Notre Vie

14. (Ayam balado)🐓

Calvin sedari tadi mengumpat dalam hati semoga saja pekerjaan rumah nya ini cepat selesai. Lihatlah si duo D ini,mereka benar benar membuat siapa saja terbengong bengong. Pasalnya mereka berdua bisa mengerjakan tugas itu dalam waktu 1 jam saja. Mungkin jika dirinya yang di posisi mereka ia masih memikirkan itu si X aslinya nilainya berapa. Dari tadi nyari si X mulu,ingin rasanya ia berteriak pada si X jika ingin menemukan angka aslinya cari sendiri jangan menyusahkannya. Ia bisa mati kutu jika harus mengurusi siapa dibalik huruf X itu. Untung saja Davin dan Devin langsung memberikan buku nya pada Calvin,Calvin dengan power of kepepet nya langsung menyalin jawaban dengan cepat.

"Setelah ini selesai kami akan langsung pulang Vin." Ucap Davin sambil membereskan alat tulisnya.

"Pulang? Apa kalian tidak ingin makan dulu? Ibuku sudah memasak makanan untuk kalian," ucap Calvin lalu memberikan buku tadi ke Devin kembali setelah menyalin jawabannya.

"Ayo makan dulu,tadi kalian langsung ke sini bukan? Kalian pasti lapar. Ibuku memasak ayam balado hari ini. Dan itu sangat pedas,kalian pasti suka." Mendengar kata ayam balado perut mereka langsung saja berbunyi. Sudah lama sekali mereka tidak makan masakan rumah.

"Baiklah,tapi terima kasih." Ucap Devin.

"Huh kalian ini seperti pada siapa saja,tak usah sungkan. Ayo kita ke ruang makan," ajak Calvin.

Davin dan Devin mengekor dari belakang. Rumah megah dengan nuansa eropa ini benar benar membuat Davin dan Devin terpesona. Ayah Calvin bekerja sebagai Arsitektur,sedangkan ibu Calvin mempunyai toko butik. Tidak di ragukan lagi jika Calvin golongan orang orang yang berada. Saat sampai di depan meja makan,Davin dan Devin terkejut bukan main. Satu meja penuh dengan hidangan hidangan enak,mulai dari nasi,ayam,buah buahan,jus,dan berbagai lauk lainnya. Calvin menyuruh keduanya untuk duduk dan makan.

"Ayo makanlah,tidak usah sungkan. Ibuku sedang ke butik jadi tadi ia hanya memasakan ayam baladonya saja tidak ikut makan bersama." Kata Calvin.

Davin dan Devin rasanya sangat beruntung hari ini,untuk pertama kalinya mereka duduk di kursi meja makan dengan hidangan sebanyak dan semewah ini. Hati mereka merasakan sakit saat mengingat mereka jika makan di rumah. Mereka tidak pernah ikut makan bersama,mereka hanya di beri uang untuk beli makan di luar.

"Terima kasih Vin," ucap keduanya.

"Santay saja,ayo cicipi ayamnya. Ibuku jika masak pasti enak hehe." Cengengesan Calvin.

Davin dan Devin mengambil piring dan sendok. Mereka kemudian mengambil nasi dan juga ayamnya. Calvin menambahkan seperti irisan timun sebagai lalapan. Davin dan Devin langsung melahap makanannya menggunakan tangan,sendok tadi mereka biarkan saja. Calvin ingin menangis melihatnya,Davin dan Devin orang yang baik,mereka periang juga pekerja keras. Setiap hari mereka harus bekerja paruh waktu tanpa rasa malu,belajar setiap malam,dan hanya memakan satu porsi nasi berdua. Dulu Calvin pernah memergoki mereka makan di pinggir jalan memakan nasi goreng satu porsi yang mereka makan berdua. Calvin ingin membantu dengan membelikan satu porsi lagi,tapi Davin dan Devin menolak mereka bilang "kami tidak ingin menyusahkan orang lain,jika kau ingin membantu. Bantulah anak kecil itu sepertinya ia kelaparan. Kami ingin berbagi namun nasi goreng ini tidak akan cukup untuk mengganjal perut anak itu yang sepertinya sudah tidak makan 2 hari," Calvin benar benar takjub pada si duo D ini.

Menyembunyikan masalah dengan terlihat ceria dan selalu tertawa. Padahal mereka sedang menutupi luka yang sangat dalam kepada semua orang.

"Davin Devin,ayo tambah nasi kalian. Masih banyak kok nasinya. Tambah saja ayam nya yah. Masih banyak di lemari es jika ayam balado ini habis kan masih bisa membuat lagi," ucap Calvin sambil mengambil beberapa potong ayam ke arah piring nasi Davin dan Devin.