10.(Monster)😈

31 8 4
                                    

Davin dan Devin mulai menyeringai saat Adi dan Rio mulai mendekat ke arah mereka. Davin dan Devin tidak takut sama sekali pada dua orang ini meskipun mereka adalah ketua osis dan wakilnya. Mereka hanya memperingati siapa saja yang menghalangi jalan keduanya,maka mereka tak akan tinggal diam.

"Kau ingin cari mati ya? Kau pikir kau siapa? Bahkan jabatanmu di sekolah ini saja tak ada. Lihatlah aku,aku mempunyai jabatan yang tinggi," ucap Adi sambil melipat kedua tangannya menatap remeh pada Davin dan Devin.

"Kau pikir kami takut? Takut karena kau seorang ketua Osis? Hahaha... lelucon apa itu? Bahkan aku sering melihatmu tawuran dengan sekolah lain. Apa itu yang kau sebut sebagai ketua Osis? Bahkan dirimu lebih buruk dari Thea." Ucap Devin sambil menyeringai.

"Kau,kau hanyalah seorang penjual burger kan? Kenapa gayamu melebihi anak anak orang berada seperti kami? Huh... menjadi tukang burger saja bangga." Ucap Rio dengan sombongnya.

"Memang benar kami hanyalah seorang penjual burger,tapi kami mempunyai pekerjaan yang berguna. Tidak seperti kalian,yang kerjanya hanya membully seseorang dan membohongi guru mengaku sebagai ketua osis yang baik. Bahkan menurutku,itu sangat menjijikan," ungkap Davin.

"KAU,JIKA KAU INGIN BERKELAHI BILANG SAJA. TAK USAH MENJADI SOK BIJAK DENGAN SEMUA OMONG KOSONGMU ITU." Teriak Adi marah.

"Kau pikir kami berdiri disini itu untuk menceramahimu? Tentu saja kami ingin bergulat dan menghajar wajah sombongmu itu." Kata Devin.

"BAIKLAH,AKAN AKU PERLIHATKAN JIKA KAMI LEBIH HANDAL DARI KALIAN," teriak Rio.

"Tunggu apalagi? Majulah." Aba aba Davin.

Adi dan Rio mulai melangkahkan kaki nya lebih cepat untuk dapat sampai di depan wajah Davin dan Devin untuk menghabisinya secara tuntas. Davin dan Devin sudah bersedia untuk itu,maka dari itu mereka berdua langsung saja menangkis pukulan Adi dan Rio dengan gesit.

"Davin Devin apa kalian ingat pesan ayah kalian? Kalian tidak boleh berkelahi untuk menyelesaikan masalah bukan? Apa kalian tidak ingat?" Kata Rio

Davin dan Devin mulai berhenti memukul,mereka termenung beberapa saat ketika sekelebat bayangan itu muncul memenuhi otaknya. Rio memang benar,ayahnya pernah mengatakan itu pada keduanya. Dulu Davin,Devin,dan Rio memang teman dekat sejak kecil,namun ketika Ayah Davin dan Devin meninggal. Rio lari dari sahabatnya,ia bilang ia tak mau lagi berteman dengan Davin dan Devin karena mereka miskin dan tidak selevel dengan kasta yang ia ciptakan sendiri. Dan akhirnya Rio pun bergabung dengan geng Adi karena ia rasa kasta mereka sesuai dengan kasta yang ia ciptakan. Jadilah Rio tahu bahwa titik kelemahan mereka berada pada kata kata ayah mereka,tidak membuang waktu lagi Rio dan Adi mulai memukul,menendang,banting,dan meninju wajah keduanya.

Davin dan Devin mulai oleng karena kepala mereka mulai pusing saat Rio dan Adi memukul mereka menggunakan balok kayu bekas kursi yang sudah tidak terpakai dan rusak. Davin dan Devin mulai merasakan sesuatu dalam diri mereka,sedangkan Adi dan Rio terus saja memukuli mereka menggunakan balok kayu tadi. Hingga keduanya memukul Davin dan Devin menggunakan kayu yang berhasil membuat cairan merah segar itu keluar dari pelipis mereka yang membuat mereka merasa pusing dan semua mulai gelap. Adi dan Rio mulai melengkungkan senyumnya saat Davin dan Devin oleng dan sampai terjatuh memegangi kepalanya.

Davin dan Devin merasakan sakit yang begitu hebat hingga rasanya mereka tak bisa menahan lagi,hingga kegelapan mulai menyerang mereka dan berganti menjadi lain. Davin dan Devin bangun dari jatuhnya mengepalkan kedua tangannya dan melirik ke arah Adi dan Rio dengan mata tajam. Adi dan Rio kaget melihat itu,padahal mereka sudah yakin kalau Davin dan Devin itu akan pingsan dan tidak sadarkan diri. Tapi mengapa mereka tiba tiba bangun dan melirik mereka tajam membuat bulu kuduk siapa saja merinding melihatnya. Rio mulai merasakan atmosfer yang berbeda,Adi pun merasakan ada hal yang aneh pada si duo D itu. 

Notre VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang