9.(Pembullyan di sekolah)🤕😭

26 9 1
                                    

Thea terus saja berjalan menyusuri koridor kelas,banyak pasang mata melihatnya dengan rendah. Thea tak memperdulikan itu,ia tau mereka tak menyukainya. Jadi ia abaikan saja daripada ia berbicara akan tambah rumit masalahnya. Setelah sampai di kelas,Thea menyimpan tasnya dan duduk di mejanya. Tunggu,ada yang aneh dari mejanya. Bukan posisinya melainkan di atas mejanya tertulis dengan jelas dan besar.

"Masih punya muka lo pergi sekolah,anak jalang!"

Ya,seperti itulah tulisan yang tertera. Tulisan itu di tulis menggunakan kapur jadi ia bisa dengan mudah menghapusnya. Ia lalu mencari keberadaan tisunya dan mengelap nya menggunakan tisu basah dan mengeluarkan tisu kering supaya cepat kering mejanya. Sukurlah sekarang sudah lebih baik mejanya.

"Yang benar saja,apakah dia masih berani datang ke sekolah? Apakah setiap hujatan tak cukup membuatnya nyerah? Ternyata dia punya banyak nyali ya," bisik seseorang di bangku depan

"Mungkin ibunya yang mengajarkannya,atau jangan jangan pria yang ia layani tadi malam? Hahaha..." gelak tawa terdengar sangat keras di depan

Thea yang mendengarnya hanya bersikap acuh dan tak peduli,ia tidak mau berdebat dengan siapapun. Jadi lebih baik ia diam saja daripada ia harus mengeluarkan tenaganya untuk hal yang tak penting. Guru pun akhirnya masuk juga,pelajaran dimulai. Hari ini pelajaran Matematika ia sudah belajar tadi malam dan mempelajari semua bab yang ia tinggalkan beberapa hari yang lalu.

"Pagi anak anak," sapa guru tersebut

"Pagi pak," sapa semua murid di kelas

"Buka buku paket kalian halaman 125,kalian rangkum dan kerjakan soalnya di halaman 130. Bapak ada rapat hari ini,kerjakan dengan baik jika bel istirahat sudah berbunyi namun belum selesai kalian boleh mengerjakannya dirumah dan dikumpulkan besok. Bapak pamit ya,Asalamualaikum." Ucap guru tersebut lalu berjalan keluar kelas.

Anak anak lain bersorak dalam hati,akhirnya bisa bebas juga. Sedangkan Thea,ia sudah membuka bukunya dan mulai merangkum terlebih dahulu dan mempelajari rentetan tulisan yang membuat otak meledak itu. Thea duduk di pojok paling belakang dekat jendela,ia pun hanya duduk sendiri. Karena tak ada yang mau duduk satu meja dengannya,ia pun tak memperdulikan itu. Karena itu adalah hak mereka ingin duduk dengan siapa.

Hingga sang ketua kelas menghampiri meja Thea sambil membawa buku paketnya.

"Thea,bisakah kau mengerjakan tugasku? Aku akan pergi keluar sebentar. Aku akan memberimu uang jika kau mengerjakan tugasku," ucapnya sambil membawa buku paket yang akhirnya ia sodorkan pada Thea.

"Aku bukan babumu yang dengan senang hati kau suruh,itu adalah tugasmu. Jadi jangan merepotkan orang lain untuk mengerjakannya," ucap Thea dingin.

"Ck,kau ini sombong sekali ya? Kau pikir kau siapa disini? Kau hanyalah anak beasiswa di sekolah ini. Karena aku tau,ibumu tak akan sanggup membayar uang sekolah jika hanya menjual tubuhnya permalam," ucap anak itu yang di akhiri dengan tawa.

"Kembalilah ke bangkumu dan kerjakan tugasmu,jangan merepotkan orang lain termasuk aku." Kata Thea dengan dingin

Brak...

"KAU INI SOMBONG SEKALI YA? JANGAN MENTANG MENTANG KAU PERINGKAT PERTAMA DAN KAU DENGAN SOMBONGNYA BISA MENYURUHKU UNTUK MENGERJAKANNYA. DASAR ANAK JALANG," teriak anak itu.

Thea yang mendengarnya tak memperdulikannya,ia hanya fokus pada tugasnya. Anak anak lain mulai menggerubung untuk dapat melihat apa yang terjadi. Anak itu mulai jengkel saat Thea hanya diam saja dan tak berkutik sedikitpun. Karena marah,ia pun menjatuhkan meja Thea dan menghamburkan semua buku Thea sampai berserakan. Thea yang melihat itu hanya diam dan sabar. Setelah semua buku berserakan anak tadi meludahi buku tulis Thea dan buku paketnya,kemudian ia berjalan keluar kelas sambil tertawa.

Notre VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang