Seperti yang di bayangkan alesha tengah duduk di kelas sambil meratapi jam, terus menerus. Alesha telah menunggu bel istirahat, entah mengapa jantung nya berdegup kencang saat bel istirahat berbunyi nyaring, alesha segera bangkit dan teman temannya heran mengapa alesha begitu buru butu.
"Sha, mau kemana buru buru amat?" tanya adel yang melihat alesha berdiri di ujung pintu. "Biasa del, kalian kalo mau ke kantin duluan aja. Gue ada urusan," jawab alesha.
Teman temannya hanya mengangguk lantas alesha langsung berjalan ke koridor untuk pergi ke lokernya, tatapan para siswa membuat alesha semakin takut untuk menemui Raka. alesha tetap berjalan dengan wajah tenang dia tidak boleh kelihatan takut ataupun gugup saat nanti berhadapan dengan Raka. Alesha sudah ada di lokernya sambil mengambil seragam.
Alesha bersender di tepi ujung koridor sambil menunggu Raka yang tak kunjung ke lokernya juga, Alesha takutnya Raka tidak tahu lokernya dimana. Setiap loker kelas itu beda tempat makanya alesha takut. "Dateng juga lo? nih seragam gue." ujar alesha yang melihat Raka datang dengan mengenakan kaos warna hitam nya.
"Oh ini loker lo? Siapa nama lo?" tanya Raka.
"Ngapain lo nanya nanya nama gue, gapenting juga buat lo." jawab alesha sinis. alesha masih kesal dengan Raka atas kejadian tadi.
Raka mendekat ke arah alesha membuat alesha meneguk ludahnya, mengapa di saat kaya gini alesha bahkan gugup tak dapat bicara. Kemana keberanian saat ini. "Penting, buat gue." bisik Raka tepat di telinganya.
Alesha dengan cepat mendorong tubuh Raka yang kelewatan batasnya. "Lo gila! Ini di koridor gimana kalo ada yang liat. Orang kaya gini pantes di jadiin ketua?" tantang alesha.
Raka yang mulai tepancing emosinya, salahkan alesha jika Raka tak megampuni alesha kali ini. "Lo jangan cari masalah sama gue, untung lo cewek." Kata Raka yang penuh penekanan. "Lo kali ini, selamat lain kali enggak bakal gue lepas."
alesha yang hanya diam terpaku dengan kata kata itu, dengan beraninya alesha menatap Raka yang sudah pergi dari hadapannya. Orang orang yang melihat itu ricuh kembali. Ada yang mengatasi ngatainya kotor, sinis, tatapan tidak suka, dan masih banyak yang lainnya.
"Cowok aneh," gumam alesha yang langsung pergi dari lokernya.
***
Bel pulang berbunyi di seluruh sekolah membuat para siswa siswi yang sedang belajar menghela napasnya dengan senang. Seperti yang di dengar oleh Raka dan kawan kawannya yang sedang membolos di roftoop sekolah, kecuali Alden yang tidak ikut. Raka langsung membuabg putubg rokoknya dengan asli lalu mengambil tas nya yang di dekat sofa. "Warber, sekarang hubungin yang lainnya." ujar Raka yang di anggukan oleh Deska.
"Alden gimana?" tanya Jovan. "Suruh kesini ji. Dan lo jo atur pasukan buat nanti, ke warber lo kumpulin semua pasukan yang masuk ke Roar." jawab Raka penuh makna.
Jidan yang siap mengehubungi Alden yang langsung saja ke datang ke warber nantinya. yang Raka berserta teman temannya langsung menuruni tangga untuk jalan ke arah warber untuk membuat strategi. Deska yang tadi menghubi anggota Roar di grub langsung pada ngumpul di warber semua.
"Ka alka, nyerang kita lagi?" tanya dika, tangan kanan anak Roar. "Iya, lo semua baris! gue mau ngumumin strategi yang udah gue atur." Sahut Raka. Tanpa basa basi anak anak Roar berbaris termasuk anak inti yang ikut berbaris.
Walaupun anak inti, ini harus di patuhi, karna disini lah jati diri Seorang Raka yang tegas penuh dengan selidik, seram, ganas mulai terpampang auranya. Sebagai seorang ketua dia wajib menjalankan tugasnya apa yang sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin. Alden yang sudah datang pun ikut berbaris di barisan para anggota. Mendengarkan Strategi yang dibikin oleh Raka dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROAR √
Teen FictionHanya cerita konyol yang mempertemukan sepasang remaja yang menghabiskan waktunya pada sebuah misi yang tidak penting. Mampir ya silakan. Votenya cantik makasih.