5. (Perjanjian)🍃

55 12 10
                                    

Thea terbangun dari tidurnya,rasanya ia sangat lelah dan pusing. Hingga matanya tak sengaja melihat dua laki laki yang sedang duduk di kursi dekat jendela. Awalnya Thea hanya acuh saja,namun saat melihat wajahnya. Thea merasa tak asing,ia pun mencoba untuk bangun dan duduk. Namun ia merasa tak bisa menggerakan kakinya. Pintu terbuka saat Thea tak sengaja membuat ringisan di mulutnya karena menahan sakit di kakinya

"Apa kamu perlu bantuan?"tanya pria yang berjaket hitam. Davin

"Tidak usah khawatir. Aku baik baik saja"ucap Thea dingin

"Tidak usah khawatir bagaimana? Kakimu terluka parah"sambung pria berjaket cokelat. Devin

"Tidak usah lebay,aku mungkin hanya terkilir"sentak Thea

"Kenapa dia menyeramkan sekali? Untung manis hehe.." batin Davin

"Yang benar saja,dia dingin sekali. Apa dia memang benar manusia? Mengapa wajahnya manis?"batin Devin

"Siapa namamu?"tanya Davin

"Thea"ucap Thea singkat

"Kamu itu kayak es,tapi menyejukan"ucap Devin

"Nama kamu Thea? Kok kayak merek minuman yah? Aku panggil kamu Theajus aja yah?"ucap Davin

"Gimana kalo kita satuin?"tanya Devin

"Setuju"riang Davin

"Es Theajus"

Thea yang mendengarnya pun hanya memutar bola mata jengah. Apa apaan mereka? Jelas jelas dia itu bukan minuman,Dasar gila. Pikir Thea

Sedangkan Davin dan Devin hanya tertawa melihat tingkah Thea yang lucu menurut mereka. Lihat saja,mata yang menatap kesal,muka tanpa ekspresi,juga mulutnya yang sedang komat kamit entah membicarakan apa

"Aku ingin ke toilet,sebaiknya kalian keluar"usir Thea

"Lah? Tidak bisa begitu donk,kami harus selalu menjagamu"ucap Devin tak terima

"Iya benar sekali,lagi pula jika terjadi sesuatu kami bisa menolongmu"lanjut Davin

"Tidak usah banyak bicara,terserah lah. Minggir"ketus Thea

Saat ia akan menggerakan kakinya,ia merasa kakinya benar benar sakit. Apa yang terjadi pada kakinya? Ia pun terus berusaha untuk bisa menurunkan kakinya. Namun,nihil tetap tak bisa

"Theajus,kenapa?"tanya Davin

"Kenapa kakiku tidak bisa di gerakan?"tanya Thea

"Apa? Aku akan panggil dokter"ucap Devin lalu keluar dari ruangan itu

Setelah menunggu sebentar,akhirnya dokter itupun datang dengan suster di belakangnya. Davin dan Devin keluar dari ruangan tersebut sambil berdoa supaya tidak terjadi apa apa pada Thea.

Dokter keluar bersama susternya,membuat Davin dan Devin langsung berdiri menghampiri Dokter tersebut

"Bagaimana keadaannya dok?"tanya Davin

"Kalo boleh tau,kalian siapanya Pasien yah?"tanya sang Dokter

"Kami temannya dok"jawab Devin

"Pasien kakinya sedikit cedera,dan untung tidak parah. Namun,ia harus menggunakan tongkat untuk bisa berjalan"kata Dokter

Davin dan Devin saling pandang satu sama lain,memakai tongkat? Mereka berdua merasa bersalah. Seharusnya posisi Thea adalah mereka,namun kini mereka hanya bisa terdiam. Davin dan Devin harus harus mengatakan apa pada Thea? Bagaimana jika dia membenci mereka?
Akhirnya Davin dan Devin memutuskan untuk masuk kedalam ruangan Thea

Notre VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang