Alesha cewek itu berniat kabur karna seseorang cowok yang memaksa dirinya harus menemui cowok tersebut. Siapa lagi kalo bukan pelakunya ferro, alesha kadang kesal di perlakukan seperti ini. Tetapi egonya jauh lebih besar.
“Sha mau kemana?” tanya Rara yang melihat alesha yang sedang terlihat buru buru.
“Cari angin,”
Adel yang lagi memoleskan liptin di bibirnya pun menoleh. “Gue ikut!”
Alesha panik ingin berbicara apa membuat alasan adalah jalan yang tepat tapi kalo sudah begini bagaimana dia bisa mencari alasan. “Gue lagi pengen sendiri del, lo sama yang lainnya aja.”
“Jadi gue gaboleh ikut, yaudahh lah Ra yuk ke kelas bebep lo.”
Rarapun mengangguk setuju dan pergi bersama adel untuk keluar sekolah, bella yang lagi mengerjakan tugas pun menoleh ke arah alesha yang menghembuskan napasnya.
“Udahlah lo tau sendiri gimana adel?” sahut bella tiba tiba.
Alesha beranjak dari kursi. “Bell, gue pamit bentaran ya. Nanti kalo ada guru ijinin gue pura pura sakit?”
“Lo mau kemana emangnya?”
“Ada urusan bentar, bye.”
Selanjutnya pun alesha langsung kabur dari kelas menuju taman belakang sekolah adalah jalan satu satunya untuk memanjat dan bolos menemui seseorang. Alesha berjalan sambil celingak celinguk takut ada guru yang memergokinya tengah bolos pelajaran.
Alesha berjalan di koridor yang sepi, cuman ada beberapa siswa yang lewat. Hingga pas belokan dia di pergoki oleh Alden teman Raka.
“Eh astagfirullah, ngagetin aja lo den!”
alden diam tak bergeming, alesha baru sadar ternyata dia di depan kelas Raka cowok yang semalam berani curhat masa kepamnya ke dirinya alesha ingat itu. pantesan Alden bisa di sini, lelaki itu sedang menyerutkan pensil nya di dekat tong sampah.
“Nyariin Raka?” tanyanya dengan alis terangkat.
“Enggak! Gue duluan den.” ujar alesha buru buru pergi lagian tadi juga alesha tidak dapat melihat Raka.
Kemana lelaki itu, alesha berpikir bahwa takutnya Raka macam macam atas masalah yang menimpa nya semalam. Napa gue mikir ke situ sih?! Gerutu alesha dalam hati.
“Tunggu tadi gue kaga liat adel sama Rara ke mana tuh bocah? Ah bodo amat Palingan mojok tuh kantin.” gumamnya yang berpikir.
Setelah berjalan layaknya sepuluh menit akhirnya alesha sampai pada taman belakang sekolah. Alesha bingung dimana dia harus memanjat sedangkan temboknya tinggi, enggak tinggi tinggi amat ya tapi seukuran badan alesha itu menurutmu tinggi. Alesha cewek pendek jadi wajar.
“Aish Jinja?! Terus Gue naik pake apaan?” kesalnya yang celingak celinguk mencari tangga tetapi tidak ada.
Sampai pada akhirnya alesha melihat tong sampah di pojok pohon, alesha yang memiliki ide cemerlang pun langsung mengambilnya. Sebenernya jijik tapi ini adalah jalan satu satunya. Tong sampahnya besar dan tinggi, jadi bisa di pakai untuk memanjat. Kalo soal kuat alesha tidak bisa menjamin.
Alesha membalikan tong sampah tersebut menjadi ke bawah. Untung tidak ada sampah. Alesha yang berusaha untuk naik ke atas sambil perpegangan tembok. Sesudah naik ke atas tong sampah alesha mencoba menaikan kakinya ke ujung tembok atas untuk memanjat. Setelah melakukan itu tiba tiba sepatunya yang licin menginjak air kotoran dari sampah pun langsung terjatuh.
“Sialan bokong sexy gue yaampun!” pekik alesha kesakitan, mencoba untuk berdiri dan membenarkan kotoran di roknya.
“Nekat banget jadi cewek, mau bolos tapi gabisa manjat.” sahut lelaki yang tiba tiba di depannya sambil membuang putung Rokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROAR √
Teen FictionHanya cerita konyol yang mempertemukan sepasang remaja yang menghabiskan waktunya pada sebuah misi yang tidak penting. Mampir ya silakan. Votenya cantik makasih.