Nahas, kemarin gue hampir masuk rumah sakit karena mengonsumsi pizza yang jatuh ke kubangan air hujan penuh mikroba ghaib. Tapi siapa yang menyangka kalo semua itu langsung sembuh sebab di balik surat yang ditulis tangan langsung oleh Acan sendiri itu masih punya kelanjutan di belakangnya, yang berbunyi,
Tapi tenang Mbak, pizzanya udah saya ambil sebelum lima menit.
Dan secara ajaibnya perut gue langsung normal dan menyadari kebodohannya sendiri, buat apa sakit perut kalo makanan itu masih 'layak dimakan'?
Presiden kuman belum memerintahkan kuman-kuman lainnya buat menyerang makanan itu sebelum lima menit! tentu, makanan itu masih aman dan sangat layak konsumsi.Well, sekarang gue lagi di sekolah— Hei! sebego-begonya gue, gue masih sekolah ya.
Apa kata dunia jika segumpal daging yang baik hati macam bidadari ini udah goblok nambah goblok lagi gara-gara hobi cabut kelas? Tapi tenang, karena kadar kebegoan gue yang emang ngelebihi 11 pH, di kelas gue jadi pelanggan setia ranking -1, 12 tahun berturut-turut.
Gue juara bertahan terlama sejak Susu Bendera pertama dikibarkan sampai sekarang, bung!
Tapi lepas dari itu, sekarang juga waktunya ulhar mata pelajaran minat yang sebenarnya sama sekali nggak gue minati!
Ulangan ini biasanya selalu dibagi jadi dua gelombang, kalo nggak pake absen ya sesuai tempat duduk, di sebelah kanan atau kirinya. Tapi gelombang kali ini dibedain menurut peringkat!
Coba bayangkan!
Di luar sana murid-murid pintar sudah berleha-leha sambil ngecengin adkel atau kakel, sementara gue dan murid goblok lainnya kalang kabut gara-gara nggak ada satupun yang bisa dicontekin!
Sebenarnya nggak semua yang ditahan di kelas sekarang adalah penyandang peringkat terbawah semua sih. Ada sebiji manusia peringkat tetangga yang malah tongkrongannya itu selalu di tiga besar, namanya Jeriko. Dia adalah bocah genius yang nyasar di gelombang siswa sesat karena jumlah genap waktu kelas ini dibagi, perbandingan murid berprestasi di akademik dan sisanya yang berprestasi di bidang masing-masing itu agak timpang, selisihnya ada satu. Dan, entah kenapa Jeriko lah yang jadi tumbal dari mereka.
Kasihan.
Dari detik pertama ulangan dimulai, udah banyak lemparan kertas—buat minta contekan, yang mengarah ke bangkunya.
Awalnya, gue juga niat mau ikut ngelemparin dia biar dapet contekan dan bisa nyelametin nilai ulangan gue kali ini. Tapi nggak jadi waktu tiba-tiba ada dua murid pinter lain yang dateng sambil bawa tiang juga tirai yang biasa ada di UKS, buat apa? buat nutupin bangku Jeriko serta merta jawaban geniusnya!
Dan dari saat itu, secercah harapan pun hilang begitu saja, terlebih, asupan cogan dari cogan terganteng di kelas gue 'kan jadi tertutupi!
Gue makin kalang kabut, pasalnya, gue sekolah itu 50% ngeliatin cogan 50% makan. Jadi, gimana gue bisa ngatur waktu buat belajar sementara kalo iya kewajiban gue itu bakal terbengkalai. No.
Secuil fakta lagi tentang Jeriko, selain isi kepalanya yang encer, parasnya juga gampang bikin perkedel keasinan ini senantiasa melebur tanpa izin.
Dan saking sibuknya gua mikir tentang gimana caranya gue ngisi ini soal yang sama sekali nggak ada jawabannya di otak, tiba-tiba,
Triiingggg!!!!
Bel sekolah bunyi, tapi sensasinya lebih mirip pas denger organ di hajatan. Jedag-jedug.
Sebab akibatnya karena, kertas ulangan hasil patung gopekan tadi baru gue isi kolom nama sama kelasnya doang!
"Oke, sudah selesai semuanya?" tanya guru gue, yang sebenernya nggak killer, doi aja dari tadi tidur mulu abis ngebagiin lembar soal. Cuma, begitu suaranya menggema di telinga gue, semua sel panik dan takut gue menjerit pedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepinggan Tubir
Humor● ft. NCT 00 LINE Karena tindak pembolosan dan masalah beranak yang dimiliki masing-masing, Siti dan kelima cowok di sekolahnya harus dijatuhi hukuman yang pastinya menyangkut bersih-bersih. Kebetulan, sekolahnya mulai memberlakukan hukuman itu kare...