09-02-29 (B)

148 41 28
                                    

V

Perempuan itu melempar koin yang berkelotakan di atas meja hijau kasino. Dua kepala, satu ekor. Dua Yang, satu Yin. Alex mengguratkan garis lurus terputus untuk melengkapi heksagram yang dia gambar pada buku kuningnya.

"Song," Alex tersenyum sambil menatap wanita di hadapannya, yang bersemu merah karena antusias.

"Apa artinya?"

"Pertikaian. Langit dan Air bergerak berlawanan arah, Tanda Pertikaian. Hubungan kalian berdua akan dibumbui pertikaian, karena kedua belah pihak memiliki sifat yang berbeda."

Wanita itu terkekeh, lalu menggebrak meja dengan semangat.

"Sudah kuduga! Aku sudah punya firasat sejak awal, hubunganku dan Freddie tidak akan berjalan dengan baik. Memang kami, kaum wanita memiliki insting yang lebih kuat," perempuan itu menambahkan sambil mendengus.

"Baiklah, sekarang aku akan menemui Freddie dan memutuskan hubungan kami berdua. Terimakasih atas bantuannya!"

Perempuan itu merogoh tas merah muda yang dia pangku, lalu melempar gepokan uang dolar di atas meja. Lalu, perempuan itu menggeser kursi dan beranjak pergi.

Alex menggeleng. Tangannya bergerak mengambil tiga koin emas-perak yang tergeletak di meja, memasukkannya ke dalam kantung kain, lalu menjebloskannya ke dalam tas, bersama dengan gepokan uang yang sangat banyak itu.

Sudah sekitar tiga, atau mungkin empat? Orang-orang yang menganggap diri elite ini ternyata sangat mudah dibohongi. Tentu saja, ramalan Yi Jing tidak bekerja semudah itu. Butuh tekad yang kuat untuk dapat menaksir alur energi yang bekerja dalam hidup. Tidak semudah melemparkan tiga koin tanpa berpikir, tentu saja.

Bugh!

Alex menoleh. Tampaknya, terjadi perkelahian di sisi lain kasino gelap ini. Dia harus keluar secepatnya sebelum terjadi macam-macam. Lagipula, dia berjanji pada Will untuk kembali sebelum jam enam.

V

I

Valerie menjotos kakek tua itu dengan telak. Kepalan tangannya menghantam mulut pria ringkih itu, yang terlalu ketakutan untuk berbicara. Dia terkapar di lantai kasino, memegangi mulutnya sambil meracau tidak jelas. Sebenarnya, Valerie merasa kasihan pada laki-laki itu. Tapi, dia tetap tidak bisa memberikan toleransi pada kecurangan. Dan pria itu menggali kuburannya sendiri. Valerie mengalahkan manusia licik itu dalam permainan yang dia buat.

Valerie membungkuk, mengambil potongan emas yang tergeletak di lantai kaca kasino yang menyala, menampakkan koin-koin emas yang dipajang sebagai dekorasi. Emas itu tadinya menempel, menjadi gigi kakek tua itu. Dengan hati-hati, Valerie menyemprotkan hand sanitizer yang selalu dia bawa, membungkus gigi emas itu dengan tisu dan mengantonginya. Siapa tahu, di masa mendatang dia akan membutuhkannya.

Tiba-tiba, dari belakang, terdengar suara ayahnya memanggil.

"Valerie!"

Perempuan itu mengumpat. Ayahnya datang. Laki-laki itu selalu menguntitnya, melarang Valerie melakukan apapun dalam hidupnya.

Pria paruh baya itu berjalan mendekat, sosoknya gelap, terselubung cahaya temaram yang ada di kasino.

"Valerie! Ayah sudah mencarimu kemana-mana! Ayo, sekarang bersiap, mandi dan berpakaianlah yang pantas. Ada hal penting yang ingin ayah bicarakan saat makan malam."

Eight, and the Island (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang