Jaemin masih berada di halte untuk menunggu hujan redah. Tak lama seorang pria mengendarai motornya berhenti di depan halte bus. Pria itu segera menghampiri Jaemin.
"Nana! " Panggil Haechan sembari membuka helm yang ia kenakan.
"Echan? Kenapa bisa ada disini? "
"Aku baru aja dari rumah sakit. Kamu sendiri kenapa disini? Udah tau hujan, dingin Na. Kok gak pulang sih? "
"Kamu kenapa? Sakit? "
"Engga, aku gapapa. Aku baru aja nganter pakaian punya ayah, katanya dia mau lembur malem ini. Oh iya, kamu belum jawab pertanyaan aku, kenapa kamu masih disini? Dan bukannya tadi kamu sama Jeno ya? "
"Iya Chan, Jeno udah pulang dulu tadi, ada kepentingan mendadak katanya. Terus waktu aku mau pulang hujannya deres banget, jadi aku neduh disini. " Ucap Jaemin, dia terpaksa berbohong karena tak ingin Haechan khawatir padanya.
"Kamu beneran gapapa kan? Ini pake jaket aku aja. " Ucap Haechan sembari melepas jaket yang ia kenakan.
"Heh gak usah, kamu gak liat aku udah pake jaket, pake aja itu punya kamu. Lagian aku juga gak kedinginan kok. "
Haechan menatap Jaemin tajam, wajahnya didekatkan dengan wajah Jaemin. "Echan ngapain sih kaya gini. " Ucap Jaemin, tangannya mendorong wajah Haechan agar menjauh darinya.
Tangan Haechan terulur dan menyentuh kening Jaemin. "Suhu badanmu masih normal sih, beneran gapapa kan? "
"Gapapa Echan, tenang aja. "
"Kok bisa-bisanya sih Jeno gak anter kamu pulang, kalau kamu ada apa-apa gimana coba? "
"Kan tadi aku udah bilang kalau Jeno ada kepentingan mendadak, jadi dia ga sempet buat anter aku pulang. "
Haechan memalingkan pandangannya kearah lain. "Udah gak hujan, ayo pulang. " Jaemin mengangguk mengiyakan.
***
Jaemin sudah tiba didepan rumahnya, dia baru saja turun dari motor Haechan.
"Buruan masuk, terus ganti baju. Awas ya sampe aku denger kamu drop lagi gara-gara tadi! "
"Engga bakal Chan, udah sana buruan pulang. "
"Yaudah, aku pulang dulu. "
"Makasih Chan. " Ucap Jaemin kemudian Haechan melajukan motornya.
Jaemin berjalan memasuki rumahnya, Jaehyun yang melihat adiknya baru pulang pun langsung menegur Jaemin.
"Nana! " Langkah Jaemin terhenti ketika ia merasa dirinya dipanggil oleh sesorang.
Jaemin membalikkan tubuhnya menoleh pada Jaehyun yang sedang berbaring di sofa. "Kenapa kak? "
Jaehyun bangkit dan mendudukkan dirinya. "Sini dulu, duduk! " Titah Jaehyun pada Jaemin
Jaemin segera duduk disebelah Jaehyun, ia meletakkan tas ranselnya di sebelahnya. "Kamu kenapa baru pulang? " Tanya Jaehyun.
"Hujan kak, emangnya kakak gatau kalau dari tadi hujan? "
Jaehyun menggeleng. "Emang hujan ya? Kok kakak gatau sih? "
Jaemin memutar bola matanya malas. "Terus kalau emang hujan, kenapa kamu ga nelfon kakak, kakak telfon juga ga aktif nomornya. Kenapa? " Lanjut Jaehyun.
"Kak, hp aku mati. Udah ya kak, Nana mau kekamar, mau mandi. "
"Yaudah sana. "
Jaemin berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya, namun baru saja ia berdiri, tangannya kembali dicekal oleh Jaehyun, membuat Jaemin kembali membalikkan tubuhnya menghadap Jaehyun. "Ih apalagi sih kak? " Kesal Jaemin.
"Kamu gak sakit kan? "
"Gak Echan, gak kakak pertanyaanya sama aja. "
"Jawab dulu Nana. "
"Engga kak, aku gak sakit. Beneran deh. "
"Yaudah masuk sana. "
"Dari tadi juga udah mau masuk, kakak aja yang banyak ngomong. "
***
Pagi ini Jeno tiba disekolahnya lebih awal, karena Taeyong ada jadwal kuliah pagi sehingga terpaksa Jeno juga harus berangkat pagi.
