Bagian 14

7.8K 608 21
                                    

Happy reading
Sorry for typo
Voment and share!!




***

"DAN kau terlihat buruk saat melakukannya, seperti gadis murahan."

Huft! Tidak boleh seperti ini!

Lagi-lagi ucapan Ali terngiang dikepalanya, membuat pelajaran Prilly sedikit buyar.

Mata pelajaran Bahasa Inggris sedang berlangsung, sebentar lagi bel pulang dan Prilly bingung bagaimana mengahadapi Ali saat nanti dirumah. Pasalnya tadi pagi saja, dia sengaja pergi pagi sekali agar tidak bertatap muka dengan Ali.

Siapa sih perempuan yang tidak sakit hati jika suaminya dibilang murahan?

Prilly sangat sakit hati, mulutnya mengatakan itu tapi hatinya tetap ingin memperjuangkan Ali.

Oh Tuhan! Apa-apaan ini, cinta begitu menyiksa dirinya.

"You understand? Oke if not ask, Miss sudahi pembelajaran kita sekarang. See you."

Guru bahasa inggris itu keluar dari kelas bahasa. Namun Prilly masih melamun.

"Alin!" Teriak Shapira membuat Prilly terlonjak kaget.

"Shapiiii kaget ih." Jawabnya cemberut membuat Shapira menggeleng.

"Selama pelajaran Miss Gita kamu melamun terus. Ada apa? Masalah di rumah?" Tanya Shapira cemas.

Prilly menghela nafas.

"Enggak ada. Tadi malam aku telat tidur." Kilah Prilly membuat Shapira mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ayo pulang!"

Prilly terheran, "pulang?"

Shapira menatap gemas ke arah sahabatnya itu.

"Udah jam berapa ini? Liat udah jam dua tau." Perkataan Shapira membuat Prilly terkejut, selama itukah dia melamun?

"Kamu duluan aja, aku ada ekskul." Ucapnya beralasan karena Prilly tidak ingin pulang cepat hari ini rasanya tidak mau bertemu dengan Ali.

Bukan maksud Prilly menyerah, namun dia bingung apa yang harus ia lakukan setelah ini. Pasti Ali akan menyakiti lagi hatinya.

"Ekskul? Sejak kapan ikutan ekskul?" Tanya Shapira membuat Prilly tergagap.

"Kemarin diajakin anak sebelah, udah ah jangan bawel!" Ucapnya membuat Shapira meninghalkannya.

Sekarang, di dalam kelas Prilly sendiri dengan susu kotak strawberry nya.

Prilly benar-benar bingung dengan keadaanya sekarang. Memang dasar lelaki itu membuat kesal. Gengsinya besar dan tidak peka.

Prilly berjalan menyususri koridor dengan susu kotak strawberry ditangannya. Di ujung lorong dia melihat Bagas yang baru saja keluar dari loker.

"Bagas!" Panggil Prilly saat akan menghampiri Bagas.

Bagas menatap Prilly dan kemudian pergi meninggalkannya begitu saja.

Prilly berhenti berlari dan menatap bingung kepergian Bagas. Moodnya benar-benar hancur, padahal Prilly perlu bantuan Bagas, tapi lelaki itu malah meninggalkannya begitu saja.

Menghela nafas, matahari kini berganti menjadi awan mendung, Prilly tahu hujan akan turun dan bagus sekali dia tidak membawa payung ataupun jas hujan. Sial sekali hari ini.

Sekedar meminta jemput kepada Ali saja dia gengsi. Karena Prilly masih kecewa dengan ucapan Ali semalam.

Hujan pun turun, membasahi tanah, bau yang Prilly sangat sukai. Para siswa yang sedang ekskul outdoor di tengah lapang nampak berlarian masuk ke dalam gedung sekolah.

Prilly-Weds Cold HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang