Mau tidak mau alesha ikut dengan Raka, dirinya takut akan ancaman nyawanya di bawa bawa. Kan gak lucu ketika ada cewek sendiri membawa boneka panda yang besar mati di serang oleh orang berwujud tidak tampak di matanya. Sejenis orang misterius. Alesha masih ingin hidup muda, dan menjalankan layaknya anak remaja saat kini.
Masih menginginkan membahagiakan orang tuanya.
“Kenapa ke taman? Lo gabut di rumah sampe bawa gue ke taman?” tanya alesha yang masih menggenggam bonekanya.
Raka menghiraukan omongan alesha dan berjalan terlebih dahulu, alesha cewek pendek itu mengekorinya ternyata Raka membawa nya di tempat seperti melihat langit langit. Nyaman untuk sementara singgah di sini. Kenapa dirinya baru tau soal tempat ini. Kuno sekali alesha.
“Gue capek,” keluh Raka membuka bagian jasnya melampirkan kemeja putih, dasinya yang tidak ke pakai dan membuka kacingnya tiga, wah tiga bahaya.
Raka menaruh jasnya di bawah rumputannya untuk berbaring.
“Capek kenapa? Gonceng gue perasaan gue ga berat berat amat.” ujar alesha kepada dirinya sendiri.
“Gue capek sama hidup gue, gak ada yang bisa gue nikmatin selain temen temen gue yang di sekolah.” ujarnya secara mendadak. Alesha tertegun yang mendapatkan omomgan itu tiba tiba.
“Kadang kita perlu temen curhat untuk membebani semua pikiran kita or beban? Dan lo butuh itu untuk sekarang.” ungkap alesha yang tiba tiba ikut berbaring di samping Raka. Dengan boneka pandanya yang berada di dalam tengah tengah mereka sebagai penghalang.
“Boneka lo risih,” ujar Raka.
“Diemin aja apa susahnya sih!”
Alesha dapat melihat dari ekor matanya yang tiba tiba Raka menggulung kemeja putih nya sampai pada siku dan lanjut berbaring menatap bintang. Banyak pasang mata mengarah kepada mereka, malam ini tampak rame sepasang anak remaja muda pada ikut ke sini hanya sekedar kecan dengan pasangan nya.
“Lo kenapa bisa nyasar beli boneka, gak masuk akal.” ujar Raka.
Alesha gelagapan ingin bicara apa, memang benar dirinya bukan beli boneka melainkan ini di kasih dari seorang lelaki brengsek julukan barunya untuk ferro. ketika dia tadi sedang makan di acara paslam. Ferro tiba tiba meninggalkannya, dengan alasan ada keperluan yang mendesak dan tidak bisa mengantarkannya pulang. Dengan itu ferro membeli boneka panda untuknya sebagai permintaan maaf dan mengasihkan dirinya uang seratus ribu dan di tolak mentah oleh alesha. Memangnya dirinya tidak punya uang, sampai sebegitunya.
“Lo gaperlu tau, ini urusan gue.”
Raka berdecak kesal mendengar ucapan alesha. “Lo pikun urusan lo urusan gue juga alesha,”
Alesha menganga apa apan dirinya masih bisa mengurus urusan sendiri. Tidak perlu bantuan orang lain. Selalu saja ketika dirinya mempunyai masalah selalu orang orang membiarkan dirinya seolah olah masuk ke dunianya. Alesha paham betul bagaimana pun dia hidup kalo bukan tanpa bantuan orang lain dia tidak akan jadi apa apa. Alesha hanya ingin mandiri dengan urusan nya sendiri.
Bantu boleh asal jangan berlebihan, Jangan sampai orang yang di bantu malah risih.
“Sejak kapan? Gausah ngadi-ngadi lo?!” tuturnya tak terima. “Ini demi keselamatan lo sha.” jawab Raka kesal.
“Lo bantu boleh asalkan jangan berlebihan, gak gini caranya. Cukup ada di samping gue di saat nyawa gue terancam itu udah cukup.” katanya. “Kalo perlu nyawa lo aja yang jadi ancaman.” katanya lagi yang tidak tau diri. Alesha sadar apa yang di ucapkannya.
“Sekalipun nyawa gue terancam, gue bisa jaga diri. Sedangkan lo cewek. Gua gabisa diem aja setelah ini.”
“Maksudnya gabisa diem aja dengan kata lain, ini secara gak sengaja berurusan sama geng lo kan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
ROAR √
Teen FictionHanya cerita konyol yang mempertemukan sepasang remaja yang menghabiskan waktunya pada sebuah misi yang tidak penting. Mampir ya silakan. Votenya cantik makasih.