02. Meet You Again?

1.9K 241 53
                                    

Aku dan Somi mengelilingi gedung yang luar biasa luasnya ini. Berbincang-bincang banyak tentang dua tahun belakangan ini kami melakukan apa saja, sesekali aku juga menceritakan kehidupanku di Daegu, Somi ini pendengar cerita terbaik menurutku, dia sama sekali tidak memotong arah pembicaraanku, dan tidak membandingkan ceritaku dengan ceritanya.

Sangat menyenangkan berada di gedung yang selama ini ku impikan. Saat kami menuju eskalator untuk menunju perpustakaan pertama di lantai ke dua, mataku tak sengaja menyorot pria tinggi yang berada di sebrang sana. Rasa tak asing kembali di perasaanku lalu aku menepuk bahu Somi.

"Itu... "

"Jisung." gumam Somi masih terdengar jelas di telingaku, tentu saja telingaku masih berfungsi normal. Nada suara Somi terdengar begitu berat saat mengucapkan nama Jisung. Ada apa sebenarnya?

"Semoga dia gak liat." lalu Somi menarik tanganku membawaku berlari.

Aku terkejut saat tanganku di tarik dengan kasar oleh Somi, dia langsung berlari dan otomatis aku juga ikut berlari, tidak tahu tujuannya mau kemana aku hanya bisa pasrah pasalnya aku tidak bisa melepaskan tangan Somi yang begitu erat memegang tanganku.

"Huhh... Huhh..."

Dia menyebalkan. Aku bisa saja pingsan tadi, bayangkan dia membawaku lari ke lantai tiga.

"Apa-apaansi." kesalku lalu menepis tangannya dengan kasar.

Dia terkekeh kecil. Oh astaga aku tidak suka melihat pemandangan ini, mengusap dadaku dengan sabar aku berusaha tidak menjambak rambut Somi.

"Aku gamau Jisung liat kamu aja,"

"Hehe.."

Memutar bola mataku malas, aku berusaha berfikir kenapa Somi melakukan ini. Kami memang mempunyai hubungan tetapi itu masa lalu, seharusnya aku tidak boleh menghindar, jika dia berfikir yang lainnya bagaimana? Aku sedang tidak ingin berdebat dengan Somi.

Baiklah, aku setujui niatnya kali ini.

"Gapapa kali," elakku.

"Apaan?! Enak aja. Aku tau kamu belum bisa move on dari dia, nih ya, aku pernah baca artikel kalo move on itu gak semudah yang kita pikirkan. Bisa jadi kita lihat wajahnya aja kenangan itu bisa kembali tanpa kita duga."

Aku terhenyak dengan ucapannya, sejak kapan Somi suka membaca artikel yang bersangkutan dengan percintaan. Tetapi ucapannya kali ini masuk akal dan aku tidak bisa mengelak kenyataan. Somi memang wanita terpeka sedunia yang pernah kutemui, beruntung jika seseorang lelaki bisa memiliki Somi.

Tapi aku pikir tidak semudah itu untuk mendapatkan Somi.

"Aku cuman gamau kamu jatuh ke lubang yang sama." lirihnya lalu aku tersenyum memamerkan deretan gigi ku.

Lalu kami tertawa hambar, rasanya kembali canggung seperti saat pertama bertemu. Aku menetralkan diriku, mengingat kembali tujuanku bukan untuk ke sini, melainkan lantai dua!

"Somi! Aku mau ke perpustakaan." lantang ku membuat Somi sedikit terkejut.

"Eh iya, lupa. Yuk!" dia masih bisa terkekeh rupanya.

Dia tidak pernah berubah sama sekali, dan aku tidak pernah menyesal memiliki sahabat sepertinya.

Lalu kami berjalan menuju lantai dua, ternyata banyak sorot mata yang tertuju padaku- ah tidak. Geer sekali. Mungkin saja kepada Somi, apa ada yang aneh pada diriku? Pasalnya aku tidak membiasakan kebiasaan diriku, contohnya sekarang ini aku lebih memilih menggulung rambutku tidak selalu menggeraikan seperti dulu.

Apa mata mereka menyoroti diriku?

Dasar bodoh. Tentu saja tidak.

"Aku ke toilet dulu, key?"

after meet you [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang