Happy reading...
***
Rara yang membawa alesha untuk pergi ke kelas, banyak tatapan mata yang tertuju pada Rara dan alesha terutama alesha. Beberapa menit kejadian yang tadi hampir dari seluruh sekolah tau, bahkan ada orang yang tidak segan segan mentapnya sinis. Alesha masih shok.
"Sha, lo gak di apa apainkan sama Raka?" tanya adel yang sudah mengetahui berita ini. Alesha heran mengapa secepat ini beritanya tersebar. "Gue gapapa," kata alesha.
Bella yang memberikan minum ke arah alesha langsung di terima baik oleh alesha, alesha minum dengan hati hati membuat otak nya mengingat kembali tentang kejadian tadi. Walaupun alesha ini cewek tetapi dia memiliki kepribadian takut. "Udah sha, gausah di pikirin." ujar adel.
"Kok lo bisa sih bermasalah sama anak geng Roar?" tanya bella ingin tahu.
"Tau, gimana cerita Ra?" sahut adel yang ikutan. "Alesha gak sengaja numpahin minum jus alpukat ke seragam Raka. Nanti gue ceritain lagi kalo alesha udah tenang." kata Rara. Kembali.
Alesha yang melamun diam, masih mencerna dengan baik otaknya ini. Bagaimana nasib ke depan nya dia, alesha tau kalo Siapapun yang membuat masalah dengan geng Roar mereka tidak akan segan segan melepaskan musuhnya begitu saja, begitu juga dengan dirinya. Alesha tetap memikirkan positif tidak boleh negatif bahwa dia tidak akan ikut campur lagi dengan geng Roar. "Sha, lo ngelamunin apa si?" tanya bella.
Alesha yang kini menjadi pusat perhatian sahabat nya langsung menengok dengan tersenyum. "bukan apa apa, ulangan ipa gimana?" tanya alesha.
"Guru gaada, dijadiin besok," jawab bella.
"Sha, gue pengen tau Raka ngapain aja di markas sama lo?" tanya adel yang kepo. "suruh bersihin seragamnya aja," Alesha terpakasa berbohong, tentang dia yang ingin di cium Raka.
"Lo gak bohong kan?" tanya adel lagi memastikan. "Lo kepo banget dah del kayaknya!" ujar Rara protes.
"Kepolah gue! Siapa tau Raka macem macem!" kata adel kembali.
"Gua tau Roar, mereka gabakal macem macem. Lo gak liat mereka di bentuk dalam sebuah keluarga di sekolah gamungkin macem macem. Gue dikasih tau Jovan walaupun mereka terkesan banyak yang takut tetapi hati nya mereka lembut." jelas Rara.
"Udah ah ganti topik Roar mulu bosen!" ujar bella. "Sha lo pulang sekolah ikut kita gak mau beli novel?" tanya bella.
"lain kali aja bel, gue ada es kull hari ini." jawab alesha yang di angguka kepala oleh bella dan lainnya.
"Sha, lo istirahat nanti bener kasih seragam lo ke Raka?" tanya Rara lagi.
Alesha hanya mengangguk, tidak lama kemudian kepalanya di tengkurapkan ke meja. Kepalanya pusing mendadak alesha memutuskan untuk tidur dikelas tidak ingin mebahas soal Raka kembali. Sudah cukup hari ini banyak kerjaan yang membuat nya pusing.
***
Jovan yang hanya tertawa sesekali meledek Raka atas kejadian tadi. "Lo serius? Kaa mau cium cewek itu?" ujar Jovan tertawa lagi. "Sedangkan lo anti cewek." tambahnya.
Deska yang ikut tertawa bersama jidan pun tak berhenti. Deska tidak percaya jika sahabat nya ini diluar akal sehat malah kiranya Raka ini adalah seorang gaya. "Kasian joo, liat tuh mukanya udah merah!"
"Diem!" ujar Raka.
"Ternyata dugaan gue salah kalo lo gay. Ternyata lo lebih parah yang dari yang gue bayangin! Abis kesambet apa lo bisa kayak gitu?" tanya jidan heran.
"Bacot lo anjing!" umpat Raka kesal.
Alden yang melihat itu hanya diam dengan muka datarnya, sudah terbiasa dengan keadaan kaya gini. Alden sebenarnya memang iri dengan teman temannya yang gampang tertawa dan bisa berbaur dengan cepat ke orang lain. Sedangkan dirinya yang hanya diam karna bagi Alden ketawa memang susah untuk dirinya. Tentang soal berbaur itu sulit di lakukan oleh Alden memang kenyataan gini Alden di lahirkan dengan sifat yang begitu acuh dan tidak perduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROAR √
Teen FictionHanya cerita konyol yang mempertemukan sepasang remaja yang menghabiskan waktunya pada sebuah misi yang tidak penting. Mampir ya silakan. Votenya cantik makasih.