4. (Pengkhianatan)💣

79 14 11
                                    

Pukul 00.00 suasana kota mulai sepi menjelang tengah malam. Namun,tetap saja masih saja ada yang menghiraukannya. Seorang gadis cantik dengan balutan hoodie panjang nya juga celana jeans berwarna gelap yang membuat pakaiannya terlihat pas. Ia terus melangkah meskipun angin malam membuat hawa dingin sampai menusuk ke tulang. Sesampainya ia di Apartemen,ia langsung mengeluarkan seluruh barang yang ia beli tadi. Ia ingat,hari ini adalah hari dimana orang yang ia sayang lahir

Setelah menyiapkan semuanya. Gadis cantik itupun segera keluar rumah untuk segera sampai di depan apartemen pacarnya

"Non Thea mau kemana?"tanya seorang pembantu di depan pintu sambil mengucek matanya karena mengantuk

"Mau ke rumah temen bi sebentar"ucapnya dingin

"Ini kan udah malem?"tanyanya lagi

"Cuma sebentar,gak usah khawatir. Aku akan pulang secepatnya"jawabnya jengkel karena terus bertanya

Pembantu itu hanya tersenyum saja. Ia sudah lama tinggal bersamanya. Sikapnya memang dari dulu tak pernah berubah,selalu saja dingin. Jadi saat ia mendapatkan perlakuan seperti tadi ia hanya diam saja

Arthea Marvela Xavier gadis cantik dengan sifat tertutup,dingin,dan mulut pedasnya. Ia sekarang tumbuh menjadi gadis dingin dan pendiam. Namun ia sering di sebut. Si Ratu es oleh teman sekolahnya. Yap,ia tak pernah bergaul dengan siapapun. Ia pun tak masalah dengan itu,karena ia paling malas jika harus berkomunikasi dengan orang banyak

Thea terus saja berjalan,jarak apartemen dia dengan pacarnya itu memanglah di katakan lumayan dekat jadi tak usah repot repot untuk memesan taksi maupun ojek

Setelah sampai di apartemen. Thea mencoba untuk mengetuk pintunya. Namun sebuah benda keras berhasil di injaknya membuat ia terkejut melihat ke bawah. Sepatu? Sepatu siapa ini? Mana mungkin kan pacarnya memakai sepatu hak tinggi? Dan ia rasa pun merasa aneh. Ia tak pernah meninggalkan barang di apartemen pacarnya. Apalagi ini sepatu hak tinggi? Yang benar saja ia saja tak punya dan tak akan pernah mau punya karena itu terlalu bukan kesukaannya

Ia pun mencoba mengetuk pintu. Karena penasaran Thea pun membuka pintu tersebut. Kesan pertama yang ia lihat adalah,seorang gadis cantik sedang tertidur di di sofa dengan seorang laki laki yang mengelus kepala si gadis

"Ouh lagi sama cewek lain? Yaudah"ucap Thea dingin

"Thea!"kaget si Laki laki itu

"Pacar baru?"tanya Thea kalem namun banyak menyimpan kekesalan

"Mm... Thea aku mau kita putus yah"ucap Adi pacar Thea

"Ouh putus yaudah"ucapnya masih tetap datar

"Udahlah pulang sana,ganggu aja"ucap Agnez pacar baru Adi

"Hh... muka tebal"ucap Thea lalu berlalu pergi membuat Agnez menggeram marah

"Ouh iya. Happy Brithday. Bye"lanjutnya lalu pergi dari sana

"Kau pikir kami akan memakan kue kotor dan murahan dari mu huh? Mimpi"teriak Agnez

"Kami? Itu buat Adi,bukan buat kamu. Bilang saja jika ingin,tak usah marah. Menggelikan"kata Thea mempojokan Agnez

Adi pun menyuruh Agnez untuk tetap tenang. Thea pulang menuju apartemennya. Sakit hati? Oh tidak,tidak ada kata Sakit hati dalam kamus seorang Arthea. Sakit itu sudah menjadi sahabatnya jadi ia sudah tak asing lagi dengan perasaan itu.

