✧ kemungkinan candu pilu yang rancu

73 19 30
                                    

   hujan merintik, langit menggelap kemungkinan terasa pelik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   hujan merintik, langit menggelap kemungkinan terasa pelik. aroma petrikor tercium jelas mengukir lengkungan indah.

"mau cerita apa?" tanya jaemin.

sehari setelahnya, jea menelepon jaemin. kemala itu kini layaknya permata tanpa kilaunya. senyuman yang lazim jaemin rindukan kini pula hilang.

"jaem, salah tidak kalau aku benci jeno?" seruntun frasa demi frasa yang diucapkannya berhasil menggetarkan sukma sang pranadipta.

sebuah jawaban terlontarkan dari labium jaemin. "kamu berhak buat marah, tapi entah untuk benci."

jea mendongak, menatap jaemin lekat. "tapi jeno pernah bilang, benci itu tumbuh dari amarah."

"benci itu manusiawi. aku juga enggak melarang kamu untuk membenci, tapi yang aku gak mau itu kamu tersulut emosi hingga salah jalan."

kirana sang candra menyuar elok. bahkan, jea sampai lupa dengan asma bernama candra asena. jea tidak menjawab apa-apa, sampai jaemin melanjutkan kata-katanya.

"mungkin kata kecewa lebih pas dari pada benci." kata jaemin.

setelah lama netranya menatap gadis beku di sebelahnya, atensinya kembali sibuk menikmati gemersik kidung milik sang hujan malam.

perlahan jea mengangguk kaku, lalu bertanya. "kamu gak mau pulang, kah? sudah malam."

"untuk apa? rumahku disini,"

"hah?"

"kamu, rumahku."

getaran atma menyusuri selira kemala. jawaban macam apa itu? semesta bahkan tuli mendengarnya, karena tahu jawaban itu hanya teruntuk kemala. lagi-lagi menyebalkan.

memilih menghiraukan, jea melanjutkan. "aku minta maaf, ya. kelihatan ngerepotin banget sampai nelepon kamu ke sini. padahal hanya bahas perihal hati."

jaemin menggeleng. "masalah hati jangan dianggap 'hanya'. apalagi ini hati kamu, bukan untuk main-main,"

"jeno juga main-main. menurut dia aku gak kenapa-kenapa setelah dia bilang mau pergi?"

"bukan gitu, kemala—"

"apa jeno pikir pergi sesederhana itu?

apa memang pergi yang terlalu sederhana?

atau aku yang terlalu takut sendirian?

astaga, takdir sungguh suka bermain-main, ya."

tidak ada respon dari jaemin sampai belia itu menoleh pada kemala. "kenapa kamu bilang sendirian? lalu aku apa?"

"jaemin—"

"sekarang aku yang tanya. apa selama ada aku, kamu masih merasa sendiri? kalau begitu,

apa selama ini aku yang gagal jadi seorang teman?"

memang kadang, kemungkinan selalu datang secara talu dan tak menentu. lalu semesta, bagaimana caranya berhenti ketika sudah terhanyut candu dalam pilu yang rancu?

 lalu semesta, bagaimana caranya berhenti ketika sudah terhanyut candu dalam pilu yang rancu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tim jaemin-jea bersorak ♪ ♬ ヾ('︶'♡)ノ
maaf ya, sudah pendek terus gak sebagus itu ╥_╥

kerlip delusi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang