Persidangan berjalan dengan lancar. Terlihat raut kecewa dari kedua keluarga. Mereka pasrah dengan keputusan yang telah dibuat anak-anak mereka. Mungkin ini jalan terbaik untuk mereka. Faiz terlihat lesu sedangkan Salma, air matanya tak henti mengalir. Ia kacau. Tentu saja. Tapi sekarang mereka telah resmi berpisah.
Salwa tak bisa ikut karena menjaga anak-anaknya. Faris melarang Salwa ikut, padahal ia sangat ingin berada di samping kakaknya itu. Ia tak menyangka pernikahan kakaknya akan berakhir seperti ini. Bukannya Faiz sangat mencintai kakaknya, Salma. Tapi kenapa ia tega menceraikan kakaknya yang terlihat begitu mencintainya. Saat itu Faiz langsung mengabari keluarganya dan juga keluarga kami, jika mereka akan bercerai. Tentu semua keluarga sangat syok. Kelurga sudah mencoba untuk menasehati tapi saat Faiz bilang dia telah menalak tiga Salma, semua keluarga pasrah.
Hari ini Salma kembali ke rumah orang tuanya.
Setibanya di rumah orang tuanya di Bandung
"Sayang, coba jelasin kenapa kamu sama Faiz bisa sampai kaya sekarang? Bukannya selama ini kalian terlihat baik-baik, Saja. Dan kenapa sampai Faiz menalak tiga kamu?"
"Bunda, biarin kak Salma istirahat dulu ya, Bun"pinta Salwa. Salwa bisa melihat raut tertekan kakaknya. Ia juga bisa merasakan rasa sakit yang kakaknya rasakan.
Akhirnya setelah perdebatan alot bersama bundanya Salwa membawa Salma menuju kamarnya untuk beristirahat
"Udah, sekarang Kakak istirahat ya. Gak usah mikirin apa-apa dulu!"
"Hmm. Makasih, Wa"
"Iya"
Salwa beranjak dari kamar kakaknya menuju ruang kelurga
"Gimana, Wa? Kakak kamu gapapa kan?"
"Gapapa bunda. Cuma keliatan sedikit tertekan aja kayanya"
Ainun menghembuskan nafas lelah "Bunda gak tega liat kakak kamu kaya gitu. Bunda merasa gagal jadi ibu, Wa" ujar Ainun lemah
"Bunda, dengerin Salwa. Bunda udah ngelakuin yang terbaik untuk Kami. Kalo Bunda sedih begini, malahan nanti Kak Salma tambah sedih. Salwa gak mau ya bunda jadi kepikiran terus sakit."
"Tapi, Wa. Ini pasti salah bunda karena kurang membimbing Salma"
"Bunda. Bunda tuh bunda terbaik buat Kak Salma dan Salwa. Gak usah nyalahin bunda kaya gitu. Ini hanya sebagain takdir Allah untuk Kak Salma. Mungkin Kak Faiz bukan jodoh terbaik untuk kak Salma."
Ainun menunduk lesu "Hmm. Yaudah bunda ke kamar dulu, Wa"
"Iya, Bun. Istirahat aja ya"
"Hmm" Imran memboyong istrinya menuju kamarnya. Ia juga tampak sedih walaupun hanya diam saja dari tadi, tapi Salwa bisa merasakan kesedihan yang orang tuanya rasakan.
Salwa menatap kepergian orang tuanya dengan gamang. Salwa juga sedih tentu saja.
Faris menghampiri Salwa yang sedang melamun di ruang keluarga
"Sayang!"
"Eh iya mas. Anak-anak kemana?"
"Anak-anak tidur. Kayanya kecapean" Salwa mengangguk mengerti
"Mas!"
"Hmm"
"Mas gak bakal ninggalin Salwa kan?"
"Kenapa ngomong gitu?"
"Salwa takut aja kalo mas ninggalin Salwa."
"Mas gak akan ninggalin Kamu kalo bukan Allah sendiri yang minta. Kalo Mas dipanggil lebih dulu pasti mas bakal ninggalin kamu dan kamu harus ikhlasin mas ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salma & Salwa (Tamat)
Ficção Geral° Salma Urvilla ° Salwa Banafsaj Salma dan Salwa adalah saudara kembar. Tapi mereka begitu bertolak belakang ada sang kakak Salma dengan sifat lembut, tegas dan dewasanya sedangkan si adik Salwa adalah pribadi yang periang, ceroboh, dan mudah bergau...