Thea berjalan sambil memasukan tanganya kedalam saku hoodie nya. Angin malam ini memang benar benar dingin apalagi jalanan lumayan sepi karena ini jam setengah satu pagi. Hingga matanya tak sengaja menangkap objek sebelah sana. Dua orang laki laki sedang dalam mabuk berat,awalnya Thea biasa biasa saja. Namun,sebuah truk bermuatan berat sedang melaju kencang ke arah dua laki laki tadi. Thea berlari menuju arah situ hingga terjadi

Dua orang tadi terjatuh menabrak pagar toko kue. Namun,beda lagi dengan Thea ia terserempet hingga membuat terjatuh tak sadarkan diri dipinggir jalan. Ia masih tersadar melihat kearah tepi melihat dua orang laki laki itu selamat,hingga mulai gelap saat laki laki itu mendekat. Thea tak sadarkan diri.

Dua orang tadi mulai panik saat melihat Thea sudah tak sadarkan diri di pinggir jalan. Hingga salah satu dari dua orang laki laki itu yang berjaket Hitam mulai tersadar atas apa yang terjadi. Ia melihat sudah ada darah yang merembes keluar dari kepala gadis itu. Ia mulai mendekati gadis itu,namun terlambat. Matanya sudah tertutup sempurna. Ia mulai mencoba menetralkan kesadarannya. Untungnya ia hanya minum sedikit saat mabuk tadi

Ia mulai mengangkat tubuh gadis itu. Ia merasa bersalah jika saja gadis ini tidak menolongnya mungkin ia akan menyusul Ayahnya. Ia merasa bersalah kepada gadis ini,seharusnya posisinya lah yang ada disana. Ia mulai menggendong gadis tadi di depannya. Ia tak tega melihat banyak sekali darah yang keluar. Ia menendang kaki kembarannya yang masih tak sadarkan diri. Hingga kembarannya pun tersadar

"Bangun Dev,dasar bodoh. Apa kau tidak lihat gadis ini butuh pertolongan pertama?"sentaknya kepada seorang yang bernama Devin itu

"Dav,dia siapa?"tanya Devin bertanya kepada orang yang bernama Davin

"Gadis ini yang telah menolong kita Dev,kita harus segera menolongnya"

"Baik ayok kita bawa gadis ini ke rumah sakit"

Mereka berdua pun mencari keberadaan taksi yang lewat. Akhirnya ada,syukurlah ia bernafas lega. Setelah sampai di rumah sakit,Devin berteriak kencang

"SUSTERRR TOLONGIN GADIS INI"teriaknya

"Iya baik bawa gadis itu kedalam"ucap Suster

"Maaf mas nya bisa tunggu di luar yah"kata suster tersebut sambil menutup pintu

"Mas? Dia mengataiku mas? Memangnya aku ini suami nya apa?"protes Devin

"Diamlah bodoh,apa kau tak merasa khawatir kepada gadis itu?"tanya Davin kesal

"Apa kau bercanda? Tentu saja aku khawatir. Hanya saja tadi dia menghinaku aku jelas tak terima itu"protesnya lagi

"Hus... diamlah,mulutmu itu kadang ingin sekali aku membenturkannya supaya diam"kesal Davin

"Yee... ya terserah aku donk. Ini kan sifatku,so kamu tidak tau apa apa"katanya

"Apakah kamu lupa? Apa memang pura pura lupa? Kita itu kembar bodoh"ucap Davin

"Hey jangan mengataiku bodoh. Kita kan kembar,jika aku bodoh kamu juga pasti akan bodoh"elaknya

"Ck... jika kamu memang benar benar bodoh. Ke SD saja sana"ucap Davin sambil menarik ke atas rahangnya

"Jika sampai benar aku ke SD maka kamu ke TK saja hahaha"tawa Devin pecah

"Jangan berisik,ini bukan hutan bodoh"kesal Davin

"Terserah aku donk. Toh selama berisik itu gratis apa salahnya?"tanyanya watados

"Benar benar real 100% bodoh"cemoh Davin lagi

"Ingat kita itu kembar,kamu bodoh aku bodoh,aku pinter..."

"Kamu bodoh"potong Davin

"Andai saja bukan rumah sakit,sudah ajak gulat kamu"

"Terserah"

🌻🌻🌻

Holla hallo guyssss
Update lagi yeayyy🎉🎉
Semoga suka yah

Ouh iya udah suka sama yang lain yah😁Oke oke Author ngerti kok😊

Okok

See you💋💋

Notre VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang