Hari ini untuk pertama kalinya Salwa datang ke Kampus sebagai Mahasiswa baru. Di sini tidak ada ospek hanya ada pengenalan lingkungan saja. Dan Salwa sangat menikmati itu.
Karena pembawaannya yang ramah dan humble membuatnya tidak sulit untuk mendapatkan teman baru. Tapi yang membuat Salwa bahagia adalah ternyata sahabatnya Mila juga kuliah di tempat yang sama dengannya. Sungguh Salwa sangat bersyukur akan hal itu.
Saat ini mereka Salwa dan Mila beserta teman barunya Khodijah dan Nurul sedang makan bersama di salah satu kantin yang ada di kampus mereka. Saat ini mereka di izinkan untuk istirahat makan 20 menit. Karena waktunya yang tidak banyak jadi mereka hanya bisa makan beberapa camilan untuk mengganjal perutnya.
Senior disini bener-benar baik, mereka sangat ramah beda dengan yang Salwa tahu. Salwa kira para senior itu galak-galak dan suka menindas, tapi di sini Salwa seperti melihat gambaran yang berbeda, apa belum ya. Ah husnu'udzon sajalah.
"Wa, dulu kamu pesantren ya?" Tanya Nurul teman barunya
"Iya, dari lulus sekolah dasar malahan"
"Betah banget kamu di sana?"tanya Khodijah menimpali
"Mila juga sama ko kaya aku dari lulus sekolah dasar pesantrennya , makanya kita akrab"
"Oh, pantesan"
"Hooh"
"Kalo kalian dulu sekolahnya dimana?"
"Mungkin sama kaya kalian kita dulu satu sekolah cuma dari madrasah aliyah aja sih, kita dari MA Nurul Iman"
"Oh, daerah mana? Maklum anak pedalaman jadi gak tau"ucap Salwa terkekeh
"Jakarta juga"
"Oh aku kira luar Jakarta"
Nurul hanya terkekeh "Bukan"
"Eh itu kakaknya udah pada bunyiin sirine , buruan takut kena marah kalo telat" ucap Khodijah
"Ayoo" ucap kami serempak
Pengenalan lingkungan kampus pun berjalan dengan baik dan kami selesai pukul 3 sore, dan setelah itu baru kami dipersilakan untuk pulang
Salwa benar-benar lelah hari ini, walaupun hanya pengenalan lingkungan tapi terasa begitu lama karena area kampus yang cukup luas.
Saat menunggu bus datang, Salwa melihat ada mobil yang berhenti tepat didepannya. Salwa tentu saja bingung pasalnya di halte ini tak ada orang lain selain dirinya. Ah mungkin sedang menunggu orang lain. Tapi saat kaca mobil itu diturunkan Salwa bisa melihat pengemudi mobil bmw itu.
"Bukannya itu senior yang memimpin acara pengenalan lingkungan tadi ya?" Batin Salwa
"Kamu salwa kan?" Tanya pria tersebut
"Ah, benar kak. Saya Salwa. Kakak sedang menunggu teman ya?" Beginilah Salwa karena orangnya yang terbilang ramah dan senang berbasa-basi
Pria tersebut malah terkekeh. Aneh sekali sih. Salwa kan bertanya bukan melucu
"Iya saya lagi nunggu teman"
"Oh, kenapa tidak di dalam kampus saja kak?"
"Kan yang saya tunggu ada disini, masa nunggunya di dalem?"
"Oh, eh yang ada disini kan Salwa doank. Kakak nunggu Salwa?" Tanya Salwa dengan raut kebingungan
Angga benar-benar tidak bisa menahan tawanya lagi melihat raut wajah gadis itu yang sangat menggemaskan. Ya pria tersebut adalah Dwiangga Aditya Triatmadjha. Ketua BEM di kampusnya
"Kakak kenapa sih Salwa tidak melucu loh, hanya bertanya?"
"Ekspresi kamu lucu, jadinya saya ketawa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salma & Salwa (Tamat)
General Fiction° Salma Urvilla ° Salwa Banafsaj Salma dan Salwa adalah saudara kembar. Tapi mereka begitu bertolak belakang ada sang kakak Salma dengan sifat lembut, tegas dan dewasanya sedangkan si adik Salwa adalah pribadi yang periang, ceroboh, dan mudah bergau...