19' Hati dan Pikiran

71 5 0
                                    

-hai disini author ingin menginformasikan untuk slalu vote dan komen nya untuk kelanjutan RUDAL, butuh saran dan kritik, butuh dukungan dan aspirasi dari kalian semua.. s'lamat membaca-

•••

Rintik hujan mulai membasahi muka bumi, sinar mentari meredup ditutupi awan gelap. Harum khas hujan sangat menenangkan, dia suka hujan! Tapi dia tak suka gemuruh petir, dia menyukai rintik hujan.. Tapi dia tak menyukai kilat petir.

Terkadang hujan menenangkan, tapi bisa juga menjadi hal yang menakutkan! Derasnya air, bercampur gemuruh kilatan petir menjadikannya ketakutan. Entah apa artinya

"Minum teh lo, keburu dingin dan pakai ini! Cuacanya dingin, baju lo terlalu pendek" Reya mengalihkan tatapannya dari rintik hujan. Melihat ke arah Raga yang menyodorkan sebuah jaket berwarna Abu abu kepadanya.

"Lo ga kedinginan emang?"
Raga menoleh sekilas,

"Ga"

Gadis itu menerimanya dan memakainya, sementara lelaki di depannya masih memakai kaos bernuansa hitam.

"Gue selalu suka hujan, menurut lo gimana?" Gumam Reya sambil memegang gelas yang terasa hangat di kulitnya

Raga memperhatikan tatapan gadis yang berada didepannya
"Kesukaan orang beda beda, tapi emang lo ga takut sakit?"

"Sakit? Hujan kadang bisa bikin gue sakit, setelah bermain dengannya.. Tapi kenapa ya gue selalu suka?" Sekali lagi gadis itu bergumam menanggapi pertanyaan Raga.

"Ahh, gue ngomong apa sih?" Reya tersadar, dan meminum teh yang dibeli Raga, sesekali meniupnya.

Matanya menoleh ke arah Raga, "eh iya? Rumah lo deket deket sini ya?"

Raga menghentikan aktifitasnya, menatap balik ke arah Reya. "Gue tinggal di apartemen"

"Apartemen? Emang orang tua lo dimana? Eh sorry kalo kepo" Reya terkekeh sama halnya dengan Raga.

"Di Jakarta, gue pengen belajar mandiri"

"Ohh, Ga?" Raga menaikan alisnya seolah bertanya

"Gue laper hehe, pesen buburnya ya?" Reya menggaruk tengkuknya, sementara Raga diam sejenak dan mengulum senyum tipisnya, lalu mengangguk

Reya bersorak riang dalam hati, pandangannya menoleh kebelakang, dimana sang penjual bubur sedang meracik entah untuk siapa.

Mereka sedari tadi memang di tenda milik penjual bubur, yang mangkal dipinggir jalan.

Sembari berteduh juga berlindung dari hujan.
"Mang! Buburnya.. " Menoleh sejenak pada Raga,

"Lo mau gak?"tanya nya dibalas anggukkan dari lelaki itu.

"Dua bang!"

"Siap Neng! Ditunggu sebentar ya!" Reya mengangguk antusiasme, lalu kembali menoleh ke arah sebaliknya.

Tak berselang lama, pesanan pun datang.. Reya menatap nya dengan mata berbinar, Raga yang melihat itu menggeleng pelan.

"Makasih mang!"mendekatkan salah satu mangkuk bubur ke arahnya, Reya mengambil tempat kecil berisi sambal, dan menuangkannya.

Sendok ke tiga ingin dia masukan, tapi dihentikan oleh Raga yang menatap gadis itu tajam

Gadis itu menerapkan matanya,
"Apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUDAL In My Ketos GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang