Alesha tengah jengah menatap ferro si lelaki yang membuatnya kabur dari sekolah beberapa jam yang lalu. Mengapa dirinya di suruh menutup mata? Sudah ke sini capek capek tetapi apa balasan pria itu malah menatapnya seolah olah sinis, dan tidak suka. Sebenernya apa niat lelaki ini sampai sampai alesha berani bolos di sekolahnya hanya untuk menemui pria ini.
“Ferro lo jawab gue kenapa diem aja sih?” tanya alesha sedari tadi mengajak ferro mengobrol tapi tetap aja balasan pria itu mendadak menjadi orang dingin.
“Diem napa sih,” ketusnya.
Alesha tertegun dengan nada bicara ferro mengapa sangat sensitif, bukannya yang seharusnya marah adalah dirinya. Alesha berusaha memikirkan pikiran yang positif. Di mendadak takut ferronya aneh aneh kepada dirinya. “Lo kenapa ngajak gue bolos tapi diri sendiri main hp mulu.”
Ferro tampak diam dan terus saja mencuekan dirinya dengan memainkan hpnya yang tampak serius. Alesha yang jengahpun berdiri. Saat ini mereka berada dalam sebuah cafe.
“Mau kemana?” tanyanya. “Pergi bosen.” jawab alesha.
Ferro menarik pergelangan tangan alesha hingga duduk kembali. alesha yang kesal pun menghentakan tangannya kasar, sudah cukup sabar di diam kan nya dirinya ini. Demi bolos alesha rela ketinggalan pelajaran, hanya untuk menemui ferro sahabatnya. Alesha dan ferro memang bersekolah yang tidak sama. Ferro yang sekolah di Sma bangsa, cukup bahaya memang.
Karna sekolahnya dan sekolahnya ferro itu bermusuhan, bukan muridnya tetapi anak geng Roar dan altar lah yang bermusuhan. Entah kejadian apa yang membuatnya tidak pernah akur hingga kini.
“Gue bosen, ferr lo gak ngertiin banget sih!”
“Tidur aja,” jawabnya enteng tanpa ada beban sedikit pun. Seperti tidak ada rasa bersalah. “Gue rela relain bolos demi lo, dan apa yang gue dapetin sekarang??”
“Bentaran aja sha, ngertiin gue dikit.” ujarnya ikut kesal.
“Oke tapi cukup, dari tadi lo cuman buka hp, hp, hp! Di depan lo ada gue. Se akan akan gue gak ada sampai lo terus mandangin hp ketimbang gue!” bentak alesha sedikit kesal.
ferro yang lantas menaruh hpnya dan menatap alesha dengan ekspresi yang tidak bisa di bayangkan. Ada rasa sedikit kasian menatap nya.
“Oke, lo mau kita kemana?”
“Lo yang ngajak bolos ferro!”
“Disini aja gimana?”
“Ngapain? Gamau bosen.”
“Terus lo maunya kemana? lo mau kita keluar terus kepergok guru kalo kita bolos?”
“Enggak! Kemana kek! Jadi cowok tuh yang peka. Tadi ngajak bolos sekarang girilan bolos gatau arah gimana sih?!” kesalnya yang enggan menatap ferro dan langsung memalingkan wajahnya ke jendela.
“Pms ya? Mau gue beliin minuman kiranti?” tanyanya dengan alis terangkat.
“Enggak siapa juga yang pms yang ada lo!” ujarnya galak.
“Kenapa sih marah marah terus? Gue ada salah sama lo?”
“Mikir aja sendiri!” keduanya yang masih engga menjawab.
Ferro tampak berpikir salah apa dia yang membuat cewek yang di depannya ini marah marah, mungkin efek karna terlalu lama dirinya main hp. “Gue gatau? Gue main hp terlalu lama ya?”
membuat alesha kini lebih memilih bungkam tidak ingin menjawab. Beberapa menit hening membuat alesha menoleh ke arah ferro yang lagi lagi membuat ferro menatap hpnya lagi. Dirinya benar benar dengan dan bosan. Kalo begini tadi mending tidak usah bolos menemui ferro. lelaki ini tidak tau betapa malunya dirinya di depan cowok yang melihat dalamannya. Dan terjatuh ke tanah akibat tidak bisa manjat. Itu butuh usaha. Dan lihat usahnya kini terbuang sia sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROAR √
Teen FictionHanya cerita konyol yang mempertemukan sepasang remaja yang menghabiskan waktunya pada sebuah misi yang tidak penting. Mampir ya silakan. Votenya cantik makasih.