"Bagaimana dengan lukamu Lujin?" tanya Abbey ketika melihat Luigene yang sudah siap di depan pintu utama menunggu dirinya.
"I've rebounded pretty well, dimana James?" tanya Luigene penasaran karena tidak melihat pria itu sejak pagi. "Dia sudah pergi duluan untuk menjemput temanku, kita akan menyusul," jelas Abbey dan Luigene hanya mengangguk mengerti, tanpa menaruh curiga sedikit pun.
Luigene tidak tau jika teman yang Abbey maksud adalah Edward Dylan—pria yang mereka temui kemarin sekaligus Putra Mahkota Inggris yang akan naik tahta setelah ayahnya. Jika Luigene tau teman yang dimaksud Abbey adalah Dylan, mungkin ia akan menolak dan melarang Abbey detik itu juga.
Luigene menatap pria berambut pirang di depannya dengan tatapan tak suka. "Abbey kau mengajak seorang pangeran untuk bermain di taman bermain? Aku rasa bukan hal yang baik, orang-orang akan mulai bergosip. Bagaimana jika media menangkap kalian dan membuat berita yang tidak-tidak?" Luigene berusaha mengubah keputusan Abbey.
"Oh Lujin, jangan khawatir. Aku ahli dalam penyamaran dan tentu aku akan membuat Dylan tak dikenali oleh orang-orang."
"Itu ide yang buruk," sahut Luigene tak suka. Meski begitu Abbey tetap menutupi Dylan dengan kacamata dan topi lalu memodif ulang penampilan Dylan.
"Sempurna!" Abbey tersenyum puas.
"Thanks Abbey, kau sangat membantu," balas Dylan senang.
"Apa kau tidak keberatan untuk bermain di taman bermain seperti ini, Pangeran?"
Dylan menggeleng. "Panggil saja Dylan, sekarang kita teman bukan? Aku tidak keberatan untuk bermain bersama seorang bintang dunia," canda pria itu yang dibalas tatapan membunuh oleh Luigene.
"Simpan guyonan murahanmu itu."
"Kenapa Lujin? Kau terlihat sangat membenci Dylan, dia teman kita sekarang."
"Kita? Tidak... dia temanmu saja, aku tidak mau berteman dengan dia."
"Baiklah terserah, ayo kita masuk, James sudah menunggu di dalam." Abbey memakai penyamarannya kemudian melesat masuk diikuti Luigene dan Dylan di belakangnya.
"Sialan, aku sudah bilang jangan dekati Abbey," bisik Luigene tak suka.
"Abbey yang mendekati ku, aku tidak mungkin menolak," balas Dylan ikut berbisik, tak lupa melayangkan senyum yang membuat darah Luigene mendidih.
Arlington mengusap perut Shaleeya yang sudah tampak menonjol. "Apa kau menginginkan sesuatu atau merasa mual?" tanya Arlington menatap perut Shaleeya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons
Romance[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya. Arlington pun berhasil...