rio" sapa Yuki melambaikan tangannya.
"Hai Yuk" sapa keduanya kompak.
"Masuk yuk" ajak Yuki yang kemudian mendahului ketiganya untuk membuka gerbang dan pintu rumahnya.
"Emmm kalian mau minum apa?"
"Nggak usah repot-repot Ki, kamu duduk aja istirahat"
"Oh iya aku bawa oleh-oleh untuk kalian"
"Sungguh?" tanya Chika dengan wajah yang berbinar.
Yuki mengangguk sebagai jawaban untuk Chika.
"Aku ke dapur dulu buatkan kalian minuman"
"Aku bantu" teriak Dara dan mengikuti Yuki.
"Hemmm" dehem Dara untuk mengalihkan Yuki dari kegiatannya.
"Kenapa kak?" tanya Yuki yang melihat gadis di sampingnya itu terlihat aneh.
"Kamu yakin besok kembali kuliah Ki?" tanya Dara dengan nada penuh keraguan.
"Memangnya kenapa kak?"
"Aku hanya nggak ingin kamu terluka lagi Ki, aku sudah menganggapmu sebagai adiku" jawab Dara dengan wajah sendunya, ia sangat teringat di saat Al memperlakukan Yuki.
"Kakak tenang aja, semua ini memang berat untuk Yuki dan pernah terlintas untuk pergi dari muka bumi ini tapi, aku nggak mau mengecewakan orang-orang yang aku sayangi" lirih Yuki.
"Lalu orang tuamu?" tanya Dara.
Yuki menghentikan aktifitasnya dari mengaduk minuman dan menarik nafas beratnya.
Dara tahu wanita itu akan menangis sebentar lagi. Terlihat matanya tengah berkaca-kaca menahan air matanya agar tak tumpah.
"Sudahlah, jangan dipikirkan Ki" lembut Dara memeluk Yuki.
"Aku nggak tahu kak apa yang harus aku lakukan saat orang tuaku kembali dari Jepang" lirih Yuki membalas pelukan Dara.
"Itu kita pikirkan besok aja sekarang kamu fokus dengan dirimu sendiri. Ok!" tegas Dara dan tersenyum kepada wanita yang lebih muda darinya namun bebannya melebihi dari dirinya.
---
Yuki sudah siap dengan mobil sedannya untuk berangkat ke kampus.
Berat memang namun hidup teruslah berjalan, bumi tidak akan berhenti hanya karena keinginnya kecuali dia yang menyerah dan berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergaulan Bebas ( Tersesdia PDF )
RomanceBerawal dari pertaruhan konyol itu membuat gue terperangkap dalam jurang cinta, awalnya gue hanya mempermainkan dan menyukai kepolosannya dan sialnya gue jatuh dalam pesonanya miris bukan?.