Bagian 15

7.3K 580 17
                                    

Yang kangen APL mana suaranya?
Absen dulu silahkan.

HAPPY READING
VOTEMENT!!

***

ALI memasuki ruang kerjanya yang berhadapan dengan kamarnya.

Dalam diamnya Ali menyesal berucap kasar. Karena Reta selalu mengajarkan Ali untuk tidak menyakiti hati wanita, karena dia takut akan karma yang bisa terjadi pada ibunya atau anaknya kelak.

Anak? Mendengarkannya Ali nampak tidak siap untuk menjadi seorang ayah. Pasalnya Prilly terlihat kekanakan dan Ali terlihat sangat acuh lalu siapa yang akan menjaga anaknya nanti? Tidak mungkin orang lain dia libatkan dalam rumah tangganya.

Sudah lupakan.

Ali memijit pelipisnya, kepalanya terasa amat pusing dan lidahnya pun tidak berasa.

Akhir-akhir ini proyek di kantornya tengah di buru-buru dengan adanya produk baru yang mereka buat. Namun, usahanya tidak sia-sia.

Pyoyek yang Ali buat akan selesai dalam minggu ini dan akibatnya tubuh Ali ambruk.

Dan lagi, melihat tingkah Prilly yang sangat aneh membuat Ali kesal melihatnya. Entah kenapa Ali tidak suka.

Ali tidak suka diganggu

Ali tidak suka dengan wanita cerewet

Ali tidak suka dengan pakaian Prilly yang seperti ibu dari dua anak itu.

Dan Ali tidak suka dengan panggilan yang dibuat oleh Prilly.

Ali tidak menyangka jika gadis SMA itu akan melakukan hal nekat seperti itu untuk mendapatkan hatinya.

Pertama kali bertemu Prilly, Ali memang sedikit terpesona dengan kecantikannya tetapi sekarang dia tahu sifat asli wanita itu yang absurd. Kalian tahu bunglon kan, dia akan merubah sifat sesuai tempat. Itu sangat aneh. Ali jadi malas dengan gadis itu. Memang semua perempuan menyusahkan dan berisik.

Memikirkan itu kepala Ali semakin berdenyut.

Pukul sepuluh malam, Ali baru ke kamarnya. Membersihkan badannya menggunakan air hangat. Setelah mandi Ali menggunakan piyama tidurnya, lalu terlelap dengan selimut yang digunakan sebatas dadanya.

Pagi harinya, pukul delapan Ali terbangun karena handphone nya yang berdering. Dengan sayu Ali membuka matanya dan mengambil handphonenya yang ada di atas nakas.

"Halo Ali."

"Iya Mi." Ucap Ali parau.

"Kamu gak ke kantor?"

"Lagi kurang enak badan."

"Ya ampun makanya kamu tuh istirahat yang cukup. Kalau gitu Mami panggilin dokter ya. Soalnya Mami pagi ini mau pergi nemenin Papi."

"Gak usah Mi. Nanti juga sembuh."

"Yaudah kalau itu mau kamu, Mami gak akan maksa. Istri kamu udah tau?" Reta sangat tahu bahwa Ali tidak suka diganggu.

"Enggak Mi."

"Astaga. Kok dia gak tau? Jangan jangan kalian pisah ranjang?"

Ali terdiam.

"Ali!" Teriakan ibunya membuat Ali menghela nafas.

"Iya Mi."

"Ini gak bener. Mami harus lurusin semuanya."

Prilly-Weds Cold HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang