|| Sepuluh ||

447 68 2
                                    

(Namakamu) melangkahkan kakinya menelusuri koridor yang ramai, bel pulang sudah berbunyi 5 menit lalu, tentu saja banyak siswa-siswi yang berlomba-lomba untuk pulang.

"(Namakamu)!"

(Namakamu) kini menatap datar ke arah cowok dihadapannya, "Rajin banget lo ke sekolahan gue. Mau ngapain lagi?" Tanya (Namakamu) kini kini Mike sudah berada dihadapannya.

"Jemput lo dong pastinya,"

"Gue gak mau ah."

"Sekalian lo traktirin gue, kan hari ini lo udah selesai ujiannya,"

"Ini baru ujian sekolah, belum juga ujian akhir."

"Bodo amat deh, ayo buruan!" Tanpa meminta persetujuan lagi, Mike segera menarik tangan (namakamu).

"Ish, dasar tukang maksa!" (Namakamu) hanya bisa mendengus kesal.

"Hei Baal,"

'Deg'

(Namakamu) mendongakan kepalanya menatap ke arah depan, rupanya Iqbaal tadi berjalan berlawanan arah dengannya dan Mike. Iqbaal saat ini bahkan tidak meliriknya sama sekali, sebenci itukah?

"Eh, Mike.. ngapain ke sini?"

"Noh, jemput (namakamu). Kita duluan yah, see you ntar malam." Setelah mengucapkan itu, Mike kembali menarik tangan (namakamu). Entah ada apa dengan (namakamu) saat ini, dia tidak memberontak ketika Mike terus saja menariknya.

"Ntar malam lo pergikan (Nam...)?" Tanya Mike, ketika dia dan (namakamu) sudah berada didalam mobil.

"Kemana?"

"Pesta pertunangan ka Chicco."

"Gak tahu juga sih, keknya sih pergi."

"Pergi yah, biar kita jadi partner gitu.."

"Najis tralalala.."

"Dih nih anak, jatuh cinta sama gue baru tahu rasa lo.." canda Mike.

(Namakamu) terdiam, tiba-tiba saja pipinya memanas.

"Muka lo biasa aja dong, becanda gue ah.. hahahah."

"Sialan!"

"Huss, gak boleh ngomong gitu calon pacar.."

Panas, pipi (namakamu) memerah. "Wush, Blushing.. yeee."

"MIKE! TURUNIN GUE SEKARANG!"

****
(Namakamu) berjalan memasuki kamarnya, Mike benar-benar membuatnya kesal hari ini.

'Tuing'

Tanda ada notif Line di ponsel (namakamu) berbunyi, dengan segera (namakamu) membaca pesan yang masuk.

[LINE]

Steffi : Gue udah ada di Jakarta nih..

Dengan cepat (namakamu) mengetik pesan balasan, namun seketika hanya layar hitam yang muncul.

"Lowbat, sialan!"

"(Namkamu), makan dulu sayang!" Teriak mama (namakamu) lembut dari arah dapur.

"Iya ma bentar, (namakamu) ganti baju dulu."

"Kamu jadikan ikut mama sama papa ke acara pertunangannya Chicco?" Tanya Mama (namakamu) ketika ia dan (namakamu) sedang makan siang.

"Gak tau deh Ma, (namakamu) mager nih,"

"Mager apa sih?"

"Malas gerak ma."

"Kamu tuh yah, Mama gak mau tahu. Pokoknya kamu harus ikut!"

"Ah mama,"

"Lanjut makannya yah, mama mau nyariin kamu dress dulu!"

"Iya deh, yaudah." Mau tak mau (namakamu) kembali memasukan sesendok nasi kedalam mulutnya.

***

(Namakamu) kini menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dress simple berwarna putih di bagian atas dan hitam pada bagian bawah. Simple namun sangat manis, rambutnya ia ikat satu dengan model curly pada bagian bawah rambutnya.

Tanpa mau membuat orang tuanya menunggu lama, (namakamu) segera keluar kamar.

"Ngapain lo kesini?" Ucap (namakamu), ketika ia sudah melihat Mike duduk manis di sofa ruang tamu.

"Nungguin lo lah, Papa sama Mama lo juga udah berangkat dari tadi."

"What? Gue ditinggalin?"

"Kan lo sama gue.."

"Ah, jadi malas pergi kalau gini. Gue masih kesal sama lo Mike."

"Sorry deh, udah yuk buruan. Ntar kita telat."

"Bomat deh, yang tunangan juga bukan gue!" Ucap (namakamu)

"Iya bukan lo emang, tapi kita berdua."

"MIKEEEE!"

***
(Namakamu) dan Mike kini berjalan memasuki gedung dimana pesta pertunangan itu dilaksanakan. Dalam hati (namakamu), mau tidak mau harus bersyukur karena berangkat dengan Mike, karena jika ia berangkat bersama orang tuanya, mungkin ia sudah akan terlupakan. Lihat saja saat ini, banyak pengusaha-pengusaha yang sedang berbicara bersama rekan bisnisnya tanpa terkecuali orang tua (namakamu).

"Bete banget sumpah,"

"(Nam...) gue ke toilet dulu yah. Tungguin gue, jangan kemana-mana!"

"Yaudah buruan sana."

Setelah Mike meninggalkan (namakamu), menit berikutnya (namakamu) berjalan menuju sebuah meja tempat minuman dan makanan untuk para tamu disajikan.

(namakamu) kini mengambil segelas minuman di atas meja itu, lalu berniat untuk kembali ke tempatnya tadi.

"Eh--"

'Deg'

(Namakamu) terpaku, kenapa Iqbaal saat ini malah berdiri dihadapannya dengan jarak sedekat ini, jika saja (namakamu) tadi tidak hati-hati mungkin saja kemeja putih yang Iqbaal kenakan sudah basah tersiram.

"(Namakamu), Iqbaal!"

Suara itu, suara yang tak asing lagi bagi keduanya. Seketika Iqbaal dan (namakamu) menoleh.

"Steffi!"

**

Lemon Tea - IDR [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang