LAMARAN

839 63 0
                                    

Apabila sesuatu yang kamu senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi
(Ali bin Abi Thalib)

Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk Salma, entah mengapa walaupun ia tidak mengenal Faiz tapi ia senang ketika pria itu akan melamarnya. Ia ingat dua tahun lalu, ia pernah ikut lomba MTQ dan yang menjadi jurinya yaitu Faiz masih teringat jelas dibentaknya wajah dan suara pria itu saat memberikan komentar. Ah sudahlah tidak baik jika dipikirkan terus-menerus apalagi Faiz belum sah menjadi suaminya

Di ruang tamu orang-orang sedang sibuk mempersiapkan kedatangan keluarga Abi Abu termasuk Salwa. Salwa sangat bersemangat mempersiapkan acara untuk lamaran kakaknya itu. Ia sudah mengikhlaskan Gus Faiz untuk kakaknya. Lagi pula sebentar lagi Gus Faiz akan menjadi kakak iparnya jadi tidak baik jika Salwa masih menyimpan rasa padanya.

"Bunda, ko keluarga Abi Abu belum datang sih? Kan sudah jam 10" pasalnya kemarin malam Gus Faiz menelepon ayah bahwa keluarganya akan datang jam 9 pagi tapi sekarang sudah satu jam dari waktu yang ditentukan, keluarga Gus Faiz belum datang juga, kan Salwa kesal jadinya

"Tadi pagi mereka sudah mengabari ayah, bahwa mereka akan datang jam 11 karena Faris ada operasi mendadak, sedangkan Abu Abi ingin semua keluarganya ikut, apalagi Faris kan kakak tertua"jelas Ayah Imran memberi pemahaman pada Salwa

"Oh, yasudah Salwa mau membuat kue dulu untuk Abi dan Umi. Ayah tau Abi dan Umi sangat suka dengan kue buatan Salwa, jafi hati ini Salwa ingin membuatkan kue untuk mereka."

"Anak ayah memang, pintar. Sudah sana nanti gak keburu lagi"

"Siyap, komandan"ucap Salwa sambil tertekeh begitupun dengan Ayah Imran. Beliau sangat bersyukur memiliki anak seperti Salwa. Ia tak bodoh bahwa anaknya itu menyimpan rasa pada Faiz. Setiap pulang ke rumah ia selalu bercerita mengenai Faiz. Walaupun tak terang-terangan Salwa berucap menyukai Faiz, tapi ia tau bahwa anaknya itu tertarik pada Faiz. Tapi dengan lapang dada ia menerima bahwa pujaannya itu menyukai kakaknya bahkan akan manikah dengan kakaknya Salma.

"Ya Allah baju Salwa kotor deh, harus mandi lagi donk. Eh gpp deh demi Umi sama Abi heheh"

Salwa asik dengan kuenya tanpa menyadari bahwa keluarga Faiz telah tiba di rumahnya beberapa menit lalu

Ting..

"Yee, Alhamdulillah kuenya jadi tinggal dihias, oke mari kita hias"

Salwa pun asik menghias kuenya. Setelah selesai Salwa langsung menyimpannya di kulkas dan bergegas ke kamarnya untuk mandi

Sedangkan di ruang tamu, seluruh keluarga telah berbincang mengenai pernikahan Salma

" Oh iya daritadi, ko gak liat Salwa?" Tanya Umi Zainab heran. Ia dan keluarganya telah yiba sekitar 20 menit lalu tapi tak sedikitpun melihat Salwa. Biasanya Salwa akan langsung menghambur kepelukannya.

"Oh, Salwa tadi sedang membuat kue, katanya Abi dan Umi sangat suka kue buatannya"

"Oh benarkah, memang Salwa itu sangat pintar dalam memasak. Salwa sering bantu-bantu di dapur untuk memasak. Masaknnya itu memang yang terbaik. Dan kalian harus tau bahwa tak sedikit yang mengajukan lamaran untuk putri kalian itu. Walupun, Salwa sedikit tak bisa diam, tapi ia anak yang cerdas dan menggemaskan"

"Heh, Umi tidak bercerita bahwa gadis itu banyak yang melamar, kalo begini harus cepat-cepat"ucap seseorang dalam hati

"Oh, benarkah. Anak itu tak permah cerita mengenai lamaran apapun saat pulang ke rumah. Ia hanya bercerita tentang kegiatannya saja selama di pondok"

"Memang anak itu terlalu cuek, saat saya mngatakan tentang lamaran yang masuk untuknya, Salwa hanya bilang Salwa masih kecil umi jadi biarkan saja. Memang anak itu sangatlah unik"

Salma & Salwa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang