Bagian 42

8.2K 640 41
                                    

[no picture]

HAPPYREADING
VOTEMENT
SORRYFORTYPO

***

AWAL hari Prilly kini di awali dengan Ali yang berceloteh tentak ke-overprotektifannya. Prilly hanya bisa mengangguk, menggeleng ataupun berdehem kecil.

"Kamu tidak mendengarkan suamimu sedang bicara?" tanya Ali mulai kesal mendengar jawaban dari istri nya.

"Please deh Hubby, aku tuh cuman hamil, tapi perhatian kamu itu kayak hari ini tuh hari terakhir aku didunia." balas Prilly kesal, kini membuat mata Ali melotot marah. Dia tidak suka dengan jawaban Prilly tentang nyawanya.

"Terserahlah, aku hanya menyayangi kalian." kata Ali dengan raut pasrah dengan merapihkan jas kantornya.

Dengan gerakan cepat, Prilly memeluk suaminya dari belakang sebelum lelaki itu meninggalkannya untuk pergi bekerja.

"Makasih udah sayang sama kita, aku tuh cuman bete aja denger kamu cerewet kayak gitu." ujar Prilly membuat Ali terdiam.

Satu minggu yang lalu, setelah mengetahui keadaan Prilly yang kini berbadan dua Ali lebih banyak bicara, entah mungkin efek mengidamnya atau hal lain, namun cerewetnya Ali itu membuat Prilly meringis. Cowok itu tidak pernah memperlihatkan wajah cemasnya justru Ali mencerewetinya dengan wajah yang datar dan suara dingin.

Prilly risih melihatnya, jika Ali adalah seorang aktor mungkin dia akan ditendang oleh sutradara karena tidak dapat berekspresi, raut wajahnya hanya datar dan kaku. Tapi Prilly mensyukurinya karena Ali bukanlah seorang aktor tapi lelaki itu seorang ceo di perusahaan keluarganya dan Ali adalah seorang Ayah yang kini bayinya masih berada di dalam kandungan istrinya.

Ali membalikkan tubuhnya dan menatap Prilly dengan tatapan tajamnya.

"Terdengar aneh, ya?" Prilly mengangguk lucu membuat Ali terdiam sejenak.

Ali hanya khawatir pada istrinya, tapi dia juga tidak mengerti dai harus bersikap seperti apa.

"Aku harus apa?" tanya Ali mulai putus asa, dia tidak mau membuat Prilly tidak nyaman dengan sifatnya.

Prilly menggenggam tangan kanan Ali dan mengelusnya lembut.

"Menjadi diri kamu sendiri, Ali. Aku mencintai kamu karena diri kamu. Jangan menjadi orang lain, jika kamu memang tidak bisa melakukannya. Tanpa kamu bilang, tanpa kamu berucap, aku tahu kamu khawatir dengan keadaanku." tutur Prilly membuat hati Ali menghangat.

"Aku hanya tidak ingin kamu merasa tidak diperhatikan."

Prilly menggeleng, "kamu selalu memperhatikan aku tanpa kamu sadari."

Ali mengulas senyum samar, ternyata Prilly lebih mengetahui dirinya sendiri dibanding Ali.

"Aku akan pulang secepatnya." katanya dengan bibir yang tengah mengecup kening istrinya agak lama.

Prilly mengangguk semangat, "aku tunggu, daah."

Prilly menutup kembali pintu kamarnya ketika sosok Ali sudah tidak ada disana.

"Andai aja ada dokter yang bisa ubah raut wajah seseorang, mungkin aku bisa ajak suamiku supaya gak terlalu kaku.." gumam Prilly cekikikan di akhir kalimatnya.

Akhir-akhir ini Prilly jadi lebih banyak berhalusinasi tentang sesuatu yang tidak seharusnya. Kemarin saja dia membayangkan tentang dia meminjam sayap burung dara dan ditempelkan di punggungnya agar dia terlihat seperti bidadari, atau dia pernah berkhayal jika Ali menggunakan rok span saat datang ke kantornya, tak lupa dengan heels setinggi tujuh centi.

Prilly-Weds Cold HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang