"Loh Mbak Rempong?!"
"Mas pizza?!"
Gue juga Hasan teriak serentak, hal itu membuat tiga cowok lain di TKP ngelempar tatapan bingung ke arah gue dateng.
Cepat-cepat, Acan ngedipin matanya ke gue kayak orang cacingan. Nyuruh gue buat diem.
Yah, biarpun otak gue cuma se-ons, seenggaknya gue masih ada rasa peka, nggak kaya doi lo pada. Ups.
Gue ngangguk sambil ngomong 'sip' tanpa suara, terus acungan jempol yang nggak terlalu gue buat kentara. Biarpun gue masih kaget dan bertanya-tanya kenapa Mas pizza ganteng yang kepleset becekan hujan itu ada di sini.
Hm... Kalo diliat dari seragamnya yang sama kayak gue sih–tapi beda celana sama rok–dia adalah anak sekolah sini.
Tapi, k0k Gu3 bAru t4u s1H??
"K-kenapa liat-liat?! Btw, lo pada kok tumbenan mau bolos?" Tanya gue buat mengalihkanli atensi mereka terhadap 'mas dan mbak' tadi, juga dibubuhi pertanyaan buat Ajun yang 'hah'-nya merdu banget persis waktu doi naik jadi peserta vokal solo di SMP dulu.
"Mau nyobain jadi anak nakal," Kata Ajun.
"Sip, gue aduin mak lo."
"Dih, jangan dong," Ajun yang lagi nyusun kursi langsung nengok sambil masang muka ketekuk. Btw, selain udah kenal dari SMP, gue sama Ajun juga tetanggaan.
"Iya," Zaenal nimpalin, "Kan lo udah janji mau bantuin gue, jadi bantuin kita juga dong."
"Kan tadi cuma minta kursi sama beresin jejak doang."
"Jangan gitu dong, Sit," Jeriko yang udah di atas tembok dengan tinggi dua setengah meter itu ikut bersuara
"Oh iya, kalo misalnya Pak Icai nanya, bilang aja gue lagi menyelamatkan dunia perkucingan yang dipimpin oleh kucing gue, jadi gue harus hadir sebagai walinya."Dia lagi ngelawak...?
"Hmm, Emang lo pada mau kemana sih?"
"Warnet," Jawab Hasan singkat, padat, dan jelas.
Gue berkutat lagi sama pikiran gue sejenak.
Pelajaran Pak Icai kalo nggak salah udah ulhar seminggu lalu, pertemuan pertama buat ulangan, pertemuan kedua buat remedialan, yang pastinya gue ikuti. Jadi?
Aman.
"Oke, nggak bakal gue laporin. Tapi gue ikut!"
°•○
Dari pada gue harus jadi satu-satunya cewe di dalem warnet yang isinya cowok semua, dari abang-abang sampe adek-adek. Mending gue ngabisin dua mangkok mie di hadapan gue. Satu hasil tutup mulut dari Ajun supaya nggak ngomong-ngomong ke emaknya, dan satunya lagi hasil traktiran dari Ajun juga yang waktu itu nge-prank gue.
Kalo licik nggak boleh nanggung-nanggung dong, hehe!
Warteg yang gue tempatin itu ada di seberang warnet yang keempat cowok itu maksud. Tepatnya, nggak jauh dari sekolah dan gampang diakses, tapi terpencil. Bolos-able banget intinya.
Waktu gue lagi asyik makan sambil ngegulir beranda instagram gue yang isinya berbagai pesona jodoh orang, kreasi fotografi, informasi, juga tanpa melupakan keriyaan duniawi. Ada suara yang lumayan familiar di telinga, negur gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepinggan Tubir
Humor● ft. NCT 00 LINE Karena tindak pembolosan dan masalah beranak yang dimiliki masing-masing, Siti dan kelima cowok di sekolahnya harus dijatuhi hukuman yang pastinya menyangkut bersih-bersih. Kebetulan, sekolahnya mulai memberlakukan hukuman itu kare...