1🍃

150 13 3
                                    


"Masya Allah cantiknya" kata perias wajah yang baru saja selesai merias wajah Meira.
"Ahh mba bisa aja, ini juga karena bantuan make up dari mba kan" kata Meira malu malu.
"Gak mba, saya makeup in orang macem macem dengan tampilan yang sama. Namun pancaran yang keluar itu beda beda. Tergantung perasaan dan raut wajah mereka. Aura kebahagiaan sangat terpancar saat ini di wajah mba" kata perias lagi.
"Hehe makasih mba" meira.

"Raut bahagia apaan. Mungkin ini akan menjadi hari paling menyedihkan untuk aku. Disinilah penderitaan ku dimulai" gerutu meira dalam hati.

Gaun  panjang berwarna putih berpadu cream dengan aksen permata di bagian atas dan renda di bagian bawah.  dengan kerudung senada yang di pakaikan mahkota diatasnya serta dipadukan dengan high heels tinggi berwarna silver gliter sukses membuat meira tampak cantik bak putri dihari ini.

Dia sedang duduk dikamarnya ditemani sahabatnya Ikki. Iya menggenggam erat tangan ikki tanpa suara. Tangannya dingin, pucat. Namun tertutupi oleh henna putih dan permata kecil yang menghiasi tangannya.

Ikki yang sedari tadi merasakan kegelisahan sahabatnya mencoba menenangkannya dengan mengusap usap punggung tangan sahabatnnya itu.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan kamu dengan anak perempuan saya yang bernama Puspita Meira Ramadhani Putri Ahmadi binti ahmadi dengan seperangkat alat shalat. Satu set perhiasan emas, dan uang tunai senilai Limabelas juta delapanratus duaribu rupiah dibayar tunai" kalimat yang dilontarkan Ayah meira
"Saya terima nikah dan kawinnya Puspita Meira Ramadhani Putri Ahmadi binti Ahmadi dengan mas kawin tersebut tunai." seorang pemuda dengan lantangnya. Satu tarikan nafas berhasil menyelesaikan kalimat sakralnya. Kalimat yang bukan sekedar kalimat melainkan janjinya kepada Allah.

Selepas kalimat itu terucap, berpindahlah seluruh tanggung jawab lahir bathin hidup meira dari orang tuanya kepada pemuda tersebut.

"Alhamdulillah Meii, Bârakallâhu laka wa jama'a bainakumâ fî khairin. Bârakallahu likulli wâhidin minkumâ fî shâhibihi wa jama'a bainakumâ fî khairin.
(Artinya : “Berkah Allah (semoga tercurahkan) bagimu. Dan (semoga) Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.)" kata Ikki memeluk sahabatnya yang baru saja melepas masa lajangnya itu.

Meira tampak meneteskan air mata. Menangis tanpa suara. Dia hanya tunduk terdiam dan tak membalas pelukan Ikki. Ikki mngerti itu, sekarang pasti perasaan sahabatnya sedang campur aduk.

Arti dari air mata meira hanya meira sendirilah yang mengetahui.

"Udah gak usah nangis. Hari ini hari bahagia kamu. Yuk keluar, suami kamu udah nunggu" kata Ikki merapikan make up Meira yang sempat terkena air mata.

Meira melangkah keluar kamar menuju tempat seorang pemuda tinggi putih yang sekarang jadi suaminya itu berada.

Ditemani sang sahabat langkah demi langkah dilewati, disertai senyum manis diwajahnya. Mereka menjadi pusat perhatian saat ini.

Pemuda itu meraih tangan wanita dihadapannya yang 15 menit lalu resmi menjadi istrinya untuk dipasangkan cincin. Diraihnya pula tangan suaminya untuk kemudian dipasangkan cincin yang serupa, mencium tangan suaminya. Meira kembali menitikkan airmatanya disana. Lama, sampai sebuah usapan lembut mendarat dikepala nya. Meira menadahkan pandangan, ditemui sepasang bola mata dengan binar bahagia serta senyum manis yang merekah. Meira kembali menundukkan kepalanya.

Suaminya kini membacakan doa disana, masih dengan posisi posisi tangannya yang mengelus lembut pucuk kepala Meira. Setelah doa usai, dicium keningnya lembut namun singkat.

Tanpa sadar meira kembali meneteskan air mata. Kembali lagi hanya meira yang tau apa arti air mata itu baginya..

Setelah proses akad, mereka mulai proses foto untuk mengabadikan tiap moment yang sekali seumur hidup ini.

"Kamu hebat mengemas luka lewat senyum yah. Aku aja yang liat kamu jalan ke arahku tadi sempat berfikir kalau kamu benar benar bahagia hari ini. Saking tulus nya senyum yang kamu tampakan" kata pemuda yang sudah menjadi suaminya itu

"Jangan bicara dengan ku" ketus Meira.

~~~~

*hey assalamualaikum pembaca. Terimakasih karena memilih "IMAM dari Masa Lalu" untuk menemani kalian. Maaf karena baru memunculkan Part 1 padahal sudah lama Judul dan perkenalannya terpublish! Tetap jadi teman imam dari masa lalu yah guyss.

Selamat membaca 😘

IMAM dari Masa LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang