14🍃

42 6 0
                                    

"Santailah bang, aku bersyukur kau meluapkan emosimu hari itu. Dengan begitu sedikit beban di dadaku terangkat. Meski tidak adil dan tdk seimbang dgn perilaku ku telah menyakiti Meira, setidaknya kau membalas sdikit sakit hati meira bang." kata reyhan.

"Tapi aku tdk prnah mmbahas hal itu pada meira, bahkan sampai hari ini rey." muaz

"Biarlah bang. Aku pun tdk ingin membahasnya. Aku ingin dia sembuh dari lukanya akibatku. Mengungkitnya hanya akan menggoreskan luka baru diatas luka yang mulai mengering" kata reyhan pasrah.

"Terimakasih karena org sepertimu memilih adikku rey" muaz

"Aku yg brterimakasih karena mmberiku kesempatan menikahi adikmu bang. Juga aku berterimakasih karena Allah benar mengabulkan niat awalku memperistri Meira. Jauh sebelum kejadian itu terjadi" Reyhan.

"Pelan pelan kamu ttp harus bahas ini sama meira rey. Bukannya apa, jika fikirannya tetap terpaku pada kamu dengan kesalahanmu, akan sangat sulit memaafkanmu. Kau kini suaminya, jangan biarkan adikku menabung dosa terlalu lama karena durhaka pada suaminya rey" kata muaz

"Meira tdk durhaka bang. Aku ikhlas, ridho lillahi ta'ala meira sperti ini. Namun aku hanya berharap segera berakhir. Aku mendambakan keluarga kecil yang samawa bersamanya bang" kata reyhan tulus.

"Ahh kamu rey, manis juga hahah" kata muaz mncairkan suasana haru itu.

"Bang, aku suami adikmu. Jangan menatapku seperti itu aku merinding" kata reyhan ngeri dengan kalimat kaka iparnya 😄

"Rey, kalau lelah dengan mei kamu bisa ke kamarku. Aku akan menghiburmu" muaz😄

"Baaaanggg. Kau gila terlalu lama menjomblo yahh. Nanti ta' carikan pasangan yah bang. Biar bisa merasakan dag dig dug nya ijab qobul" teriak reyhan sambil berlari menjauh dari muaz😁.

……

Sesampainya di kamar hotel, dia mendapati istrinya sedang berdoa selesai shalat. Menangis ditengah doa yanh dipanjatkan.

Terisak, sampai tdk sadar ada salam yang terucap dan belum dibalas.

Setelah selesai berdoa, meira benar benar menangis. Menumpahkan semua sakit hati yang tak bisa ia bagi pada siapapun.

Reyhan merasa bersalah saat melihat meira menangis seperti itu. Dia selalu merasa bahwa itu salahnya. Andai saja dulu reyhan tidak berbelok dari ajaran agamanya sampai memacari anak orang. Pasti tidak akan ada luka seperti ini.

Andai dulu langsung di lamar aja. Gak usah ada kata pacar segala. Andai...
Ahh sekarang kata andai terlalu banyak untuk di ungkap reyhan. Toh pun, kata andai itu apa gunanya skarang?

"Dekk" panggil reyhan pelan
"Astagfirullah. Sejak kapan kamu disini??" kata meira kaget dan langsung membentak.
"Assalamualaikum. Abang masuknya dari tadi saat adek masih berdoa. Abang ketuk pintu kok. Juga beri salam. Tapi adek terlalu fokus sampai tidak sadar." jelas reyhan dengan lembut.
"Waalaikumsalam" ketus meira singkat.

Reyhan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan meira layaknya suami istri. Namun meira menepis tangan reyhan dan berkata "bukan muhrim"

"Saya terima nikah dan kawinnya, Puspita Meira Ramadhani Putri Ahmadi dengan mahar tersebut tunai KARENA ALLAH" kata reyhan mengulangi kalimat ijab yang pagi tadi ia ucap dengan lantang. Dengan sengaja menekankan kata KARENA ALLAH agar istrinya sedikit terketuk.
Agar meira bisa sadar bahwa dia sekarang muhrimnya reyhan.

Karena reyhan tau, istrinya sangat takut kepada Allah, istrinya adalah perempuan solehah. Dia memulai hijrahnya setelah ditinggalkan oleh Reyhan.

*Flashback On"

IMAM dari Masa LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang