AKAD

906 58 0
                                    

Benar, mencintai makhluk itu sangat berpeluang mengalami kehilangan. Kebersamaan bersama makhluk juga berpeluang mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak.
(Habiburrahman El Shirazy)

Hari yang ditunggu akhirnya datang. Dari semalaman Salma tak bisa tidur, hatinya merasa tak tenang memikirkan hari ini. Setelah tahajud Salma langsung membaca Al Qur'an hingga menjelang subuh untuk menenangkan diri, ia tak bohong bahwa setelah itu ia merasa lebih tenang.

"Ya Allah kakak cantik banget! Aku yakin deh pasti Gus Faiz langsung pangling liat kakak nanti" Saat ini mereka sedang berada dikamar pengantin Salma. Yaps acaranya akan diadakan di kediaman orang taunya. Jadi selama dua hari ke depan Salma dan suaminya akan tinggal di sini sebelum mereka pindah ke rumahnya Gus Faiz yang di Jakarta. Karena Faiz yang bekerja jadi salah satu dosen di Jakarta jadi Faiz tidak bisa mengambil cuti lama.

"Alhamdulillah, Wa. Kamu juga cantik ko" ucap Salma tulus. Ia tak mau berpikiran negatif mengenai adiknya apalagi setelah ia mendengar percakapan kemarin. Salma tak ingin dibutakan dengan amarah walau masih ada sedikit rasa tak rela.

"Alhamdulillah, eh tadi rombongan Gus Faiz udah dateng loh kak. Ya Allah Gus Faiz ganteng banget kak, cocok deh sama kakak yang cantik eheh" ucap Salwa tulus. Ia sudah benar-benar mengikhlaskan Gus Faiz untuk kakaknya ini apalagi sebentar lagi beliau jadi kakak iparnya. Dan yang Salwa tak sangka sepertinya perasaannya untuk Gus Faiz pun sudah tak ada karena ia tak merasa sedih sama sekali bahkan rasa bahagia yang ada karena beliau akan menikah dengan Salma. Ah tapi tak tau lah.

"Oh"ujar Salma singkat. Salma tak suka mendengar adiknya memuji calon suamianya, mungkin jika Salma tak tau faktanya mungkin ia akan senang tapi setelah mengetahui fakta itu rasanya sulit untuk tak cemburu. Ah ya cemburu, sepertinya ia sudah mulai mencintai calon suaminya itu, tentu saja bukannya memang itu harus?

Flashback on.

Semua orang sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya bersama Faiz. Saat itu Salma melihat Adiknya-Salwa sedang berbincang dengan sahabatya saat di pondok yang memang sengaja diundang oleh Salwa dengan persetujuan orang tuanya. Namanya Mila kalo tidak salah, ia mengenalnya karena Salwa selalu bercerita tentang gadis itu dan Salwa pun  pernah menunjukkan foto sahabatnya itu

"Wa, ko semangat banget sih nyiapin pernikahannya? Kamu gak sedih emang? Bukannya kamu suka banget ya sama Gus Faiz?" Tanya Mila yang aneh dengan Salwa, bukannya sedih gadis itu malah tersenyum manis beda lagi dengan gadis yang tak sengaja mendengar percakapan dua orang itu yang tak lain ialah Salma. Salma bersembunyi di balik tembok karena penasaran dengan pembicaraan mereka yang membuatny benar-benar kaget

"Kamu bener aku emang suka banget sama Gus Faiz-" Deg..Salma sudah tidak kuat mendengar kemana arah pembicaraan itu. Salma cemburu? Pasti..Faiz sebentar lagi akan menjadi suaminya dan ternyata adiknya mencintai Faiz juga. Benar-benar keterlaluan.

Salma benar-benar tak menyangka adiknya berbuat seperti itu, apa dia akan merebut Faiz darinya, tidak akan Salma biarkan.

Sebelum perkataan Salwa selesai Salma langsung pergi dari sana dengan perasaan campur aduk antara marah, cemburu dan kaget tentunya. Karena Salwa yang membuatnya menikah dengan Faiz, ia yang menjadi mak comblang yang menyebabkan kami akan menikah seperti sekarang, tapi ternyata ia mencintai Faiz. Sungguh Salma tidak menyangka.

Salma termenung didepan meja riasnya. Ia tak percaya hal ini akan terjadi. Mengapa harus sekarang..ahh rasanya Salma ingin melarikan diri tapi tak mampu. Jalan satu-satunya hanya menerima dan pura-pura tak tahu.

Flashback off.

"Kak! Kakak kenapa sih ko ngelamun. Bentar lagi Kak Faiz ngucap ijab qobul loh, kak. Ihh ko jadi Salwa yang deg-degan ya, padahal kakak yang mau nikah" ada rasa tak suka dalam diri Salma ketika mendengar hal itu. Ia seperti bukan dirinya ketika berhubungan dengan Faiz

Salma & Salwa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang