Bagian 12

7.7K 590 25
                                    

Udah cocok jadi ibu dari anak-anaknya Om Ali belum?

Happy Reading
Jangan lupa klik⭐







***

KELOPAK mata Prilly terbuka kala matanya terasa berat, terlalu banyak tidur.

Malam kemarin rasanya seperti mimpi saja.

Hari ini hari minggu, Prilly ingin menghabiskan hari liburnya dengan berjalan-jalan, sungguh dia bosan jika mendekam dikamar seharian.

Setelah membersihkan diri dan merasa rapi, Prilly turun dengan menapakkan kakinya yang terbalut sepatu putihnya.

"Baru bangun heh?" Pertanyaan dingin berasal dari mulut yang tajam membuat Prilly memutar bola matanya malas.

Bagaimana Ali tak menanyakan hal itu, kalau sekarang saja sudah pukul sepuluh pagi. Dan itu memang kebiasaan Prilly terbangun saat libur tiba.

"Keliatannya?" Balas Prilly menyebalkan.

"Mau kemana kau?"

"Hadehh Om nanya mulu deh, terserah dong aku mau kemana." balasnya kesal.

"Hargai aku sebagai suamimu." Ucapnya tegas membuat Prilly menghela nafas perlahan.

"Aku mau main ok! Sendirian dan gak usah banyak tanya lagi." Ucapnya dan tak dijawab apapun oleh Ali.

Prilly pergi meninggalkan Ali, tentu setelah berpamitan. Ia tidak mau di pandang buruk oleh suaminya sendiri.

Prilly pergi menggunakan taksi onlinenya, tujuannya hanya Mall. Prilly sedang ingin jalan-jalan di tempat tertutup dan membeli sesuatu mungkin.

Setelah sampai di tempat tujuan, Prilly turun dan masuk ke gedung sepuluh lantai itu.

"Haishh kenapa jadi sad gini sih, setiap lihat yang pacaran jadi suka baper sendiri. Apa karna aku udah mulai dewasa atau karna pengaruh lain?" Ucapnya bermonolog seraya memperhatikan pemuda-pemudi yang sedang dimabuk cinta.

"Ish, andai Om kayak gitu, aku kan jadi gak terlalu bego." Lirihnya kesal.

"Kayaknya aku harus minta bantuan nih. Tapi kali ini bukan Shapira, dia kan sama kayak aku gak dibolehin pacaran."

Akhirnya Prilly mendial nomor seseorang untuk membantu dirinya yang nampak kegalauan disana.

Prilly memilih ke sebuah food curt dan membeli makanan, karena dia ingat dia belum sarapan. Mungkin bisa dikatakan waktu makan siang, karena sekarang sudah pukul setengah dua belas.

Seorang perempuan dengan baju terusan berwana putih dengan aksen bunga menghampiri nya.

"Sorry lama, biasa jakarta macet." Katanya meminta maaf.

Prilly-Weds Cold HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang