"Ohh jadi dia kakaknya Andi."
"Eh, tapi Andi siapa deh?" Timpal gue nanya setelah 'oh'-an doang tadi.
Mayang noleh, "Itu loh, yang gue bilang kalo gue takut digaplok kalo mengolengkan diri ke Anna."
"Hah, yang mana deh?"
"Ish, yang di part 4, Sitijen!!"
Part 4 apaan sih si Mayang ini? Dasar mahluk Arendelle yang beda genesis.
Tapi ngomong-ngomong, kita lagi ngomongin apaan sih?
Jadi gini---
Lah lu masih mending, gue---
Bacot, malah adu nasib!
Jadi gini, setelah terpampanglah wajah Kartana Galih Sobari si mahluk antah berantah lainnya yang ternyata berdomisili sama dengan Mayang---tapi katanya sih beda, tapi gue anggep aja sama karena tetanggaan. Dia langsung ditangkep Dara juga Merpati.
Entah dari mana mereka berdua tiba-tiba mengepakkan sayapnya yang berisik kemudian merangkul Sobari---lebih suka dipanggil gitu si Kartana alias si Mas Paparazi---layaknya seorang sanderawan.
Kata mereka gini, "Kena kamu akhirnya, Sobari!"
Setelah itu pak Sigit dengan setelan kuning khas PNSnya berjalan dengan berwibawa.
"Kabar gembira untuk kita semua!!"
"Tapi tidak gembira untuk saya," Sahut Sobari yang langsung dibungkem oleh jari telunjuk Pak Sigit, ngisyaratin supaya doi diem. "Ssttt."
"Jadi kita... PUNYA TEMEN SEPENDERITAAN BARENG, UHHUUYYY!!!"
"Uhuuyyy!!!" Para temen sekelas gue yang lagi gosok WC nyahut.
Sementara Zaenal ngomong pelan, "Gue kira punya bapak baru."
Langsunglah digaplok oleh Mayang di sebelahnya, "Bersyukur punya bapak endroser mie, jadi sering makan mie. Nggak enak kayak gue yang tiap makan mie dijejelinnya hidangan kerajaan mulu."
"Lo yang nggak bersyukur, Sari!"
"Emak gue itu anjir!" Yang sariawan protes.
Kembali dengan Pak Sigit, beliau sekarang mengambil alih Sobari dengan merangkulnya pake muka seorang bapak yang bangga sama anaknya, di samping Zaenal yang tadinya mintanya ganti bapak, dia juga sedang dilanda cemburu sekarang.
"Bapak baru tau kalo lomba ajang dunia ini bakal masukin 7 orang pelajar, dan Sobari ini lah yang bakal jadi satu lagi peserta dari kalian," Jelas Pak Sigit.
Gue angkat tangan, "Emang kenapa pak?"
"Karena coba kamu perhatikan, seminggu ada 7 hari, Trans ada yang 7, NCT Dream fix unit membernya ada 7, warna pelangi ada 7---"
"Maksud saya bukan itu pak," Ralat gue sebelum Pak Sigit nyebutin berbagai 7 lainnya. Bahkan mungkin mayoritas nilai rapor gue waktu SD.
"Ohh... alasan saya milih dia?"
Gue ngangguk.
"Untuk menguji hati kamu."
Ye, kok bang... ladesh.
Acan juga Ajun nepuk bahu gue, tanda nyuruh gue bersabar.
"Bercanda," Kata Pak Sigit seabisnya, untung aja nggak digaplok Ajun macam Jeriko tadi.
"Karena nak Sobari ini sebelumnya saya tugaskan buat jadi saksi mata kalian selama menjalani hukuman ini, dan dia pasti punya cukup pengalaman dengan menggantikan tugas kalian waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepinggan Tubir
Humor● ft. NCT 00 LINE Karena tindak pembolosan dan masalah beranak yang dimiliki masing-masing, Siti dan kelima cowok di sekolahnya harus dijatuhi hukuman yang pastinya menyangkut bersih-bersih. Kebetulan, sekolahnya mulai memberlakukan hukuman itu kare...