8-ALTAR

5 2 0
                                    

Saat ini ketua geng yang bernama altar yaitu andrew. Sedang tertawa senang melihat bagaimana musuhnya mencari tau dan susah payah. Andrew mempunyai rencana licik di balik itu. Cuman dia yang mengetahui tidak dengan teman temannya. Andrew hanya cukup memerintah saja dan anak buahnya lah yang menjalankan. Andrew begitu terkenal di kalangan mafia. Jadi tak heran mempunyai banyak teman, dan anak buahnya.

Andrew ini licik lebih dari monster. bahkan bisa di sebut gila.

"Gimana berhasil?" tanya andrew yang sedang menghisap batang rokok nya. Dia sedang berada di dalam markas khusus untuk dirinya sebagai jabatan ketua. Privasi. Untuk di masukin anak buahnya.

"Masih proses, lo tenang aja." ujar cowok berpakain hitam sambil memakai topi.

Andrew lantas tertawa, tertawa licik. "Okee, gue percaya sama lo. Jangan sampe peluru yang gue pegang kena ke lo?" ujar andrew yang memainkan pistol di tangannya.

"Santai, aman. Lo cukup perintah gue dan akan gue laksanain." sahut cowok itu gugup dan ada rasa takut.

Andrew lalu berdiri, dan ikut duduk bersama cowok yang di sampingnya ini. "Bagus. Gue mau lo terus lanjutin apa yang kemarin gue perintah, gue gamau ada kecolongan sedikit."

"Cewek itu terlalu polos buat di bohongin an, mudah buat gue jalanin." kata cowok itu yang sambil memakai kacamata.

"Gimana Raka si ketua bodoh itu?" ujar andrew bertanya. "Gue belum liat dia ada tanda tanda bertindak. Jadi gue nunggu cara dia bermain gimana."

"Kerja bagus, malem ini kita party ajak yang lainnya." kata andrew yang menepuk nepuk pundak cowok itu. "Siapa yang bayarin? Lo?" tanya cowok itu kembali.

"Tenang, uang gue masih banyak. Hanya untuk sekedar party biasa." katanya sambil tertawa. Lantas andrew dan cowok itu melanjutkan minum minuman alkohol di atas mejanya.

"Lo hanya perlu rusakin tuh cewek! Si ketua bodoh itu taunya gue bakal bales dendam. Jadi ini kesempatan bagus lo."

***

Alesha yang duduk terdiam dengan ferro lelaki itu mengajak nya ke cafe untuk makan. Dan di terima oleh alesha. lagian dia juga bosen di rumah itung itung perutnya ke isi dan makan gratis. Di sisi lain juga dia takut dengan ferro. Apa yang di ucapkan oleh Raka.

"Ngelamun terus dari tadi, mikirin apa sih?" tanya ferro. dan langsung di gelengkan kepala dengan cepat oleh alesha.

"Gapapa, kecapean aja gue. Seharian, ngerjain tugas." kekeh alesha bohong. Agar tidak ketauan.

"Mau di bantu lagi?" tanyanya. "Eh-h gausah. Lagian udah selesai."  ujarnya gugup.

Makanan yang tadi di pesan sudah datang. Segera alesha memakannya di barengi oleh ferro yang menatapnya begitu saja Membuatnya sedikit risih. "Apa?!" kata alesha.

"Gapapa, kayaknya lo laper banget sha." ucap ferro.

Iyalah laper karna gue takut! Ferro! Batin alesha berteriak.

Alesha menghiraukan perkataan ferro dan lanjut untuk memakan makanannya. Ferro yang diam saja melihat alesha makan lantas alesha bingung sendiri mengapa lelaki ini tidak ingin makan.

"Kenapa lo gak makan ferro?" tanya alesha was was.

"Gue kenyang liat lo makan aja," jawabnya sambil terkekeh. "Gue serius?!" kata alesha memukul lengan ferro.

"Gue juga sha,"

alesha memincingkan matanya ke arah ferro dengan tajam dan berhenti makan. "Lo kasih racun ya? Maka nya lo gamakan biar gue keracunan hah?!"

ROAR √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang