Raka sedari tadi mengamati dua orang yang ada di lapangan, kini Deska dan dirinya sedang ada di warber. Entah kenapa dirinya ingin memperhatikan alesha dari jarak jauh, pikirannya teringat kembali tentang gladien melabrak alesha hanya karna dia menolak dirinya. Mungkin nanti dia bisa bicara kepada gladien soal ini. Deska yang entah kenapa dia bisa ikut ke warber.
"Kenapa lo mau ke sini?" tanya Raka.
"Emangnya kenapa? Free kan?"
"Gue tau ada yang aneh di diri lo des?" gumam Raka, melihat dari gerak gerik Deska.
"Aneh? Lo kaya gak tau gue aja." balas deska yang menyesal kopinya yang di belinya. "Kasih gue alasan lo disini?" tanya Raka.
"Lo sendiri? Gimana?" tanya balik Deska. "Jawab aja, gue gasuka di hindari pertanyaan." kesalnya.
"Wihh santai, gue nunggu gladien."
Raka langsung menengok ke arah Deska menatapnya dengan heran, di tambah bingung. Mengapa Deska menunggu perempuan itu, "Lo deket sama gladien?"
"Enggak, nyokap nya suruh gue buat anterin balik."
Raka hanya diam, tidak tau harus menjawab apa, lalu dia menengok ke arah lapangan lagi di sana ada alesha yang sedang mencuci pakaiannya yang kotor di kran. Tanpa di minta dia berinisiatif untuk mendekat ke arah lapangan. Untungnya dia memakai hoodie. Terdapat gladien yang mensamperkan dirinya.
"Raka lo masih disini?" tanyanya.
Dirinya hanya menggumam saja dan mendekat ke arah alesha sambil menyodorkan hoodienya yang berwarna hitam itu. "Pake,"
"Ngapain, gak perlu." ketusnya dan langsung pergi, dirinya yang tidak suka di tolakpun mengejarnya.
"Ini semua salah gue, lo gini karna gue sha," kata Raka yang berani mensejajarkan langkahnya. Tidak perduli gladien yang meneriaki namanya.
"Gue bilang gak mau, lo gausah maksa gue!" katanya yang masih emosi, dirinya tau. Alesha sedang dalam masa masa kesal.
"Gue gak perduli pake ini sekarang, lo gak malu dengan bentuk tubuh lo yang terekspos?"
Lantas alesha menutupi tubuhnya sendiri, mungkin bisa di lihat bahwa dirinya malu. Kenapa bisa juga bibir ini langsung frontal ke arah cewek di depannya ini. "Tutup mata lo! Gak usah liat liat modus banget!" cibirnya.
"Gak minat lo tepos,"
Alesha melotot seketika mendengar pernyataan cowok yang di depannya ini, apa apanya dirinya memang gak tepos tepos amat. Ini dia hanya menggunakan baju yang terlalu besar. Tidak mau berdebat alesha dengan cepat mengambil hoodie yang di pegang Raka. "Sebagai permintaan maaf lo, karna lo udah liat liat tubuh gue!"
"Bilang aja gengsi, mau ngambil sengaja bilang gue sebagai permintaan maaf," ujar Raka.
"Mulut lo bisa diem gak? Mau gue pukul?" ujarnya yang menaikan tangannya ke atas seolah olah ingin memukul dirinya. Malahan itu membuat Raka terkekeh lucu.
Alesha yang segera memakai hoodie miliknya, setelah memakainya itu dimata nya dulu terlihat sangat lucu. Dengan hoodie yang kebesaran membuat tangannya tidak terlihat, apalagi badannya yang terlihat sperti kecil. Membuatnya gemas sendiri. Raka yang sadar akan kenyataan buru buru menepisnya pikiran itu.
"Hoodie lo besar banget,"
Raka tak langsung menjawab malah dirinya, menarik tangan alesha untuk membawa nya ke warber. "Ka, ngapain gue males berurusan sama gladien."
"Ada gue, lo tenang aja."
"Lo enak ngomong gitu, kalo gue di labrak lagi gimana? Lo mau tanggung jawab hah?!" kesal alesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROAR √
Teen FictionHanya cerita konyol yang mempertemukan sepasang remaja yang menghabiskan waktunya pada sebuah misi yang tidak penting. Mampir ya silakan. Votenya cantik makasih.