8 bulan berlalu sejak masa koas Reyhan selesai. Yang artinya dia juga sudah menjalani serangkaian tes dan yudisium dengan gelar dokter.
Dia kini telah bekerja di salah satu rumah sakit di kotanya. Dia masih berstatus Residen karena masih dalam tahap pendidikan untuk mengambil spesialis.
Dirumah sakit itu dia mempunyai sahabat bernama Muaz. Mereka bertemu sejak awal sama sama ditempatkan dirumah sakit yang sama. Di ruangan yang sama dengan status sama sama sebagai residen.
Reyhan mengambil spesialis penyakit dalam. Sedang Muaz mengambil spesialis bedah.
Mereka sangat akrab satu sama lain, sering jalan bersama, makan bersama, dan berangkat ke kajian bersama.
Jangan berfikir macam macam karena mereka mnghabiskan waktu bersama yah hahah.
Karena dalam proses hijrah nya reyhan dia tidak lagi menghabiskan waktu bersama orang yang bukan mahramnya. Mulai belajar menundukkan pandangannya. Dan hal hal lainnya sesuai dengan tuntutan agamanya.
Dia beruntung bertemu Muaz. Muaz yang memang merupakan pemuda soleh dari sananya karena didikan orang tuannya.
Reyhan banyak bertanya pada muaz perihal pengaplikasian ajaran agama dalam kehidupan sehari hari. Muaz yang melihat reyhan antusias dalam berubah sangat mendukung sahabatnya itu. Diluar dari keluarga reyhan yang selalu menuntunnya di rumah kini ia punya sahabat yang menuntunnya diluar rumah.
Muaz sering mengajak reyhan ikut kajian bersamanya, agar ilmu diterima muaz sama dengan ilmu yang diterima reyhan.
Bisa dibilang muaz termasuk berjasa dalam proses berhijrah reyhan.
*flashback Off*
"Kenapa gak sama Reyhan sih dek?" tanya muaz pada adiknya
"Abang gak mau bantuin adek?" kata meira mulai cemberut.
"Gak gitu tapi kan..." belum sempat melanjutkan kalimatnya, meira sudah memotong perkataan muaz.
"Yaudah meira jalan sendiri aja kalau abang gak mau anterin" kata meira sembari mulai berjalan pelan.Tiba tiba dia menginjak gaunnya sendiri tnpa sadar dan oleng akibat kehilangan keseimbangan. Untung saja dengan sigap reyhan menahan tubuh meira sebelum sempat terjatuh.
Meira spontan merangkulkan tangannya di leher reyhan saat reyhan menahan tubuhnya. Beberapa detik dalam posisi seperti itu, reyhan kemudian membenarkan posisi meira agar berdiri tegak.
Gaun meira memang panjang menutupi kaki walaupun sudah menggunakan high heels namun tetap saja gaun itu panjang hingga menyapu lantai.
Gaun itu juga berat karena aksen aksen permata yang menghiasi gaun tersebut.
Tubuh meira yang mungil rasanya tidak bisa membawa gaun itu sendirian tanpa pegangan.
"Adek sih bandel. Untung suami adek sigap kan" kata muaz mengejek.
"Ihhh abang. Itu smua gara gara abang gak mau bantuin meira" kata meira melepas tangannya dari reyhan.Muaz menatap reyhan, berbicara lewat mata yang seakan bertanya apa ia boleh mengantar adiknya ini kembali kekamar? Karena mungkin faktor anak bungsu meira terkesan manja dan keras kepala. Jika tidak dituruti dia benar akan melakukannya lagi sendiri dan takutnya kejadian sperti tadi terulang lagi.
Reyhan tidak bisa selalu sigap menahan meira tiap kali akan terjatuh, karena berdiri disamping reyhan sja meira ogah.
Reyhan yang seakan mengerti tatapan sahabat sekaligus kaka iparnya kini mengangguk tanda setuju.
"Yaudah sini abang pegangin sampai kamar. Jangan sampai jatuh kayak tadi" muaz
"Makasih abang. Abang memang the best" kata meira sambil melingkarkan tangannya di lengan abangnya.Mereka bertiga berjalan menuju kamar pengantin, dengan meira yang berpegang pada abangnya dan reyhan dibelakang memegangi gaun meira tanpa sepengtahuannya.
Karena jika tau akan ngamuk lagi. Hahaah
~~~
Meira suka banget ngamuk yakk hahhaa.
Lanjut ke slide slnjutnya yuk🤗. Tapi tunggu up hehehe.
Stay with IDML yah teman teman.
Happy reading 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM dari Masa LALU
RomanceTakdir seakan mempermainkan hidup seorang gadis muda. seseorang yang tidak ingin ditemuinya lagi. seseorang yang kini ia benci. seseorang dari masa lalu yg pernah menghancurkan hati dan perasaannya. kini menjadi seseorang yg akan berjanji hidup suka...