Gadis itu sedang ada di kelas siapa lagi kalo bukan alesha, dia memikirkan bagaimana bisa keluar dari jam pelajaran agar bisa bertemu dengan seseorang. Dengan berbagai ide dia pikirkan, setelah beberapa menit muncul lah.
"Mau kemana sha?" tanya Rara yang sedang menyatat pr bella.
"Keluar bentar, Nyari angin." jawabnya. Adel yang sedang memoleskan liptin itu menengok ke arahnya.
"Ikut! Mau sekalian ke kelas jidan," sahut adel yang cengengesan.
Rara memutar bola matanya jengah dengan sikap adel selalu saja, ke kelas cowok nya itu. Menurutnya membosankan mentang mentang baru deket alias pdkt. Tetap saja wanita itu nekat. Mau di jamin pelajaran pun, sudah tau masih di gantung masih aja ada harapan. Cuman memakai janji palsu. Menurut Rara.
"Gue beda arah del, mau ketemuan sama kelas ipa lo kan di lorong ips." alibi alesha bohong.
"Kalo gitu bareng ke luarnya, kenapa sih? Jangan jangan mau ketemu doi lo ya?" tanya adel girang. "Sha lo punya doi? Siapa kenalin dong ke kita kita!" sahut Rara ikut penasaran.
Bella yang sedang membaca novel nya itu langsung menengok ke arah teman temannya itu, selalu saja asal menebak tanpa tau kebenarannya. "Udahlah biarin alesha keluar, lo kalo mau ketemu jidan sendiri bisa kan del, mungkin alesha punya kepentingan pribadi."
"Udah sono del, udeh cakep tacap mulu. Jangan lupa kalo ketemu Jovan salam dari gue!" ujar Rara.
Adel yang sedang mengaca pun menghela napasnya. "Iya iya bawel lo, "
Alesha yang melihat itupun bernapas lega, setidaknya bella membantunya, setelah kepergian adel, alesha berdiri dan pergi dari kelas setelah mengatakan bahwa dia ijin kalo ada guru yang masuk. Pura pura sakit, padahal enggak.
Alesha berjalan di arah koridor sekolah menuju Taman nya. Di sepanjang koridor alesha was was takut ketauan sama guru, tepat saat membelok dia berjalan di koridor anak ips terdapat Alden yang sedang di depan kelas sedang menyerutkan pensil di dekat tong sampah.
"Eh lo den! kagetin aja." ucap alesha sembari bersedekap dada.
Alden hanya diam, memperhatikan alesha yang sedangnya keliatan panik. dia hanya menggumam sesekali. "Lo ngapain?"
"Ha? Gue mau ke toilet."
Alesha linglung ingin menjawab apalagi lantas lebih baik pergi dari pada disini terus dan di introgasi. "Gue pergi dulu den,"
Setelah itu alesha langsung pergi buru buru langsung ke Taman untuk menemui pesan yang di kirimkan oleh Raka. Beberapa menit di koridor membuatnya tiba tiba resah begitu saja. Setelah sampai di toilet dia tidak melihat Raka di sini. Yang di maksud oleh alesha adalah depan toilet. Alesha yang jengah pun masuk ke toilet untuk sekedar membasuh mukanya, dengan kaget nya dia melihat gladien bersama teman teman sedang ada di toilet.
"Oh ini yang buat Raka nolak cinta gue?" ujar gladien.
"Secantik apa sih diri lo? Sampe sampe Raka lo pelet!"
Alesha yang terkejut bukan main pun, tiba tiba mendadak diam di tempat nya, sejak kapan dia mendekati Raka. dia tidak berniat untuk mendekati hanya saja untuk sebuah misi. Ini semua kesalahpahama. Alesha berniat untuk mengasih tau bahwa ini dan ke salah paham tetapi niatnya di urungkan, ini adalah rahasia yang tidak boleh di ketahui oleh siapapun. Demi keselamatan nyawanya.
"Gue gak berniat." jawab alesha seadanya.
"Alah bohong aja! Buktinya sampe sekarang lo masih deket deket sama dia kan?!" ucap gladien yang mendekat ke arah alesha dan langsung menjambaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROAR √
Teen FictionHanya cerita konyol yang mempertemukan sepasang remaja yang menghabiskan waktunya pada sebuah misi yang tidak penting. Mampir ya silakan. Votenya cantik makasih.