Satu Minggu terlewati oleh ketiga pemuda yang baru saja bersatu menjadi seorang sahabat yang saling membutuhkan, dengan hadirnya seorang Jaemin dan juga Haechan yang mampu mengubah hari Jeno lebih berwarna, mencoba memulai hari barunya untuk lebih baik.
Saat ini kelas mereka jadwalnya untuk berolahraga. Jaemin dan juga Haechan, mereka berjalan menuju lapangan sekolah.
Haechan memberikan sebuah botol minuman yang berisikan susu rasa pisang kesukaan sahabatnya itu. "Ini, kamu duduk sini aja, jangan kemana-mana. " Jaemin mengangguk bahagia sembari menatap Haechan.
"Yasudah, aku gabung dengan mereka dulu, jangan kemana-mana, awas aja kalau nanti kamu ikutan gabung sama mereka! " Ucapnya lagi.
"Iya Chan, udah sana. " Titah Jaemin.
Haechan berlari memasuki lapangan untuk memulai olahraga bersama teman-temannya. Sedangkan Jaemin, dia hanya memakai seragam olahraga tetapi dia hanya duduk di samping lapangan. Tak lama seorang pria datang menghampiri Jaemin.
"Jaemin! " Panggilnya, Jaemin menoleh kearah sumber suara. Orang itu semakin mendekat kearah Jaemin, kemudian ikut duduk disebelahnya.
"Eh Jeno. "
"Kok kamu disini? Engga ikut olahraga? " Jaemin menggeleng. "Kenapa? " Tanyanya lagi.
"Gapapa sih, lagi males aja. " Jawab Jaemin. "Kamu sendiri kok disini? Engga olahraga? " Lanjutnya.
"Aku engga bawa baju, engga tau juga kalau hari ini jadwal olahraga. "
Jaemin berdiri kemudian menggenggam tangan Jeno. "Aku punya dua baju olahraga, pakai punyaku aja. " Jeno mengangguk sembari tersenyum pada Jaemin.
***
Saat ini Jaemin sedang menunggu Jeno yang sedang berganti pakaiannya. Tak lama, Jeno keluar dari ruang ganti baju. "Gimana? Cukup kan? " Tanya Jaemin.
"Iya cukup kok, makasih ya Jaem." Balas Jeno.
"Udah yuk ke lapangan. "
Jaemin dan Jeno berjalan menuju lapangan, saat tiba dilapangan Jaemin kembali mendudukkan dirinya pada tempat awalnya, sedangkan Jeno, dia sudah bergabung dengan yang lain untuk berolahraga.
Hari sudah mulai siang, sebentar lagi waktu olahraga akan berakhir. Jaemin, anak itu masih tetap dalam posisinya, dia memandang kearah teman-temannya yang sedang berolahraga dilapangan. Matahari yang sudah mulai meninggi membuat tempat Jaemin yang tadinya tak terkena sinar, akhirnya terkena sinarnya, tetapi Jaemin masih tak berpindah dari posisinya, dia terlalu asik memandangi teman-temannya.
Setelah cukup lama, akhirnya waktu olahraga telah berakhir. Haechan dan juga Jeno segera berlari menghampiri Jaemin.
"Nana, kok panas-panasan sih? " Decak Haechan.
"Kan kamu sendiri yang bilang aku ga boleh kemana-mana. " Sahut Jaemin.
"Ya gak gini dong Na, kan kalau gini kamu-" Jaemin segera menutup mulut Haechan dengan sebelah tangannya. "Gak, bukan gara-gara kamu kok, tadi terlalu seru nontonin kalian, makanya ga sadar aja kalau mataharinya udah setinggi ini. " Saut Jaemin.
"Tapi kamu gapapa kan? " Tanya Haechan lagi. "Aku kenapa-napa Chan, kulitku rasanya terbakar. " Ucap Jaemin dengan nada menggoda.
Haechan bergidik ngeri melihat tingkah Jaemin. "Dih, emangnya kamu vampir. " Jaemin terkekeh kecil.
"Udah ah, ayo. Nana kamu harus segara ganti baju, liat kamu keringetan banget. " Ucap Haechan lagi sembari mengelap keringat Jaemin yang berada di dahinya.
