kerlip delusi.

✧ cakrawala lembayung dan abang

❝ candra itu eksistensi yang tak ada duanya dan hanya milikku seorang, paham? ❞

❝ jangan kebanyakan suka sama aku ya, jea. kalau rasa sukamu habis, nanti aku bagaimana? ❞

❝ memangnya kenapa? aku panggil kamu kemala pokoknya. ❞

   semarak sang baskara dengan nekat menyentuh elok kulit seorang putri kerajaan. bahaya, pangerannya cemburu.

jeno melepaskan topi putihnya lalu mewalakkannya di atas kepala gadis ayu yang melangkahkan kaki seiras dengannya.

bukan apa, jeno hanya mencoba menolak balatentara milik semesta yang berusaha merangkum pujaan hatinya.

atensi jea teralihkan karena polah yang dibuat sang candra yang seharusnya tertidur. "kenapa?"

jeno merunduk, memandang jea yang sudah aman bernaung di bawah topinya. "seperti biasa, cemburu."

helaan napas terdengar, dirgantara bahkan sampai bosan mendengar pengakuan jeno yang talu.

"sekarang giliran siapa yang kamu cemburukan?" tanya jea muak.

"giliran? aku kan baru menyebutkannya sekali."

tawa yang terdengar tersendat-sendat itu ternyata berasal dari jea. "justru kemarin kamu cemburu dengan nyamuk yang hampir gigit aku."

tawa merdu jeno terdengar sangat indah ditelinga si hawa.

pepaknya cakrawala dengan rona lembayung, abang dan asfar sempat tersipu kala menjadi saksi obrolan kecil dua belia itu.

15 april 2020, 나나

————

astaga, jujur aja aku malu bgt publish cerita ini asdfghjkl. huhu maafkan proses belajarku yang tidak mulus ini ya :")

dan semoga cerita ini nggak akan menjadi salah satu work gagalku ;)