Jeno memandang keluar jendela kelasnya, suasana sekolahnya masih sangat sepi.
Tak lama seorang pria tiba, ia melihat Jeno di bangkunya, dengan segera dia menghampiri Jeno.
"Jeno." Panggilnya.
Jeno terlonjak kaget akan hadirnya seseorang yang tiba-tiba berada di dekat bangkunya. Jeno masih diam menatap orang tersebut.
"Ini, aku kembalikan milikmu. Tenang aja, itu udah aku cuci kok. " Ucapnya sembari memberikan jaket milik Jeno. Iya, orang itu adalah Jaemin yang kemarin meminjam jaket milik Jeno.
Jeno meraih jaketnya kemudian memasukkannya kedalam tasnya. Kemudian pandangannya kembali mengarah pada luar jendela.
"Jeno makasih ya, karena kamu aku gak kedinginan. " Lanjut Jaemin, namun Jeno masih diam dan tak memperdulikan Jaemin yang berbicara padanya.
Tak lama satu persatu siswa telah tiba, Haechan pun tiba. Ia melihat Jaemin yang berada di bangku Jeno. "Nana, Jeno! " Panggil Haechan.
Jeno dan Jaemin sontak mengalihkan pandangannya pada Haechan. Jaemin berbisik kepada Jeno.
"Kalau kamu marah sama aku karena kemarin gapapa, tapi jangan sampai Haechan tau kalau kita lagi berantem. Aku takutnya Haechan malah berbuat yang engga engga ke kamu. " Bisik Jaemin kemudian kembali dalam posisi semulanya.
Haechan merangkul tubuh Jaemin. "Aku ga diajakin nih, kalian ngobrolin apa sih? " Tanya Haechan.
"Gak ngobrolin apa-apa kok Chan, aku cuma mengembalikan jaket Jeno yang aku pinjam kemarin. " Balas Jaemin.
"Oh jadi kemarin itu jaket Jeno? " Lanjut Haechan, kemudian pandangannya beralih kepada Jeno. "Kemarin kenapa ninggalin Nana sendirian? Kalau dia ada apa-apa kemarin gimana? " Ucap Haechan pada Jeno.
Kalimat yang Haechan lontarkan mampu membuat Jeno terdiam tak bisa menjawab.
"Heh kan aku udah bilang kalau kemarin Jeno tuh ada kepentingan mendadak, jadi dia gak bisa anter aku. Aku juga gapapa kok Chan. " Timpal Jaemin.
"Iya udah deh iya. Jen, awas ya kalau sampai kamu tinggalin Jaemin sendiri lagi kayak kemarin, kamu bakalan habis sama aku. " Ucap Haechan memasang wajah horor pada Jeno.
"Heh udah, Jeno jangan dengerin Haechan. " Ucap Jaemin kemudian menarik Haechan untuk kembali ketempat duduknya.
***
Jaemin, Jeno dan Haechan berkumpul dikantin untuk makan siang, namun Haechan merasa ada yang aneh dari kedua temannya ini, karena sejak tadi tak ada yang membuka suara.
"Kalian kenapa sih? " Tanya Haechan, sontak membuat Jaemin dan Jeno menoleh pada Haechan.
"Gapapa." Balas Jeno, Jaemin hanya terdiam memandang Jeno.
"Nana, kamu kenapa? Tumben banget kamu diem aja, kamu gak sakit gara-gara kemarin kan? " Tanya Haechan, Jaemin hanya menggeleng sebagai jawabanya.
"Terus kenapa kamu diem aja, ini bukan Nana yang aku kenal. Pasti kamu ada masalah kan? Atau kamu lagi sakit? Apa yang sakit Na? "
"Echan engga, aku engga sakit, aku juga engga ada masalah, aku cuma males ngomong aja. Aku laper. " Lagi-lagi Jaemin terpaksa berbohong pada Haechan, ia tak ingin Haechan tahu jika dirinya dan Jeno sedang ada masalah.
Haechan memutar bola matanya malas. "Aku kira kamu kenapa, ternyata cuma karena laper. "
Tbc.