11.2 Rindu Mommy
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak yang shalih." (HR. Muslim no. 1631).
"Aku pengin hamil, Mas."Tiga kata yang membuat suara Syahirah bergetar. Hal ini perlu ia ungkap. Menyiksa diri sendiri hanya karena ucapan mertua menjadi tekanan untuknya. Anoel masih terdiam. Bertanya-tanya. Kenapa Syahirah berbicara seperti itu?
"Sudah Mas. Aku ke kamar mandi dulu ya." Menghentikan kegiatan mengeringkan rambut sang suami. Beberapa menit Syahirah merasa canggung setengah mati. Pernyataannya tidak berbalas. Malu menyelimuti diri. Saat tubuh Syahirah beranjak bangun dari duduk, Anoel menahan lengannya. Syahirah melihat pergelangan tangan yang dicekal, sengaja menatap sang suami. Mempertanyakan maksud.
"Duduk dulu." Dua kata menjadi perintah untuk Syahirah. Ia duduk, diam dan berdebar. Bukan berdebar karena rasa, tapi menunggu jawaban dari pernyataan. Tidak perlu banyak kata, Anoel dengan sifatnya selalu membuat perhatian Syahirah hanya tertuju pada laki-laki itu. Dekapan hangat dari sang suami membuat Syahirah betah berlama. Menyelami bunyi detakan yang tak sengaja ia dengar. Yang ia butuhkan hanyalah pelukan semangat dari orang terdekat. Usapan lembut terasa di punggung Syahirah.
"Jangan memaksa diri kamu ...." Terdiam sebentar. "Karena ucapan mamah?" Syahirah tidak berani berucap 'ya' hanya anggukan yang terasa di leher Anoel. "Lagipula aku masih mau pacaran sama kamu. Mamah kaya nggak pernah muda saja." Walau Anoel memberi jokes tetap saja perasaan Syahirah sedang tidak baik.
"Kita harus lebih bersabar, Sayang. Justru ada yang lebih lama dari kita." Berdiam sejenak, Anoel menghela napas pelan. "Sabar itu ada tiga Sayang. Sabar dalam ketaatan, sabar nggak melakukan kemaksiatan dan sabar terhadap bala'. Kamu dan aku sedang berusaha memperbaiki diri. Allah masih menginginkan kita belajar lebih banyak sebelum menjadi orang tua. Mau aku ceritakan salah satu kisah nabi yang diuji dengan peristiwa lamanya kehadiran sang anak?"
Syahirah melepas diri, menatap Anoel sendu. "Lama nggak, Mas?" Sungguh Syahirah-nya menakjubkan. Anoel pikir akan menangis atau apa, tapi ternyata malah bertanya hal lain.
"Nggak kok. Sebentar saja, habis itu kita bobok udah malam, ya?" Syahirah mengangguk. Anoel tersenyum.
"Ini kisah Nabi Zakariya. Beliau sama resahnya karena belum mendapat anak di usia yang hampir tua. Beliau rajin berdoa, bertawassul kepada Allah. Nabi Zakariya meminta agar mendapat anak yang bisa mewarisinya dan sebagian keluarga Ya'qub. Anak bukan hanya untuk kemaslahatan dunia baginya tapi juga akhirat."
"Saat di usia tuanya, Beliau mendapat kabar gembira dari Allah lewat malaikat bahwa akan dikaruniai seorang putra bernama Yahya. Kamu mau tau reaksi Nabi?" Syahirah mengangguk. "Beliau kaget."
"Kenapa Nabi Zakariya kaget, Mas?"
Membenahi posisi duduk mereka, Anoel melanjutkan. "Karena saat itu Nabi sudah hampir tua dan istri beliau mandul. Pasti nggak mungkin bisa punya anak." Syahirah terkejut, ia baru pertama mendengar kisah ini.
"Kisah ini ada di surat Maryam, Sayang. Ustadz di pesantrenku dulu menceritakan. Artinya gini, 'Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: "Ya Rabbku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." Allah berfirman: "Demikianlah." Allah berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali."¹
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Abu Thalhah-Ku
Romance[Mulai Revisi] ON GOING [Slow update] Sulaimah Syahirah namanya, perempuan kelahiran kota Jakarta itu menjadi sekretaris sebuah perusahaan manufaktur tekstil dan garmen terbesar di Indonesia. Beragam kisah terjadi dalam hidupnya, mulai dipertemu...