awang-awang malam ini gelap gulita sekali, sama seperti hatinya. tidak ada lintang yang mengisi bumantara. yang ada hanya hujan berjatuhan dari angkasa.
bisa-bisanya mereka menjatuhkan diri tanpa dosa, tapi nggak pa-pa, karena setelah itu mereka baik-baik saja— tampaknya. tidak tau isi hatinya, memang sungguh tak apa atau malah terluka.
hujan menyentuh tanah, syukur batala masih menerima kehadirannya dengan senang hati. walau setelah itu entah ke mana, susah dicari.
menatap sang candra— dalam khayal yang nyatanya tidak ada. rembulan memang benar-benar refleksinya, itu jea yang berkata, masih terngiang di kepala.
jeno setuju, dengan bukti candra selalu ada ketika dia ada, tapi meniru hilang saat dia hilang. bagaimana? taruna asena ini kesepian.
"jeno, makan dulu!"
mendengus pasrah, apa candra sekarang sedang tidak baik-baik saja?
yang terdengar hanya dentingan sendok dan garpu yang menggema sampai ke sudut ruangan.
di sini ada tiga insan, tapi jeno tetap kesepian. bukan, bukan, lebih tepatnya hati dan pikirannya sedang dalam perang dingin yang hebat.
"jeno, kuliahmu— jadi di mana?"
jeno merutuki dirinya sendiri. dia mau tidak lulus saja, tapi mana mungkin? otaknya kelewat cerdas.
sesendok nasi yang baru saja mau jeno suapkan ke mulutnya ditempatkan dengan elok lagi di atas piring kaca.
"jeno— mau pikir lagi, deh, yah."
kening ayah jeno terlihat jelas berkerut. wajar, pasalnya dari zaman smp, hampir tiga tahun yang lalu. jeno sempat merengek kepada ayah selama lima hari berturut-turut untuk sekolah di luar setelah sma.
"kenapa? gara-gara ayudisa-mu, ya?" sekarang giliran bunda yang bertanya, entah itu sebuah pertanyaan atau ledekan.
tapi boleh juga, jeno suka.
pikirannya seolah berhenti berpikir, tangannya kaku tak bisa bergerak, semestanya seolah berhenti sejenak.
"ayah sama bunda gak mau egois. ini mimpi kamu, pilihan kamu. yang terbaik ada di kamu. pasti ada jalan, jeno."
ada jalan, ya, katanya ...
— tapi bagaimana kalau jalan buntu?
ak mau sekolah di hogwarts aja
KAMU SEDANG MEMBACA
kerlip delusi.
Fanfiction✨ sekerlip delusi yang semakin samar membuatnya semakin nyata dan hidup. // ft. lee jeno // COMPLETED © skiesilents, 2020