Satu Minggu kemudian..
Jeno telah keluar dari rumah sakit, kondisinya mulai stabil, begitupun dengan Jisung dan Jaemin, kini mereka telah kembali masuk ke sekolah. Kondisi mereka memang sudah membaik, tapi tidak dengan hubungan antara Jaemin dan Jeno.
Waktu istirahat mereka tiba, kini Haechan dan Jaemin sedang berada di kelas.
"Chan, Jeno dimana? " Tanya Jaemin.
"Bukannya udah keluar duluan ya tadi? " Jawab Haechan.
"Aku mau cari Jeno dulu, kamu disini aja. "
"Ga, kak Jae udah nitipin kamu ke aku, jadi aku harus ikut. "
"Apaan sih Chan, cuma cari Jeno aja kok. "
"Yaudah, kalo ada apa-apa telpon aku ya! "
"Iya Echan. " Setelah mengakhiri kalimatnya, Jaemin berlari keluar kelasnya dan mencari keberadaan Jeno.
Jaemin telah melewati kantin sekolah, dan taman belakang sekolahnya, namun ia tak menemukan sosok Jeno, dan kini lanhkahnya terhenti pada sebuah tangga menuju roftoop. Jaemin menaiki tangga tersebut, dan tiba pada roftoop, dan benar saja, disana ia menemukan Jeno yang sedang terdiam.
Jaemin menghampiri Jeno dengan langkah pelan dan napas yang masih tersengal akibat menaiki tangga.
"Jeno." Panggil Jaemin, Jeno hanya menoleh sekilas pada Jaemin dan enggan menjawab sapaan Jaemin.
"Jen, aku minta maaf. " Lanjut Jaemin.
"Buat apa? " Sahut Jeno.
"Kejadian satu Minggu lalu, kamu salah paham Jen. "
"Salah paham? "
"Aku bisa jelasin Jen. "
"Ga ada yang perlu dijelasin lagi karena semua udah jelas. "
"Ga Jen, kamu cuma tau dari sisi kamu, kamu harus tau dari sisi aku. " Jeno terdiam.
"Yang angkat telpon kamu waktu itu Haechan, bukan aku. Bahkan aku gatau kamu telpon, aku. -" Jaemin menghentikan kalimatnya, ia masih belum siap untuk menceritakan pada Jeno apa yang terjadi padanya saat itu. Bersamaan dengan bel masuk, hal ini Jaemin pakai sebagai kesempatan untuk mengalihkan pembicaraannya.
"Udah bel, ayo masuk. Intinya aku minta maaf, aku ga bisa ceritain semuanya sekarang. "
***
Waktu pulang sekolah tiba, hanya ada Jaemin dan Haechan yang berada dikelasnya, kini Haechan sedang menunggu Jaemin yang sedang jadwal piket.
"Na udah ayo pulang. " Ucap Haechan.
"Bentar lagi. "
"Jangan sampe cape! "
"Iya bawel. Oh iya, anter aku kerumah Jeno ya? "
"Ngapain? "
"Mau selesein masalah Chan, aku takut aku ga punya kesempatan lagi buat minta maaf sama Jeno. "
"Apaan sih Na? "
"Engga. Pokoknya anterin kerumah Jeno! "
"Iya iya. "
***
Disisi lain, Jeno memasuki rumahnya, ia melihat sosok ibunya dan Jisung yang sedang bercanda di ruang keluarga. Jeno memandang kearah mereka dan tersenyum, namun ia berpikir kapan ibunya akan seperti itu pada dirinya. Sedang asik dengan pikirannya, tanpa Jeno sadari ibunya dan Jisung melihat keberadaan Jeno.
