Bagian 47

6.6K 559 17
                                    

[gada foto buat part ini, soalnya bingung awkwk]

HAPPYREADING
VOTEMENT
SORRYFORTYPO

***

Hari ini adalah hari kepulangan Prilly, dokter bilang keadaan Prilly sudah pulih tidak perlu ada yang dicemaskan walaupun terkadang saat berjalan Prilly akan merasa kesakitan. Itu hak wajar karena ini untuk pertama kalinya bagi Prilly di  umurnya yang masih 21 tahun untuk melahirkan.

Alice berada di gendongan Rose, mengingat sekarang bukanlah hari libur. Kedua orang tua mereka tidak ikut menjemput karena sibuk, mereka berdua maklumi toh nanti juga mereka akan bertamu kesini jika mau.

"Sama aku aja, Nek."

Rose menggeleng tidak setuju, wanita tua itu menggendong cucunya ke kamar Ali dan Prilly. Menidurkannya di ranjang king size nya.

"Alice sudah memliki kamar sendiri." seruan Ali membuat wajah Rose nampak garang.

"Kamu pikir Alice sudah satu tahun, hah? Dia baru saja lahir tiga hari yang lalu. Anak bodoh!" cercanya membuat Ali terdiam.

Rose tak habis pikir dengan Ali yang tak terlihat jiwa seorang ayahnya. Ini tidak bisa dibiarkan, jika seperti ini terus Ali akan melakukan sesuatu yang bisa saja menyakiti Alice karena belum bisa mengurus bayi dan mereka masih lalai dalam menguris hal ini.

"Seminggu ini Nenek akan menginap disini."

"Tidak bisa. Nenek harus pulang."

Prilly mencubit lengan Ali yang keterlaluan pada Neneknya sendiri.

"Nenek boleh menginap kok."

Rose menyunggingkan senyumnya. "Aku tidak meminta izin padamu Ali, aku melakukan ini atas dasar keinginanku." ucapnya seraya melenggang.

Seperginya Rose, Ali menatap istrinya datar yang kini berjalan pelan menuju ranjangnya terduduk di samping Alice yang masih tertidur.

"Kenapa kamu izinkan Nenek menginap disini?" protesnya.

"Hubby, kita itu pasangan muda. Emang kamu mau terjadi sesuatu pada Alice karena kita belum bisa menjaganya dengan benar. Aku juga butuh bimbingan orang tua, orang yang lebih mengetahui tentang mengurus bayi." jawabnya terdengar santai.

"Kalau begitu kita sewa saja babysister."

"Aku gak mau!" tolak Prilly kesal dengan sikap Ali yang arrogan.

Ali memang tidak suka jika keluarganya ikut-ikutan dengan masalah pribadinya. Mengingat dia dibersarkan dari keluarga yang tidak pernah menuntutnya atas segala apapun. Maka, Ali merasa semua bisa dilakukan oleh dirinya sendirian.

Ini sebenarnya yang Ali tidak mau, dia masih merasa belum becus sebagai ayah. Namun melihat Prilly yang sudah siap dengan hal itu membuat dia pasrah, ketika mereka melakukannya dia tidak membujuk Prilly untuk menggunakan alat kontrasepsi.

"Udahlah, kamu keluar sana. Aku mau tidur berdua sama Alice. Mungkin kamu butuh udara segar untuk otak kamu yang buntu itu." dengan berani Prilly mengatakan hal tersebut membuat Ali terdiam dan beranjak pergi meninggalkan kamarnya.

Prilly merebahkan dirinya di samping Alice, kini dia sendiri merenung. Memang tidak mudah menjadi orang tua dengan tidak banyaknya ilmu yang sebelumnya ia ketahui, walaupun beberapa dia diajarkan oleh kedua ibunya.

Keinginan nya tidak banyak, dia hanya ingin suaminya tidak melakukan hak nekat lainnya.

Alice adalah putri pertama dia tidak mau jika Ali malah berlaku buruk pada putrinya. Bagaimana pun lambat laun Ali harus belajar banyak untuk mengurus bayi.

Prilly-Weds Cold HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang