Haechan, pemuda itu dengan tergesa berlari memasuki rumah sakit, ia terus melangkah sampai kakinya berhenti di ruangan ayahnya. Haechan memutar knop pintu dan memasuki ruangan ayahnya. "Ayah!"
Johnny yang sedang fokus pada berkas berkas pasiennya terlonjak kaget dengan kedatangan Haechan yang tiba-tiba. "Yak, biasakan mengetok pintu Echan! Engga dirumah, engga disini masih aja terus-terusan teriak teriak. "
"Udah-udah, itu gak penting. Sekarang, anterin aku ke ruangan Nana. "
"Ayah sibuk Chan. Ini, dari ruangan ayah kamu lurus aja, nanti ada ruang operasi kamu belok kanan aja, nanti disana-" Haechan menutup mulut ayahnya dengan salah satu tangannya. "Udah gak mau tau, ayah aja yang anter Echan! "
Johnny memutar bola matanya malas, mengalihkan tangan Haechan dari mulutnya. "Anak kurang ajar. "
"Udah gak usah banyak bicara ayah, ayo! "
***
Haechan memasuki ruangan Jaemin bersama Johnny. Haechan melihat sahabat nya itu sedang menatap kearah televisi di ruangan tersebut. Dengan segera Haechan berlari menghampiri Jaemin. "Nana! " Teriaknya, membuat Jaemin yang dipanggilnya menoleh pada Haechan dan tersenyum antusias.
"Echan gak boleh berisik, Jaemin itu sakit! " Sentak ayahnya.
Haechan menghentikan langkahnya. Sedikit terkekeh. "Eh iya, maaf ayah. "
"Udah, ayah tinggal dulu ya. Nanti kalau pulang tinggal pulang aja. Gak usah ngerepotin ayah, ayah lagi sibuk. "
"Iya berisik, udah sana balik. " Sahut Haechan.
Johnny beranjak meninggalkan ruangan Jaemin. Disini, hanya tersisa Haechan dan Jaemin sekarang.
"Nana, kamu sendirian? Kak Jae mana? "
"Lagi ada kelas, baru aja berangkat kok. Kenapa? "
Haechan menggeleng. "Gak, gapapa. Cuma nanya aja. Oh iya, kamu kenapa bisa kaya gini sih, udah lama banget kamu gak gini, terus sekarang kenapa tiba-tiba kayak gini? Sukanya bikin orang khawatir aja. "
"Gak tau, tiba-tiba juga kaya gini. Maaf deh kalau aku udah bikin kamu khwatir. "
"Eh engga gitu kok, tapi sekarang kamu udah gapapa kan? "
"Udah, tadi waktu ayah kamu ngecek kondisi aku, dia bilang kalau nanti malem aku udah dibolehin untuk pulang. "
"Beneran? Yaudah kalau gitu aku bakal tungguin kamu sampe kamu pulang nanti. "
"Eh engga, kamu harus pulang dulu. Masa iya sih kamu mau kaya gini sampai nanti malam? "
"Udah itu masalah gampang. "
"Yaudah. Oh iya, Jeno gimana? "
"Gimana apanya? "
"Nanyain aku gak? "
"Pede banget sih Na! "
"Ya engga Chan, aku cuma nanya kok. "
"Iya, dia tadi nanyain kenapa kamu gak masuk. "
"Terus kamu jawab apa? "
"Ya aku bilang dong kamu lagi ada dirumah sakit, lagi kambuh semalem. "
Jaemin menatap Haechan dengan tatapan tajam. "Kok kamu gitu sih Chan ih. " Ucapnya kemudian mengerucutkan bibirnya.
Haechan tertawa dengan ekspresi sahabatnya yang menurutnya lucu itu. "Heh engga kok haha, bercanda Nana. Aku bilang kedia kalau kamu lagi pergi sama kak Jae. "